Mengenai Saya
Mutiara Tauhid Renungan #106
MUTIARA YANG HILANG
Mutiara Tauhid Renungan #106
MUTIARA YANG HILANG
Tidak ada manusia yang ingin dihujat, semua
manusia inginnya dipuji. Tapi benarkah keinginan seperti itu?
Islam melarang memamerkan amal soleh yang telah
kita lakukan apabila terkandung niat ingin mendapatkan pujian. Sebagai
hukumannya pun jelas, yaitu pahala yang sudah dicatat oleh malaikat Roqib
dihapus.
Wah, kalau pahala dianulir lalu bagaimana bisa
masuk ke surga?
Mungkin itulah sebabnya, saking berbahayanya
Nabi kita yang mulia mengingatkan, “RIYA’ ITU SYIRIK KECIL”
“TAKUTLAH KALIAN PADA PUJIAN, SESUNGGUHNYA
PUJIAN ITU SUATU PENYEMBELIHAN” (
Muhammad Rasulullah SAW )
Gambar: www.pixabay.com
Mutiara Tauhid Renungan #105
BISA ULAR
Mutiara Tauhid Renungan #105
BISA ULAR
Siapakah manusia yang tidak butuh harta?
Tidak ada!
Benarkah manfaat harta sebegitu besarnya sehingga demi
yang satu ini kadang-kadang orang tega saling
bunuh-bunuhan?
Sebenarnya harta itu bagaikan bisa ular, dapat bermanfaat
tapi sekaligus dapat juga mematikan.
“KEBINASAAN UMATKU ADA DI DALAM DUA HAL,
YAITU MENINGGALKAN ILMU DAN MENGUMPULKAN HARTA,” demikian pernah disampaikan oleh Nabi
kita yang mulia 14 abad silam.
Gambar:www.pixabay.com
Mutiara Tauhid Renungan #104
HASRAT INGIN DIMULIAKAN
Mutiara Tauhid Renungan #104
HASRAT INGIN DIMULIAKAN
Semua manusia punya hasrat ingin dimuliakan, dan juga ingin
diagungkan. Wajarkah?
Sebagai makhluk yang memang mau diuji tentu saja wajar, tapi
bagaimana sebagai makhluk yang lemah?
Inilah jawaban Tuhan :
“KEMULIAAN ITU ADALAH GAUN~KU, DAN KEAGUNGAN ITU ADALAH
JUBAH~KU; BARANGSIAPA YANG MEMAKAI GAUN DAN JUBAH~KU ITU, AKAN KULEMPARKAN IA
KE DALAM API NERAKA!”
Nampaknya kita harus rela mengucapkan selamat tinggal pada
kemuliaan dan selamat tinggal pada keagungan.
Sebagai gantinya kita kedepankan sikap tawadhu, qanaah, dan
waro’
Gambar:www.pixabay.com
Mutiara Tauhid Renungan #103
MENGGESER LETAK KEPUASAN
Mutiara Tauhid Renungan #103
MENGGESER LETAK KEPUASAN
Rasa puas muncul setelah kita melakukan suatu action.
Misalnya saja, kita merasa puas setelah melakukan perbuatan
bergunjing.
Ataupun kita merasa puas setelah melakukan perbuatan
melampiaskan nafsu.
Mengapa tidak kita geser saja letak kepuasan ini?
Kita tidak lagi puas setelah bergunjing, tapi kita puas
setelah menang membungkam mulut yang mau bergunjing….
Begitu juga kita puas bukannya setelah melampiaskan emosi,
tetapi setelah berhasil meminggirkan emosi.
Mestinya bisa kan ya …
JAGOAN ITU BUKAN YANG JAGO MARAH, MONYET JUGA BISA
Gambar:www.pixabay.com
Mutiara Tauhid Renungan #102
KETIKA KEBUTUHAN MENJADI KEWAJIBAN
Mutiara Tauhid Renungan #102
KETIKA KEBUTUHAN MENJADI KEWAJIBAN
Pernahkah makan dirasakan sebagai kewajiban
ketimbang kebutuhan?
Pasti pernah. Ketika sedang sakit, makan pun berubah
rasa jadi kewajiban.
Jiwa manusia butuh ibadah agar memperoleh dunia
bahagia akhirat surga.
Ketika ibadah dirasakan sebagai kewajiban
ketimbang kebutuhan, berhati-hatilah. Pertanda ada yang “sakit” dengan jiwa
ini!
MENYADARI ADANYA KEKELIRUAN ITU PENTING!
Gambar:www.pixabay.com
Mutiara Tauhid Renungan #101
KENIKMATAN ABSOLUT
Mutiara Tauhid Renungan #101
KENIKMATAN ABSOLUT
Apakah yang paling terasa nikmat di dunia?
Apapun itu, tidak ada seujung kukunya rasa kenikmatan di
surga!
Begitu dahsyatnya kenikmatan surga,
sangat layak untuk diperjuangkan mati-matian sampai menutup
mata
Bagaimanakah caranya untuk mendapatkan surga itu?
Ternyata pendapat para bijak berbeda-beda,
surga itu untuk mereka yang selalu berbuat kebaikan,
surga itu untuk mereka yang paling banyak manfaatnya bagi
manusia lain
surga itu untuk mereka yang dekat dengan-Nya,
surga itu untuk mereka yang paling pasrah menjalani ketetapan-Nya,
surga itu untuk mereka yang ………. dan lain-lain masih banyak
lagi.
Benarkah bila kita ingin tahu bagaimana caranya mendapatkan
surga bertanya pada manusia bijak?
Ah …, mereka itu belum pernah ke sana.
Mengapa tak bertanya pada yang punya surga …?
“SURGA DIBERIKAN KEPADA MEREKA YANG TAAT PADA
ALLAH DAN MUHAMMAD RASULULLAH SAW” (
Alqur’an )
Gambar:www.pixabay.com
Mutiara Tauhid Renungan #100
KENIKMATAN SEJATI
Mutiara Tauhid Renungan #100
KENIKMATAN SEJATI
Kenikmatan itu jenisnya tidak satu melainkan dua.
Ada kenikmatan yang “di luar” dan ada kenikmatan yang ”di dalam”
Kalbu yang dibiarkan tidak terawat dan tidak pula terasah, ia
hanya dapat menikmati kenikmatan yang di “luar” saja,
yaitu sebatas kenikmatan makan dan minum.
Lho…koq mirip dengan sapi ya…??
SALAH SATU INDIKATOR KALBU YANG SEDANG SEKARAT ADALAH IA
HANYA BISA MERASAKAN KENIKMATAN SEBATAS PADA KENIKMATAN MAKAN DAN MINUM SAJA
Gambar:www.pixabay.com
Mutiara Tauhid Renungan #99
KEPUASAN SEJATI
Mutiara Tauhid Renungan #99
KEPUASAN SEJATI
Menuruti hawa nafsu mengantarkan pada kepuasan
semu yang selalu berujung pada penyesalan.
Menahan diri dari keinginan hawa nafsu
mengantarkan pada kepuasan sejati yang tak pernah mengenal penyesalan.
Hai jiwa yang tenang ...
Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas
lagi diridhai-Nya.
MENAHAN NAFSU ITU BERAT, TETAPI MENAHAN SIKSAAN
NERAKA JAUUHHH LEBIH BERAT LAGI …
Gambar:www.pixabay.com
Mutiara Tauhid Renungan #98
SEMBILU
Mutiara Tauhid Renungan #98
SEMBILU
Kalbu yang sering digunakan untuk bertafakur tak ubahnya
bagaikan sembilu.
Ia tajam untuk menangkap hikmah.
Kalbu yang lalai digunakan untuk bertafakur tak ubahnya
bagaikan telur busuk.
Ia tajam untuk memfitnah, menghujat, ataupun menabur berita busuk.
BERTAFAKUR SEJENAK LEBIH BAIK DARIPADA IBADAH
SATU TAHUN
Gambar:www.photobucket.com
Mutiara Tauhid Renungan #97
TAK PERNAH KELIRU
Mutiara Tauhid Renungan #97
TAK PERNAH KELIRU
Mungkinkah dalam menentukan hasil atas ikhtiar
manusia Allah melakukan kekeliruan?
Saatnya menyadari …, Sang Maha Kuasa mempunyai kemampuan yang tak terbatas, DIA TAK AKAN MAMPU BERBUAT KEKELIRUAN!
APA YANG DIBERIKAN-NYA PADA KITA SELALU SESUAI
DENGAN YANG KITA BUTUHKAN, BUKANNYA SESUAI DENGAN APA YANG EGO INGINKAN.
Gambar:www.mohlimo.com
Mutiara Tauhid Renungan #96
KEINGINAN
Mutiara Tauhid Renungan #96
KEINGINAN
Di alam dunia ini ada dua keinginan, yaitu
keinginan ego dan keinginan Allah. Sepanjang
kita berada di dalam koridor-Nya, yang terjadi selalu keinginan DIA.
Patutkah meronta bila yang kita mau tak terwujud
jadi kenyataan?
Mengapa harus meronta, bukankah DIA tidak kejam?
Bukankah DIA tak mampu sedetik pun memberhentikan kasih sayang-Nya pada kita?
Bukankah DIA sangat ingin kita ke surga melebihi keinginan diri kita
sendiri?
Sesungguhnyalah, meronta atas ketetapan-Nya
bukanlah perilaku manusia yang berhati dan berakal.
“MAKA NIKMAT TUHAN KAMU MANAKAH YANG KAMU
DUSTAKAN?”
Gambar:www.dreamstime.com
Mutiara Tauhid Renungan #95
KALBU YANG CEMAS
Mutiara Tauhid Renungan #95
KALBU YANG CEMAS
Fakta sudah mengajarkan kita, sesuatu yang tidak
digunakan sesuai dengan tujuan penciptaannya pastilah akhirnya akan rusak.
Bila kalbu rusak, apakah penyebabnya?
Tak diragukan, pastilah dia digunakan bukan untuk
keperluan ibadah.
Rasa cemas muncul karena sebelumnya hati
digunakan untuk menerawang hasil, padahal … perkara hasil sepenuhnya adalah urusan Tuhan.
Dengan begitu menerawang hasil jelaslah bukan termasuk perkara ibadah.
Pantas saja kata ahli hikmah, “KECEMASAN TIDAK PERNAH
LAHIR DARI IBADAH, MELAINKAN LANTARAN DARI MEMIKIRKAN HASIL.”
Gambar:www.dreamstime.com
Mutiara Tauhid Renungan #94
KETIKA KUASA-NYA DIABAIKAN
Mutiara Tauhid Renungan #94
KETIKA KUASA-NYA DIABAIKAN
Bila kita sakit maka kita pun bergegas ke dokter.
Mengapa?
Apakah supaya sembuh …,
ataukah semata-mata melakukan ibadah yang bernama ikhtiar?
Bila kita sadar kesembuhan sepenuhnya ada di tangan Allah bukannya di tangan
dokter, niscaya akan terasa kesembuhan itu hanyalah merupakan dampak saja
sedangkan tujuan utamanya adalah ibadah.
“KETIKA DAMPAK DIJADIKAN TUJUAN, KETIKA ITU KUASA ALLAH
DIABAIKAN,” begitu kata ahli hikmah.
Gambar:www.pixabay.com
Mutiara Tauhid Renungan #93
KETIKA KALBU DITUNGGANGI EGO
Mutiara Tauhid Renungan #93
KETIKA KALBU DITUNGGANGI EGO
Saat bekerja karena dorongan ingin kaya, bukan karena dorongan ibadah ...
Saat memberi karena dorongan kasihan, bukan karena
dorongan kesadaran menunaikan perintah-Nya ….
Saat ke dokter karena dorongan ingin sembuh, bukannya semata-mata lantaran ibadah ...
Hati-hati ..., karena pada saat itu kalbu sedang ditunggangi ego!
INNA SHOLATI, WANUSUKI, WAMAHYAYA, WAMAMATI, LILLAHI
RABBIL ‘ALAMIN ...
Gambar : www.pixabay.com
Mutiara Tauhid Renungan #92
KALBU YANG MATI
Mutiara Tauhid Renungan #92
KALBU YANG MATI
Peredam segala perilaku tercela adalah ingat akan
kematian diri.
Bagaimana bila setelah ingat kematian perbuatan tercela
masih tetap lanjut?
Solusinya hanya
satu, yaitu berdoa.
Bermohonlah kepada-Nya agar DIA mengganti dengan kalbu
yang baru, karena kalbu yang saat ini digunakan kemungkinan besar sudah mati!
Gambar:www.mobypicture.com
Mutiara Tauhid Renungan #91
REM
Mutiara Tauhid Renungan #91
REM
Mutiara Tauhid Renungan #90
DI SANA DIANJURKAN DI SINI TABU
Mutiara Tauhid Renungan #90
DI SANA DIANJURKAN DI SINI TABU
Nabi kita yang mulia, Muhammad Rasulullah SAW, memberikan
petunjuk kepada kita, “Manusia yang paling cerdik ialah yang terbanyak
mengingat kematian, serta yang terbanyak persiapannya untuk menghadapi kematian
itu. Mereka itulah yang benar-benar cerdik, dan mereka akan pergi ke alam baka
dengan membawa kemuliaan dunia serta kemuliaan akhirat”
Kenapa ya kalau di tanah air kita jangankan mengingat-ngingat
kematian, ngomong soal kematian saja oleh sebagian orang Islam justru dianggap
tabu …
“BARANGSIAPA TELAH MERASAKAN INGAT KEMATIAN, MAKA ALLAH AKAN
MENJADIKAN IA SENANG MENCARI PAHALA DAN BENCI TERHADAP DOSA” ( Abu Hamzah Al-Khurasani )
Gambar: www.dreamstime.com
Mutiara Tauhid Renungan #89
MENYADARI SIKAP HIDUP
Mutiara Tauhid Renungan #89
MENYADARI SIKAP HIDUP
Jalan kehidupan tidaklah selalu lurus, tapi berbelok-belok.
Pernahkah kita kebingungan belokan mana yang
harus kita ambil ketika menjumpai persimpangan tiga ataupun persimpangan empat?
Begitulah, tanpa menyadari “BAGAIMANA SEHARUSNYA SIKAP HIDUP” pasti kita sering dibingungkan
ketika menjumpai “persimpangan kehidupan.”
SIKAP HIDUP YANG BENAR ADALAH YANG SELARAS
DENGAN KEHENDAK~NYA
Gambar : www.pixabay.com
Mutiara Tauhid Renungan #88
GALAU
Mutiara Tauhid Renungan #88
GALAU
Langganan:
Postingan (Atom)
Video Of Day
Total Tayangan Halaman
Entri Populer
-
Kelompok yang mengatas namakan Islam terdiri dari 2 kategori, yaitu Islam orisinal dan Islam palsu. Membedakannya mudah saja. Kalo I...
-
Mengenal jati diri itu sangatlah penting. Semakin mengenal siapakah aku yang sebenarnya, semakin terang mengapa aku ada di dunia dan sema...
-
Dari 208 negara, Indonesia berada di urutan ke140! Inilah hasil survey pada tahun 2010 yang lalu tentang “Negara manakah yang pali...
-
Allah Yang Maha Suci tidak akan mengingkari janji-janjiNya. Salah satu janjiNya : DIA akan menempatkan di surga orang-orang yang taat ...
-
Sesaat lepas shalat maghrib, aku termenung seandainya saat kematianku datang sekarang, apa yang aku sesalkan dengan perbuatan at...
Diberdayakan oleh Blogger.