Kelompok yang mengatas namakan Islam terdiri dari 2
kategori, yaitu Islam orisinal dan Islam palsu. Membedakannya mudah saja. Kalo
Islam orisinal mengacu pada Alqur’an dan sunnah Rasul, sedangkan kalo Islam
palsu mengingkari / bertentangan dengan Alqur’an dan sunnah Rasul. Gampang kan?
Tak memahami ini bisa menyebabkan ketukar-tukar, yang
orisinal dibilang palsu dan yang palsu dikatakan orisinal. Ibarat kambing dan
babi. Bagi yang tak bisa membedakannya, yang berjanggut dikatakannya babi
sedangkan yang hidungnya selalu megar dikatakan kambing.
Bayangkanlah bila orang ini berjualan sate….
Begitu juga bisa kita bayangkan bagaimana jadinya bila
orang yang tak bisa membedakan mana Islam yang orisinal dan mana yang Islam
palsu tapi sok menghakimi.
Wah gawat nih, rawan fitnah. Padahal, percaya deh, fitnah
itu lebih kejam dari pembunuhan.
Mestinya laporkan aja pada MUI yang tahu persis mana Islam
yang orisinal dan mana yang palsu (sesat).
Kita tinggal mengikuti saja, ngga repot kan?
Wah ..wah..wah… gawat nih kalo setiap orang punya hak
mengatakan sesat, apa nanti kata dunia?
Gambar :
unsplash.com
Asswrwb....
BalasHapusCukup menarik saya membaca renungan-renungan bapak, boleh saya bertanya pak ? Apakah bapak menguasai 14 ilmu, sehingga bisa menafsirkan ayat-ayat Alqur'an ?
Wls, apakah maksudnya 14 ilmu sebagai syarat yang diperlukan untuk menafsirkan Alqur'an? Saya ini hanya seorang insinyur bukan mufasir seperti Quraish Shihab, rasanya tidak ada seorang insinyur pun yang menguasai 14 ilmu. Tapi insinyur juga ingin masuk surga kan...
HapusSaya tidak pernah sekalipun menafsirkan ayat Alqur'an, yang saya lakukan adalah bersandar pada Alqur'an. Bisa kan ya membedakan antara menafsirkan ayat Alqur'an dan bersandar pada Alqur'an? Jadi ngga akan pernah terbit buku Tafsir Mutiara Tauhid oleh ir. Permadi Alibasyah, seperti halnya tafsir Al-Azhar oleh buya Hamka.
salam
Sebetulnya istri saya jamaahnya bapak di Bandung.
HapusIstri saya selalu maksa saya untuk ikut tafakuran tapi saya mau tanya bapak dulu nih, belajar itu kan harusnya pada orang yang gurunya kalau diurut-urut nyambung ke Rasulullah.Apakah gurunya Pak Permadi nyambung ke Rasulullah ? kalau iya saya baru mau ikut majelis yang bapak bina
Hatur Nuhun
Rasulullah SAW berwasiat, “Kutinggalkan untuk kamu dua pusaka, tidaklah kamu akan tersesat selama2nya, selama kamu masih berpegang pada keduanya, yaitu Kitabullah dan sunnah RasulNya”
HapusWasiat Nabi yang paling agung ini menghunjam dalam di kalbu saya. Mungkin karena saya pernah dituding macam2 ya seperti misalnya dibilang Mutazilah, Liberal, Syiah, dan lain2nya dengan konotasi yang negatif (kalo dituding ISIS sampai saat ini belum pernah). Jadi bagi saya, yang dikatakan benar itu adalah tidak melanggar Alqur’an dan sunnah Rasul. Mengenai guru saya banyak sekali, yang penting ajarannya itu tidak melanggar wasiat Rasulullah tadi.
Dari ayam jago saya belajar bangun pagi dan “menyanyikan” kebenaran.
Dari banteng saya belajar punya tekad yang kuat
Dari burung gereja saya belajar berserah diri
Dari cacing saya belajar tidak putus asa dalam mencari “makan”
Begitu juga dari bumi dan matahari saya belajar konsisten dalam taat pada kehendakNya.
Dari mas Ginanjar pun saya mau belajar, asalkan tidak berlawanan dengan Alqur’an dan sunnah Rasul dan tentunya bisa membuat perilaku saya semakin selaras dengan kehendakNya. salam
Assalamualaikum.wr.wb...Bapak Permadi yg kami sayangi...
BalasHapusTerima kasih Bapak..yg telah membimbingku dalam belajar ilmu agama yg membuatku "sadar" ternyata selama ini aku belum mempunyai tujuan utk apa belajar ilmu agama...dan hasrat apa yg ingin kuwujudkan dgn belajar ilmu agama ini...Alhamdulillah dgn TAFAKUR aku punya tujuan yang jelas dan tujuan itu dalam genggamanku tdk tergantung pada siapapun dan dapat kuraih sendiri... dimanapun dan kapanpun dgn memfungsikan akal ,kalbu,mata,dan telingaku "membaca" ayat2Nya sgt selaras dgn perintah utamaNya ayt yg pertama sekali turun "IQRO"...atau TAFAKUR...
Alhamdulillah..Renungan ini menambah kesadaranku menjadi Haqqul yakin Al Qur'an Pedoman hidupku...dgn menyandarkan pada Firman2Nya dibawah ini :
QS Al Baqarah ayt 2: Kitab Al Qur'an ini tidak ada keraguan padanya petunjuk bagi mereka yang bertakwa.
QS THAAHA ayt 2: Kami tidak menurunkan Al Qur'an ini kepadamu agar kamu menjadi susah.
QS Ali 'Imran ayt 7: Dialah yang menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepada kamu. Di antara (isi)nya ada ayat-ayat yang muhkamaat,(183) itulah pokok-pokok isi Al qur'an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat.(184) Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta'wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta'wilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami". Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal.
Catatan kaki:
)183:Ayat yang Muhkamat ialah:ayat ayat tang terang dan tegas maksudnya,dapat dipahami dengan mudah.
)184:ayat ayat Mutasyabihat: ayat2 yg mengandung beberapa pengertian dan tidak dapat ditentukan arti mana yang dimaksud kecuali sesudah diselidiki secara mendalam; atau ayat ayat yang pengertiannya hanya Allah yang mengetahui seperti ayat2 yang berhubungan dgn yang ghaib ghaib misalnya mengenai hari kiamat surga, neraka
Doa tuti sekeluarga... Semoga Bapak sekeluarga sll dalam Rahmat dan kasih sayangNya untuk dapat terus memfasilitasi kami utk dapat meraih kesadaran2...
SALAM DBAS
alhamdulillah .... mbak Tuti kapan ke Bandung nih? semoga dalam berproses ini Allah selalu menaungi kita, meluruskan bila kita keliru melangkah dan juga memberitahukan kita apa2 yang kita belum tahu
Hapussalam
Amiiiin Allohuma Amiiin...Insyaallah Bapak..nanti sy sm anak2...kebandung mau bersinergi ke Bapak..utk meraih kesadaran2 mendapatkan sudut pandang yang UUT...Salam..
HapusAssalamualaikum
BalasHapusPak saya sudah sering dengar dari teman-teman tentang majelis bapak, katanya materi yang bapak sampaikan bagus.
Pa, kalau bapak diundang ke tempat kami apakah bersedia, dan berapa uang transportnya ? mohon maaf kalau saya lancang bertanya disini karena saya belum tahu nomor telpon bapak
wls mbak Miranti, tentu saja saya bersedia. Hanya saja waktunya harus diatur jauh hari. Di majelis kami (Mutiara Tauhid) para fasilitator (sebutan kami demikian bukannya ustadz) tidak menerima imbalan uang. Asalkan jamaahnya serius kami sudah senang. Yang penting sudah siapkah untuk kami ajak "mikir"?
HapusOh iya, jangan juga ada konsumsi ya, air putih saja sudah cukup. salam
Subhanallah, memang benar terasa kalau belajar ilmu tidak tahu yg diinginkan gak akan bisa membedakan yg mana yg wajib tahu mana yg nice to have. Kalo gini mana bisa fokus dn konsisten. Cuma bisa ikut2an, ujung2nya menghujat dn memfitnah.
BalasHapusmenurut saya "tahu yang ingin diwujudkan jadi kenyataan " merupakan pintu gerbangnya belajar ilmu, ilmu apapun termasuk ilmu agama. kalo pintu gerbangnya tertutup, ngga bakalan maju kemungkinan malah "kacau". lihat saja para teroris dari Islam yang setelah pintu gerbangnya terbuka kan pada nyesel. Saya yakin para penghujat dan pemfitnah juga bila pintu gerbangnya terbuka akan sama, nyesel. Tapi pahalanya sudah terlanjur terkuras ...
Hapussalam
Assalamualaikum,wr,wb
BalasHapusPak, saya lihat di internet ada orang yang menghujat bapak.
Menurut saya , sebenarnya yang menghujat bapak itu satu orang tapi dia memakai nama alias yang banyak, seperti misalnya :sodik, cafekotaku,darus sholihin semarang, aliaran-aliran sesat, penghancuraliransesat, dan lain-lain.....ya suka-sukanya dialah kan membuat nama alias sangat mudah semudah membalikan tangan , udah itu gratis lagi
Saya tidak mempersoalkan penghujat itu, tapi yang saya penasaran kenapa bapak tidak pernah memberikan tanggapan apapun , menyerang balik atau memberikan klarifikasi padanya ?
Bisa saja kan pak, dia berbuat begitu karena tidak tahu, kasihan dia loh pak, pahalanya habis terkuras.......
Saya memang benar tidak pernah mau melayani penghujat. Tetapi bila orang mau klarifikasi ( tabayun ) 24 jam pintu saya selalu terbuka. Tak kuasa rasanya saya untuk menolak.
HapusOrang yang menghujat itu dikarenakan ia sedang “gelap”. Penyebabnya macam-macam, bisa saja karena saking cintanya pada Islam sehingga ia mau melakukan apapun, termasuk melakukan hal-hal yang sebenarnya tidak dibolehkan oleh Islam. Lho koq bisa begitu?
Maklum aja deh ... cinta itu kan buta sehingga ajaran Islam untuk bertabayun belum kelihatan oleh mata hatinya.
Nah, mendingan saya menunggu aja deh biar dia “melek” dulu karena kalo ngomong sama orang melek gampang nyambungnya. Tapi kalo ngomong sama yang masih “gelap” ( belum bisa membedakan mana kambing mana babi ), mendingan saya sabar menunggu aja ah… siapa tahu mungkin 15 atau 20 tahun lagi, soalnya kalo sekarang pasti deh ngga nyambungnya …
nah itulah bedanya bapak dengan saya..bapak banyak kesadaran saya masih miskin kesadaran, kalau saya pinginnya nglabrak pak hehehe
HapusAssalamualaikum bapak. Majelis tafakur dibilang sesat saya beberapa kali mendengar. Yang mau saya tanyakan bagaimana cara mengklarifikasinya dengan baik2. Perlukah minta nasihat MUI di daerah untuk menyelesaikannya dan membuktikan bahwa majelis tafakur tidaklah sesat? Haturnuhun bapak. Jzkk wasslm ww
BalasHapuswls mbak Eva, yg pertama kali harus dimaklumi adalah apa alasan mereka mengatakan sesat. selanjutnya lihat aja ya renungan #7
Hapussalam
Dibilang sesat karena tidak ada guru dan murid. Bagaimana cara menjawabnya bapak? apa dihubungkan dengan hadits "jangan lihat siapa yang bicara tapi apa yang dibicarakan". Haturnuhun bapak..salam
BalasHapushe.. he.. he.. pokoknya kalo ngga sama dengan dia pasti dibilang sesat, alasannya 1000 macem bisa dicari. Rasulullah sudah dengan tegas memberi petunjuk, sesat itu kalo berlawanan dengan Alqur'an dan sunnah Rasul. Apakah Alqur'an dan Rasul menyuruh belajar harus punya guru? Kalo memang harus, ya kita pasti tunduk. Terus, kalo udah punya guru apakah dijamin ngga sesat?Kenapa mbak Eva kelihatannya masih ragu dengan petunjuk Rasul itu? silakan lihat lagi deh keseluruhan Renungan #7
HapusOh iya, cara menjawabnya dipersilakan aja dia membaca sendiri Renungan #7
salam
Baik bapak..haturnuhun petunjuknya bapak..wasslm ww
HapusSaat awal-awal ikut tafakur, ada orang dekat yang bilang : hati-hati loh, jangan-jangan ajarannya sesat.
BalasHapusSaya bilang : Gak mungkin. Karena yang saya rasakan hanyalah rasa damai, kasih sayang yang besar yang gak mungkin untuk melukai.
Dan kamu lihat, apakah saya menjadi aneh? Menjadi gak nyaman di dekat saya? Katanya : enggak.
Lucunya, saya ajak untuk sama-sama belajar eh gak mau.
Gimana bisa bilang sesat kalau gak pernah ikut tafakur di Mutiara Tauhid?
Alhamdulillah Allah memberikan "rasa" mengapa Rasulullah begitu gigih menyampaikan firman2-Nya. Mengapa Al-Qur'an disebut sebagai mujizat nabi Muhammad saw.
Nah, sekarang bagaimana kalo orang dekat itu baca aja sendiri Renungan #7? Atau kalo ngga mau juga, tanya atau laporkan ke MUI. Kalo masih ngga mau juga, yah sing tawakal aja deh ya ....
HapusPak Permadi...
BalasHapusSaya kadang bingung pak..banyak diluar sana berteriak.2 mengatasnamakan agama...tapi kelakuan tidak sesuai dng Al Quran. Mrk itu udah "BACA" Al Quran apa belum ya ?....Baca yg pakai mikir lho !!!....saya sebelum ikutan tafakur yaaaa kadang tersulut juga. Tp sekarang alhamdullillah bisa "MIKIR" dulu sebelum berbuat
yang jelas sih mereka cinta Islam, soal kelakuan mereka beda dengan petunjuk Alqur'an itu soal lain lagi. Bukankah perilaku itu cerminan dari apa yang tertanam di kalbu? Orang yang cinta Islam tidak ada jaminan ajaran Islam telah terbenam di kalbunya. salam
BalasHapusAssalamualaikum,salam kenal pa saya Zali, senang rasanya ketemu blognya bapak, sebetulnya sudah lama saya ingin tanyakan beberapa hal pada bapak
BalasHapusYang Pertama, saya melihat ketidakkonsistenan pada bapak, katanya bapak hanya berpedoman pada Al Qur’an saja, tapi pada buku karangan bapak Bahan Renungan Kalbu nyatanya bapak juga berpedoman pada Injil dan Budha (hal 139), bukankah itu artinya bapak mencampuradukan agama-agama? mohon penjelasannya ya pak mengenai hal ini
Wls bang Zali,
HapusNabi kita yang mulia melarang marah, karena beliau tahu persis marah itu “mengotori” hati. Agama lainpun sebenarnya tidak ada yang membolehkan marah. Coba kita tanyakan pada orang Kristen, Injil pun melarang marah, begitu juga Budha pun melarang marah, bahkan dokter pun melarang marah.
Nah, apakah dengan menulis seperti ini saya dianggap mencampur adukkan agama? Atau saya dianggap berpedoman disamping pada Alqur’an, juga pada Injil, juga pada Budha, dan juga pada dokter? Jawabannya tergantung “mikir” apa ngga, iya kan?
Kalo mau “mikir” secuiiiil aja (ngga usah banyak2 deh …) mestinya pasti bisa mengatakan TIDAK.
Coba deh dibaca ulang lagi buku Bahan Renungan Kalbu halaman 138-139 (bacanya jangan sepotong ya), tetapi sekarang membacanya, beda dengan yang lalu, menggunakan hati yang bening bebas dari suudzon apalagi dendam.
Contoh lagi ya, tertulis di dalam Injil babi itu boleh dimakan. Lalu saya katakanlah kemana-mana bahwa babi itu boleh dimakan.
Nah, kalo begini tanpa “mikir” secuil pun dapat dipastikan saya berpedoman pada Injil.. iya kan?
Saya sangat 1000x yakin mencampur adukkan agama (istilah kerennya sinkretisme) adalah haram. Dan satu2nya pedoman hidup saya adalah Alqur’an dan sunnah RasulNya yang terlarang keras ditambah2 dan juga tidak boleh dikurangi.
Bgmn kalo udah dijelaskan begini tapi masih juga ada yang ngga percaya bahwa saya tidak pernah bahkan tidak akan pernah berani mencampur adukkan agama Islam dengan agama lain? Ah, tak diragukan lagi itu mah namanya suudzon …. lagian saya ngga peduli koq karena saya lebih memilih dipercaya oleh Allah ketimbang dipercaya oleh manusia, apalagi oleh manusia yang ngga mau “mikir” …
kalo bang Zali sih "mikir" kan ya ...
salam
Yang Kedua, hehe maaaaf ya pak, ada yang bilang bapak itu arogan, tidak menghormati Nabi Muhammad, buktinya bapak setiap mengucapkan shalawat tidak mau menggunakan kata “sayidina”
BalasHapusSaya mau tabayun ni pak, kan bapak yang bilang bekali-kali harus tabayun,harus tabayun hehehe...apa bener bapak tidak menghormati Rasulullah seperti yang dituduhkan mereka?
Wah…wah…wah.. saya selaku pembina tafakuran Mutiara Tauhid yang mewajibkan berpegang erat2 pada Alqur’an dan sunnah Rasul dibilang arogan tidak menghormati Rasulullah???
HapusSekali lagi terbukti kebenaran Al ‘Araaf 179, kalo ngga “mikir” tidak sama dengan sapi tapi lebih sesat dari sapi.
Inilah jadinya bila orang yang mungkin maksudnya mau menegakkan amar ma’ruf nahi munkar tapi tidak bermodalkan hati yang bening ( jangan2 maunya sih pake hati yang bening, tapi masalahnya memang ngga punya mau gimana lagi …)
Jutaan orang kalo shalawat ngga menggunakan kata “sayidina” termasuk Muhammadiyah, Persis, tapi koq yang dibilang arogan tidak menghormati Nabi saya doang ya…? Ada apa gerangan dengan dikau wahai sahabat..???
Kalo ini persoalan dendam kesumat pribadi, izinkanlah saya yang lemah ilmu ini (tapi tidak arogan) dalam kesempatan ini mohon maaf yang sebesar2nya …. Semoga Allah SWT Yang Maha Pengasih Maha Penyayang mengampuni dosa2 kita akibat dari kebodohan yang tak nampak, amiiin
Aslm Bapak...ktk saya fokus dimajelis MT..ada yg bilang klu otak saya sdh dicuci oleh pak Permadi...apakah ucapan org seperti ini perlu diluruskan...bapak mhn masukannya. terima kasih bapak.salam DBAS:)
BalasHapuswls, ini mah salah tembak mbak. Kalo pun benar saya melakukan pencucian, pasti yang saya cuci adalah kalbunya bukan otaknya. Seandainya saja saya bisa mencuci kalbu orang sehingga semua persepsi non Islami rontok, dan sebagai penggantinya hanya ada persepsi yang sesuai Alqur'an dan sunnah Rasul doang, apakah salah?
HapusYang ngatain saya tukang cuci ini suka "mikir" ngga mbak? Kalo ya, sarankan saja agar ybs membaca blog ini. Tapi kalo dia ngga senang "mikir" diluruskan juga kayaknya ngga bakalan lurus ...
Pak Permadi, maaf 1000x maaf nih saya pingin ikut nimrung tapi jangan tersinggung ya dengan kata-kata saya karena saya orangnya suka blak-blakan , ada yang bilang sama saya kalo Mutiara Tauhid dengan DBASnya ngaco karena sangat egois.Orang orang yang ikut tafakuran mutiara tauhid katanya diajarin cuek dengan kesusahan orang, yang penting dirinya aja nyaman dan bahagia, saya minta jawaban bapak sejujur-jujurnya apa bener begitu kan bapak pembinanya, kalo bener saya saranin segeralah bertobat pak mumpung ini bulan ramadan
BalasHapusWaduh … saya kelihatannya gitu ya …
HapusSampai kapanpun, percayalah, tafakuran Mutiara Tauhid hanya berpedoman pada Alqur’an dan sunnah Rasul saja. Apapun yang berlawanan dengan Alqur’an dan sunnah Rasul pastilah ditinggalkan.
Kalo kita mau “mikir” secuiiil aja …. tafakuran Mutiara Tauhid itu hanya kenal Alqur’an dan sunnah Rasul sebagai satu2nya pegangan. Sementara kita kan tahu, tidak mungkin Alqur’an dan sunnah Rasul mengajarkan ngga usah peduli dengan orang yang kesusahan yang penting diri kita aja bahagia. Nah, darimana tuh Mutiara Tauhid mengambil ajaran yang dituduhkan itu, yaitu jangan menolong orang yang kesusahan yang penting diri kita aja bahagia? Tobaaat Gusti ….!
Begitulah bahayanya bila kita berada dalam “gelap” ditambah lagi hati kita juga ngga bagus2 amat, mudah menghakimi kambing kita bilang babi ataupun babi kita bilang kambing …
Kang Deden, saran anda agar saya bertobat di bulan Ramadhan ini bagus banget, cuman saya ngga ngelakukan yang dituduhkan itu. Moga2 aja Kang Deden ngga kecewa ya ....
Senangnya ada blog ini. Jadi bisa melatih kacamata tauhid dan bener bangeeett harus mikir. Yang udah mikir aja masih sering kepleset gara2 salah dikiiiitttt.... Ternyata untuk bisa taat pada Allah dan Rasul-Nya gak boleh salah sedikitpun. Karena itu bertafakur gak boleh dimatiin.
BalasHapusalhamdulillah.... lahir lagi nih yang ngerti betapa pentingnya "mikir" (bertafakur)
Hapuskalo nanti di Indonesia "mikir" udah jadi budaya, wah ngga kebayang deh Indonesia kita .. Selandia Baru yang dikatakan sebagai negara paling Islami sedunia, rasanya bakalan lewat!
Assalamualaikum wr wb
BalasHapusBp saya merasakan sekali sejak ketemu tafakur 11th ini mengenal "mikir"
Saya merasa jadi mualaf krn di MT lah saya bisa mengenal sifat2 Allah dmn sebelum mengenal MT saya banyak su udzon dg ujian Allah SWT yg ada sll merasa Allah tidak adil lah.Allah memberi ujian berat lah semua pakai logika mate2ka dan saya tidak mengenal apa itu logika spiritual...setelah saya bisa "mikir" jadi sangat melihat kebodihan saya...ngerinya tidak "mikir" ....ketika sudah mengenal Allahdan "mikir" spt di Al a'raaf 179 br saya bisa merasa kan kasih sayang Allah merasakan campur tangan Allah tsb adalah giringan utk berjalan ke arah yg benar kearah surga.lantaran saya ngg "mikir" lah semua yg terasa siksaan/aniaya...astagfirullah....semoga Allah mengampuni kebodohan saya itu.trimakasih bp dengan semua bimbingan bp sehingga saya tahu dan bisa memilih tujuan ,saya bisa memilih apa yg saya inginkan sehingga pintu gerbang spiritual terbuka.semakin kesini semakin terasa dalaaaam sekali perenungan bp dan saya bisa bertahap bisa merasa rasakan kebenaran2 ilahiyyah,tanpa merasakan maka tidak lahir kesadaran.
Bp saya percaya sekali metoda tafakur bisa mewujudkan keinginan saya asal saya ikuti dengan benar selalu di olah /di rasa rasakan dg kalbu krm ketika tidak d tafakuri/di olah hanya berhenti di otak tidak akan melahir kan kesadaran.
sebenarnya saya tidak memberikan bimbingan, saya hanya menampilkan powerpoint materi tafakuran saja. Yang memberikan bimbingan itu adalah hati nuraninya peserta tafakuran itu sendiri ... salam
HapusBp Permadi Yth
BalasHapusIni ada titipan pertanyaan dari audience klas tafakur jumat ,bisa ya pak lewat blog saja saya sampaiikan?
1/kenapa bapak memakai nama Padepokan MT bukan Pesantren MT?
2/ketika ada pengumuman bagi yg mau berwakaf di klas hari sabtu ada yg galau kenapa ya wakaf kok ngg untuk ke masjid?
Penanya ini kebetulan masuk mulai dari pilar dasar dan tafakur nya on off .Dia jadi galau dengan point 1 dan 2 tsb dan ibu ini sangat mengakui dan merasakan sejak kenal metoda tafakur banyak perubahan pada dirinya dan menjadi lebih taat.namun khawatir ganjelan tsb akan menjadi portal.mohon pencerahannya bapak.
Wassalamualaikum wr wb,salam DBAS
Untuk yang masuknya terlambat dan sering ON-OFF pula, ganjelannya cuman ada dua itu udah luar biasa.
BalasHapusKenapa sementara ini kita pakai istilah Padepokan bukan Pesantren, karena memang ada beberapa perbedaan antara lain : 1. Padepokan tidak membuat sekolah, santri disekolahkan di sekolah2 yang sudah terbukti bagusnya 2. Pendidikan di Padepokan arahnya pada pendidikan kalbu bukan akal 3. Yang jadi santri harus memenuhi dua kriteria, yaitu punya IQ yang tinggi dan HARUS miskin (diutamakan yatim piatu) 3. Tidak dipungut biaya apapun
Untuk pertanyaan soal wakaf. Wakaf boleh ke masjid atau ke pesantren / padepokan. Yang paling penting dan paling susah adalah kesadaran mengeluarkan wakafnya, soal tempatnya mau kemana silakan bebas aja
salam
Assalamualaikum waromatulahi wabarokaruh...Apa kabarnya pak..
BalasHapusTerimakasih kepada pak permadi, melalui bapak dengan Izin Allah alhamdulilah ,saya bisa mendengarkan acara tafakur Dan membaca nuju yang bapak tulis..banyak yang sebelumnya saya tahu tapi hanya tahu.. Saya masih mau belajar dari bapak agar saya semakin banyak menemukan mutiara mutiara atau keyakinan yang yang ingin saya tembuhkan untuk hati saya ,keluarga saya untuk orang orang yang saya Kenal..
Mau Tanya pak, mutiara tauhid disana atau tafakur masih rutin dilakukan,kapan waktunya ya pak...kalau mau ikut Acaranya bagaimana caranya pak.. Terimakasih
Walaikumsalam wr wb