Bila kelak kembali dalam keadaan putih bersih juga, apakah Allah akan menerima kita?
Bagi yang senang dengan "barang
asli" atau original, pastilah akan menjawab YA
Tapi bila berpendapat barangsiapa yang
hari ini sama dengan hari kemarin merugi, pastilah jawabannya TIDAK…
Bagaimana bila dihubungkan dengan
kesadaran :
"Allah cinta proses"?
Jawabannya, YA ataukah TIDAK...?
Gambar :
pixabay.com
Assalamualaikum bapak Permadi. Fitrah diri ini putih bersih saat dilahirkan.Namun seiring berjalannya waktu, berpuluh2 tahun hidup menjadi ada noda2 hitam karena berbuat dosa. Allah mencintai proses, proses menuju ke yang lebih baik dengan bertobat yang sesungguhnya dan memperbanyak beramal sholeh. Tiada yang tahu disaat ajal menjemput apakah proses 'pembersihan' dosa sudah selesai. Semua kuserahkan padaNya, diri ini hanya mampu berikhtiar walau jatuh bangun menjalaninya. Semoga dengan terus berproses Allah tidak mencampakkan diri ini dan senantiasa dalam kasih sayangNya yang tiada batas. Wallahualam bissawab. Mohon klarifikasi bapak jika pemahaman diri ini ada yang salah. Haturnuhun bapak, Wasslm ww
BalasHapuswls mbak Eva, selama kita terus berproses tidak perlu dikhawatirkan. Bila Allah ridho, sungguh nilainya tak terkira!
HapusJawabannya TIDAK. Allah tdk akan senang menerima aku jika msh original. Sia2 saja...untuk apa diciptakan? Allah cinta proses jg menyadarkan sy... mau jd mulia atau jd hina, itu murni karya aku, pilihan aku. Kapan?.. Skrg saat ini!!
BalasHapussemoga kesadaran akan hal ini membuat kita selalu terjaga
HapusAllah pasti tidak senang menerimaku kembali dalam keadaan original. setelah diberi puluhan tahun, aku masih dalam keadaan yang sama? berarti aku tidak berproses, menolak memproses jiwa... Sungguh benar-benar merugi, sia-sia, segala kesempatan, peristiwa, waktu.. hidup sia sia mati merana dalam kekekalan. Seharusnya waktu yang masih ada ini kupersiapkan untuk kembali menemuiNYA dalam keadaan yang membanggakanNYA. putih bersih berkilauan
BalasHapusYa atau tidak hanya Allah yg punya hak utk menjawab. Tapi kalau manusia kembali dalam keadaan sama sperti awal dilepas ke dunia, lalu utk apa dunia diciptakan ? Bukankah dunia diciptakan utk menyempurnakan jiwa manusia sehingga menjadi layak utk kembali menghadap kpd Sang Maha Sempurna?
BalasHapuskalo hanya untuk menjawab pertanyaan itu aja sih manusia yang berhati juga bisa mbak,ngga perlu nunggu jawaban Allah nanti di akhirat, simpel koq...
HapusBagi jiwa.. dia tahu sejatinya maksud penciptaan.. untuk taat.. selaras dengan kehendakNya..
BalasHapusJadi jika ia kembali dalam keadaan sama sperti pada waktu ia dilahirkan ke dunia.. artinya ia tidak berbuat apa-apa.. nilainya kosong di mata Tuhan..
Dunia ini tempat aku berproses.. mau jadi sebaik- baik makhluk atau tidak di mataNya ?
Sejatinya yg paling baik adalah yg paling bertakwa..
Jawabannya : Tidak.
BalasHapus* Tujuan Allah menciptakan manusia hanya utk ibadah, karena itulah di perjalankannya aku di dunia ini utk di Uji, apakah jiwa ini yg paling hebat pengabdiannya?
* "Allah cinta proses"..
Surga dan Neraka tidak diciptakan Allah tidak langsung sempurna.
Surga dan Neraka belum ada isinya, aku inilah salah satu yg ditunggu utk menentukan perubahan kesempurnaan isi surga dan neraka itu.
* aku ini awalnya penghuni surga, saat ini aku mahluk yg sedang berproses utk mengisi surga.
* Ketika Surga dan Neraka sudah sempurna, dan jika aku mengisi surga, gak ada perubahan lagi.
* "Allah cinta proses"...
Kesempurnaan Surga atau Neraka ditentukan oleh PROSES lulusnya ujian2 yg tiada henti..
Masalah, jika ujian2 jiwa tanpa "solusi jiwa" menemani..
Gak masalah ujian2 jiwa tanpa henti..jika "solusi jiwa" selalu menemani..
* "Jika hari ini sama dgn hari kemarin merugi "
* Semakin sadar di setiap ujian2 ketaatan semakin sering kalbu di asah semakin cerdas kalbu..semakin kalbu berproses..
* Berproses merubah ke-originalan jiwa yg awalnya putih bersih yg kemudian menghitam , utk berubah menjadi putih bersih dan mengkilat..
ya memang surga dan neraka sekarang ini belum sempurna, karena belum ada isinya. Nah, surga menunggu orang yang jiwanya tidak orisinal lagi tapi sudah menjadi putih bersih mengkilat!
HapusTerima kasi Bapak SA3-nya..
BalasHapusSemakin terasa..jiwa putih bersih dan mengkilat itu "keindahan"..
"Keindahan" tidak bisa instan, "keindahan" hanya bisa terjadi melalui untaian proses yg tiada henti..
Proses mengisi surga hanya saat ini, disini ! bhw hidup ini ujian, lalu taat gak aku di setiap ujian2 ketaatan itu ?
Ketaatan sebuah kemampuan, bgmn mungkin aku bisa taat kalo aku tidak punya kemampuan di pintu ujian itu ?
* Allah hanya menguji kalbuku, yg harus kubuat cerdas kalbuku.
semakin cerdas kalbu semakin byk keluar kemampuan2 kalbu, semakin berproses membuat jiwa putih bersih dan mengkilat.
* Kalbuku hanya akan cerdas bila digunakan dalam proses bertafakur yg terus menerus.
* Tanpa proses tafakur, lenyaplah kesempatan jiwa mengisi surga
* Semakin terasa..Tafakur itu mata rantai pertama utk jiwa mengisi surga, jika proses awal ini aku berhenti/on off otomatis proses selanjutnya akan terhenti.
*surga menungguku jika jiwaku tidak orisinil lagi tapi sudah menjadi putih bersih mengkilat!
subhanallah ..
HapusEvaluasi diri :
BalasHapusPernah aku menjadi orang yg : tersinggungan, ngotot ingin semua sesuai dgn keinginanku, egois, pemarah, pendendam, penggunjing, suka menghakimi orang, suka iri dengki, sombong, mengkhawatirkan sesuatu yg berada dalam genggaman-Nya.. , menganggap buruk di setiap ketetapan2 yg menimpa..
Terevaluasi..begitu banyaknya keinginan.., begitu kentalnya penyakit hati.., begitu jauhnya jiwa dari ketaatan.., Jiwa berubah tidak orisinil lagi..
Setelah kutafakuri dan memprosesnya lagi dan lagi.., Alhamdulillah.. Allah berikan jawaban2nya..,
Mungkin kekentalan lapisan2 kesadaranku masih kurang dan masih banyak lagi pembongkaran2 isi jiwaku, Tapi aku gak khawatir..karena sudah temukan satu-satunya cara jitu utk menyelamatkan kembalinya jiwa.
Proses Tafakur yg tiada henti.. itulah mata rantai pertama utk jiwa memiliki kesempatan mengisi surga.
Terima kasih banyak Bapak SA3 tafakurannya, salam
Assalamualaikum bapak. Alhamdulillah ketemu dengan metoda tafakur. Jadi aku si jiwa bisa bercermin. Dulu aku tidak tahu kalau manusia itu terdiri dari jiwa dan raga. Yang ku urus hari demi hari hanyalah jasad. Jasad diurus supaya mengkilat sedangkan kalbu ditelantarkan sehingga berwarna hitam kelam. Yang tadinya putih bersih aku buat abu2 atau mungkin sudah menjadi hitam kelam. Si jiwa yang putih bersih saja merugi apalagi yang hitam kelam. Allah cinta proses tapi proses yang bagaimana. Harusnya aku berproses menjadikan jiwaku putih mengkilat bukan abu2 atau hitam.
BalasHapusAssalamu'alaikum pak ...
BalasHapusJawaban TIDAK.
Kalau Allah mencintai proses, artinya saat aku kembali mestinya ada perubahan semakin membaik, harus putih bersih dan mengkilap, jadi kalau aku pulang tetep dalam posisi putih bersih juga itu artinya aku tidak berproses ..., padahal Allah cinta proses ... Salam
Perbaikan tak pernah muncul sebelum menyadari adanya kekeliruan. Nah, mari kita lihat warna jiwa kita : putih, kelabu, ataukah putih mengkilat?
HapusSaatnya aku bercermin diri..kulihat warna jiwaku kini sangatlah mengerikan sekali..gelap..kotor..tidak seperti saat aku baru dilahirkan putih bersih.. aduhai bagaimanakah ini??😢 aku mulai panik manakala aku menyadarinya..Tidak mungkin Allah akan menerimaku dalam keadaan seperti ini..apalagi memanggilku "wahai jiwa yang tenang..." oohh..jiwaku belumlah tenang bagaimana mungkin aku masuk dalam daftar manusia yg dipanggilNya jika begini..sementara aku ingin diterima dan dipanggil olehNya dengan sukacita..Alhamdulillah..Ternyata Allah cinta proses.. Allah masih memberi aku waktu untuk berproses mengembalikan warna jiwaku kepada putih bersih kembali dan semoga teruuusske warna putih bersih mengkilat..aku ingin menjadi penghuni surga.. hanya ada satu cara agar selalu bisa berproses yaitu TAFAKUR.. subhanallah walhamdulillah.. tak henti2nya reni bersyukur krn bisa menemukan jalan ini. Semoga Allah melipatgandakan amal sholeh bapak dan ibu juga semua sahabat jiwa yg membantu reni utk berproses..🤗❤
BalasHapusmemang bagi DIA Yang Maha Pengasih Maha Penyayang, tidak ada kata terlambat. asalkan jangan sampai jiwa sudah berada di kerongkongan aja ...
Hapus