Suri teladannya seleberiti, bukannya Muhammad Rasulullah
Mengenai Saya
Mutiara Tauhid Renungan #29
BANGUN SEBELUM MATI
Mutiara Tauhid Renungan #29
BANGUN SEBELUM MATI
"SESUNGGUHNYA KEBANYAKAN DARI MANUSIA ITU
"TERTIDUR" DAN BARU "TERBANGUN" KETIKA IA MATI," begitulah Nabi kita yang mulia pernah bersabda.
Semua orang juga ngerti sebelum “terbangun”
ngga mungkinlah langkahnya bakalan lurus.
Ya iyalah ...,
gimana bisa lurus bila :
Tuhannya aja uang, bukannya Allah
Kitabnya internet, bukannya Alqur’an
Yang dikejar jabatan, bukannya amal soleh
Suri teladannya seleberiti, bukannya Muhammad Rasulullah
SEBELUM MATI KITA
HARUS "BANGUN" DULU AH.....
Gambar : www.pixabay.com
Mutiara Tauhid Renungan #28
TAK PERLU NEKAD
Mutiara Tauhid Renungan #28
TAK PERLU NEKAD
Dunia dijadikan Allah
sebagai perhiasan bagi manusia, demikian menurut Alqur’an.
Walaupun kita boleh
memakai perhiasan apapun, namun akal sehat tentunya tak boleh ditinggalkan. Kita
tak perlu nekad memakai perhiasan2 mahal bila berjalan di tempat rawan
kejahatan yang dapat membahayakan keselamatan kita.
Begitu juga, kita tak
perlu nekad memanjakan keinginan pada dunia yang dapat melalaikan urusan
ukhrowi.
"JANGANLAH ENGKAU MEMASUKI DUNIA YANG DAPAT MEMBAHAYAKAN
AKHIRATMU " begitu nasihat Lukman Al-Hakim jauh sebelum turunnya
Alqur’an.
Gambar : www.pixabay.com
12 Komentar:
Gambar : www.pixabay.com
12 Komentar:
- Miranti YayuJumat, Juli 29, 2016
Mutiara Tauhid Renungan #27
BUAH KULDI
Mutiara Tauhid Renungan #27
BUAH KULDI
Aku aslinya bukanlah
penduduk dunia, aku datang dari surga. Karena ada tugas penting, aku
dimutasikan-Nya ke dunia.
Tuhanku Yang Maha Pengasih
Maha Penyayang tidak begitu saja melepaskan aku di dunia. Dia membekaliku
dengan Alqur’an dan Rasul-Nya agar aku bisa hidup serasa di surga.
Seperti layaknya di surga,
di dunia pun aku boleh melakukan apa saja yang aku mau asalkan bukan “buah
kuldi.”
Aku boleh setiap hari
gonta ganti mobil baru asalkan tidak membuatku lalai dari mengingatNya, ataupun
takabur berbangga diri.
Aku boleh berbaju buatan
perancang kelas dunia, asalkan tetap rendah hati dan tidak memperlihatkan
auratku.
Aku boleh ... ah layaknya seperti
di surga apapun boleh aku lakukan ..., asalkan jangan “buah kuldi” saja.
Gambar :
pixabay.com
Mutiara Tauhid Renungan #26
BUKAN NEKAD
Mutiara Tauhid Renungan #26
BUKAN NEKAD
Seorang
wanita tampak berdoa mengangkat tangannya. Di antara isak tangisnya, sayup-sayup
terdengar suaranya lirih :
Ya Allah … sekiranya aku beribadah lantaran takut Engkau masukan
ke neraka, tempatkanlah aku di dasar neraka …
Semoga
saja suatu hari kelak sebelum ajal menjemput, aku pun berani mengatakan ini. semoga …
semoga …. semoga ….
PECINTA BUKANLAH ORANG YANG MENGHARAPKAN DARI KEKASIHNYA
SUATU IMBALAN ATAU MENUNTUT DARINYA SUATU KEPERLUAN (Ibn
‘Atha’illah)
Gambar :
pixabay.com
Mutiara Tauhid Renungan #25
MANUSIA ARIF
Mutiara Tauhid Renungan #25
MANUSIA ARIF
Allah Yang Maha Suci tidak akan mengingkari janji-janjiNya.
Salah satu
janjiNya : DIA akan menempatkan di surga orang-orang yang taat padaNya dan
RasulNya.
Sebenarnya dalam beribadah kita tidak perlu mengungkit-ngungkit pahala
ataupun surga. Lakukan saja tugas beribadah sebaik-baiknya, tak usah menuntut
hak pahala apalagi hak surga padaNya, biarkanlah DIA menunaikan janjiNya.
"JANJI TUHAN MEMBUAT PAMRIH MENJADI
LENYAP," begitu kata ahli hikmah.
Gambar : www.pixabay.com
Mutiara Tauhid Renungan #24
WADUUH...!!!
Mutiara Tauhid Renungan #24
WADUUH...!!!
Published on
Rabu, Juli 20, 2016
By
permadialibasyah.com
Dari 208 negara, Indonesia berada di urutan
ke140!
Inilah hasil survey pada tahun 2010 yang lalu
tentang “Negara manakah yang paling Islami?” oleh dua orang professor Muslim
yaitu Hossein Askari dan Scheherazade S Rehman.
Sebagai juara pertamanya adalah New Zealand.
Indonesia masih jauh ketinggalan bahkan dibandingkan Malaysia yang berada di
urutan ke 38.
Kita tentu ngga rela, bukankah kita adalah
negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia? Bukankah kita negara
yang setiap tahunnya jamaah hajinya terbanyak sedunia? Bukankah kita negara
dengan jumlah pesantrennya terbanyak sedunia?
Bukankah … ah, masih banyak lagi …
Mungkinkah penduduk Indonesia kurang
“mikir”? Nah, kalo ini belum ada yang melakukan surveinya. Mungkin
Anda berminat, siapa tahu lho Indonesia juaranya …
Gambar : www.pixabay.com
Mutiara Tauhid Renungan #23
ORISINAL
Mutiara Tauhid Renungan #23
ORISINAL
Barang orisinal tidak selalu lebih baik.
Onderdil mobil yang orisinal memang lebih baik,
tapi “onderdil” manusia?
Bila kita lihat otak, mana yang lebih baik :
otak yang masih orisinal (bahasa terangnya jarang dipake) atau otak yang sering
digunakan?
Bagaimana pula dengan kalbu, mana yang lebih
baik : kalbu yang masih orisinal atau kalbu yang sering dipake?
Bila kalbu sering digunakan ia akan jadi
cerdas, ibarat pisau yang sering diasah. Tak heran bila ia punya kemampuan
bersyukur, sabar, ikhlas, berserah diri, rendah hati, pemaaf. Nah gampang
dimengerti, mudah marah, suudzon, menghujat, culas adalah cerminan dari kalbu
yang masih orisinal.
Mengapa ketakwaan kita tidak juga kunjung
meningkat?
Jangan-jangan bukannya lantaran kurang banyak
mendengarkan tausiah, tetapi karena kita lebih suka mempertahankan kalbu tetap
orisinal ketimbang digunakan untuk bertafakur.
Gambar : unsplash.com
Mutiara Tauhid Renungan #22
KAMBING HITAM
Mutiara Tauhid Renungan #22
KAMBING HITAM
Published on
Minggu, Juli 17, 2016
By
permadialibasyah.com
Tidaklah diragukan lagi, Tuhan menciptakan kita
dengan tujuan semata-mata untuk beribadah. Karena itu tidaklah mengherankan
bila di mata Tuhan manusia yang hebat itu adalah yang bertakwa. Di lapangan,
populasi orang yang melaksanakan ibadah secara ala kadarnya jauh lebih banyak
ketimbang orang yang melakukannya dengan sepenuh hatinya. Mereka mengatakan
ibadah itu sulit karena adanya setan yang selalu menghasut. Benarkah?
Setan itu ada tidaklah disangsikan. Namun bila
malas beribadah gara-gara ulah setan, janganlah terburu-buru
mengkambing-hitamkannya dulu. Jangan-jangan ibadah itu sulit dikarenakan karena
kesalahan kita, yaitu kita kurang rela “mikir” sehingga kemampuan kalbu kita
minim!
BUKANKAH TANPA KEMAMPUAN, HAL SEKECIL APAPUN AKAN TERASA SULIT ?
Gambar : pixabay.com
Mutiara Tauhid Renungan #21
SEIMBANG
Mutiara Tauhid Renungan #21
SEIMBANG
Manusia sejatinya bukanlah yang tampak oleh
mata. Salah mengenal diri, akan salah pula merawat diri.
Misalnya saja, manusia dari sananya mengemban
dua tugas yaitu sebagai khalifah
(Al Baqarah 30) dan sebagai pengabdi (Adz
Dzariyaat 56).
Dari sini kalo kita mau “mikir” secuil aja,
ternyata tidak cukup ya kalo kita hanya membuat akal cerdas berkemampuan
(membaca, matematika, dstnya), tetapi kita harus juga membuat kalbu cerdas
berkemampuan (sabar, ikhlas, pasrah, berserah diri, bersyukur, dstnya)
Bila upaya mencerdaskan akal kita lakukan
begitu seriusnya, bayangkan aja hanya untuk membuat akal secerdas anak SMA aja
kita rela konsisten selama 13 tahun tiap hari bangun pagi berangkat sekolah,
gile ngga tuh…. Nah, bagaimana upaya kita untuk mencerdaskan kalbu, apakah
seserius itu juga?
“BILA SUATU
PEKERJAAN DILAKUKAN BUKAN OLEH AHLINYA, TUNGGULAH KEHANCURANNYA,” demikan Nabi kita yang mulia pernah
memberikan wejangan.
Gambar : www.dreamstime.com
Mutiara Tauhid Renungan #20
MENDAKI BUKIT TERJAL
Mutiara Tauhid Renungan #20
MENDAKI BUKIT TERJAL
Mengenal jati diri itu sangatlah penting. Semakin mengenal
siapakah aku yang sebenarnya, semakin terang mengapa aku ada di dunia dan
semakin gamblang pula apa yang seharusnya aku raih.
Mutiara Tauhid Renungan #19
SALAH KAPRAH
Mutiara Tauhid Renungan #19
SALAH KAPRAH
Ada dua kemungkinan penyebab tidak lulus dari ujian Allah.
Kemungkinan pertama, karena soal ujiannya berada di luar
kemampuan kita.
Sedangkan kemungkinan yang kedua, kemampuan kalbu kita lah yang
payah. Mana ya yang benar …?
Mungkinkah DIA Yang Maha Bijaksana memberikan ujian di luar batas kemampuan
manusia?
Mungkin ngga sih ya DIA Yang Maha Bijaksana memberikan ujian di luar kemampuanku?
Kalo kita rasa-rasa, niscaya yang pertama tidaklah mungkin,
sedangkan yang kedua sangatlah mungkin sekali.
Begini ilustrasinya, bila orang otaknya tidak mempunyai
kemampuan berbahasa Inggris, cukup diuji dengan “HOW ARE YOU” aja dia ngga
bisa jawab. Begitu juga bila orang kalbunya ngga punya kemampuan sabar, ikhlas,
berserah diri, bersyukur, pastilah diuji sedikit aja, orang Betawi
bilang, udah KELOJOTAN.
Jadi, bila kita gagal dalam ujian Allah janganlah selalu divonis
ujiannya yang berat, tetapi cobalah “mikir” secuiil aja, bahwa : yang
diuji Allah itu kan kalbu, tapi kenapa yang selalu kita bikin pintar akal?
Pantesan …pantesan… pantesan…
Gambar : www.pixabay.com
Mutiara Tauhid Renungan #18
BUMERANG
Mutiara Tauhid Renungan #18
BUMERANG
Mengenal diri sejati itu sangatlah penting.
Bila belum mengenal diri sejati, maka perbuatan jahat dianggap
merugikan orang lain.
Padahal bila sudah mengenal diri sejati, perbuatan jahat itu tak
ubahnya bagaikan bumerang yang kelak akan berbalik merugikan diri sendiri.
“BARANGSIAPA YANG BERBUAT BAIK MAKA UNTUK KEBAIKAN
DIRINYA SENDIRI, DAN BARANGSIAPA YANG BERBUAT JAHAT MAKA ADALAH UNTUK
KECELAKAAN DIRINYA SENDIRI..,” demikian penjelasan Allah dalam Alqur’an.
Gambar : www.unsplash.com
Langganan:
Postingan (Atom)
Video Of Day
Total Tayangan Halaman
Entri Populer
-
Kelompok yang mengatas namakan Islam terdiri dari 2 kategori, yaitu Islam orisinal dan Islam palsu. Membedakannya mudah saja. Kalo I...
-
Mengenal jati diri itu sangatlah penting. Semakin mengenal siapakah aku yang sebenarnya, semakin terang mengapa aku ada di dunia dan sema...
-
Dari 208 negara, Indonesia berada di urutan ke140! Inilah hasil survey pada tahun 2010 yang lalu tentang “Negara manakah yang pali...
-
Allah Yang Maha Suci tidak akan mengingkari janji-janjiNya. Salah satu janjiNya : DIA akan menempatkan di surga orang-orang yang taat ...
-
Sesaat lepas shalat maghrib, aku termenung seandainya saat kematianku datang sekarang, apa yang aku sesalkan dengan perbuatan at...
Diberdayakan oleh Blogger.