Mengenai Saya
Mutiara Tauhid Renungan #45
PENGANTIN
Mutiara Tauhid Renungan #45
PENGANTIN
Mutiara Tauhid Renungan #44
GAWAT
Mutiara Tauhid Renungan #44
GAWAT
Di awal kedatangan ke dunia, pada saat lahir,
warna jiwa kita putih bersih.
Perjalanan waktu merubah warna jiwa ini.
Bila hari demi hari perilaku kita selaras dengan kehendak-Nya, warna jiwa tidak hanya putih bersih tapi juga mengkilat. Namun bila sebaliknya, warna jiwa bisa berubah jadi abu-abu bahkan hitam!
Bila hari demi hari perilaku kita selaras dengan kehendak-Nya, warna jiwa tidak hanya putih bersih tapi juga mengkilat. Namun bila sebaliknya, warna jiwa bisa berubah jadi abu-abu bahkan hitam!
Gambar : dreamstime.com
Mutiara Tauhid Renungan #43
BERAT JIWA
Mutiara Tauhid Renungan #43
BERAT JIWA
Salah seorang sahabat agung Rasulullah SAW,
yaitu Umar bin Khatab, pernah mengingatkan kita, “HITUNGLAH DIRIMU SEBELUM DIHITUNG, DAN
TIMBANGLAH DIRIMU SEBELUM DITIMBANG”
Bila belum, mau nunggu apa lagi …??
Aku adalah jiwa
Akulah yang akan ditimbang itu …
Gambar : dreamstime.com
Mutiara Tauhid Renungan #42
PALING PASTI
Mutiara Tauhid Renungan #42
PALING PASTI
Semua manusia pada akhirnya menjadi tua, dan mati.
Menabung untuk kehidupan hari tua dan menabung untuk kehidupan setelah
kematian tentunya menjadi suatu keharusan.
Mana yang harus diprioritaskan?
Yang pasti, menabung untuk hari tua BELUM PASTI aku yang bakalan menikmatinya, sedangkan menabung untuk alam kubur PASTI aku yang akan menikmatinya.
Gambar : pixabay.com
Mutiara Tauhid Renungan #41
TERBALIK
Mutiara Tauhid Renungan #41
TERBALIK
Published on
Selasa, Agustus 23, 2016
By
permadialibasyah.com
Normalkah bila memburu rezeki dijadikan nomor satu, sementara
memburu amal soleh dijadikan nomor dua?
Normalkah untuk sesuatu yang sudah dijamin pasti akan aku
dapatkan ia aku kejar mati-matian, sementara yang tak dijamin akan aku dapatkan
ia aku kejar sekenanya?
Allah sudah menjamin rezekiku, bagaimana dengan surga : sudah
dijamin-Nya kah aku kelak akan tinggal di sana?
Gambar : pixabay.com
Mutiara Tauhid Renungan #40
TAMPIL MENAWAN
Mutiara Tauhid Renungan #40
TAMPIL MENAWAN
Manusia memiliki jiwa dan raga.
Bila aku katakan jiwa, apakah
jawaban yang kuberikan itu sudah sesuai dengan kenyataannya?
Bila belum, bagaimana jadinya bila dalam keadaan jiwa yang
kumel mendadak aku dipanggil-Nya ... ?
Akan beranikah aku menatap-Nya?
Akankah DIA mengajak aku ke surga-Nya?
Lalu kemanakah aku akan pergi, bukankah dunia tempat asalku sudah hancur?
Oh Tuhan, jangankan untuk tinggal di neraka,
MENYEBUT NAMA ITU SAJA SUDAH MEMBUAT AKU TERKAPAR PERIH …
Gambar : pixabay.com
Mutiara Tauhid Renungan #39
KESADARAN
Mutiara Tauhid Renungan #39
KESADARAN
“CELUPKAN TANGANMU DI
LAUTAN, KEMUDIAN ANGKATLAH. AIR YANG
MENETES JATUH DARI JARIMU ITULAH DUNIA, SEDANGKAN LAUTAN ITULAH AKHIRAT,” demikian Nabi kita yang mulia
pernah bersabda.
“Tidaklah kehidupan dunia ini melainkan senda
gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenar-benarnya
kehidupan..” firman Allah dalam Alqur’an.
Jadi, manakah yang lebih bernilai : kehidupan di
alam dunia ataukah kehidupan selepas dari alam dunia?
Gambar : www.dreamstime.com
Mutiara Tauhid Renungan #38
SURGA PILIHAN DIRI
Mutiara Tauhid Renungan #38
SURGA PILIHAN DIRI
Allah
menyediakan surga untuk manusia tidak datar, tapi bertingkat tujuh. Adapun perbedaannya terletak pada ‘”kemuliaannya.”
SUDAHKAH KITA MEMILIH MAU TINGGAL DI TINGKAT
YANG MANA?
Bila
kita memilih tinggal di tingkat tujuh, yaitu bersama dengan Muhammad
Rasulullah, para Nabi, orang-orang bijak yang bertakwa, maka ketaatan kita
haruslah prima.
Tapi
bila kita sudah puas dengan pilihan tingkat satu saja, yaitu bergabung selamanya
dengan komunitas para bayi, anak-anak idiot, atau orang gila dari sejak kecil,
cukuplah dengan ketaatan seadanya saja.
Masa
sih makhluk yang sempurna milihnya bergabung dengan anak2
idiot dan kumpulan orang gila?
Gambar : pixabay.com
Mutiara Tauhid Renungan #37
BERKARYA
Mutiara Tauhid Renungan #37
BERKARYA
Biar dia menghujatku, yang penting bukan aku
yang menghujatnya ..
Biar dia memfitnahku, yang penting bukan aku
yang memfitnahnya ..
Biar dia memakiku, yang penting bukan aku yang
memakinya ..
Biar dia membenciku, yang penting bukan aku
yang membencinya ..
WALAUPUN KIAMAT BESOK, BENIH AKAN
TETAP KUTANAM …
Gambar : www.pixabay.com
Mutiara Tauhid Renungan #36
PUNAH
Mutiara Tauhid Renungan #36
PUNAH
Tsunami meluluh lantakkan Aceh.
Tak terhitung karya terbaik anak bangsa ini
yang dibuat dengan perasan otak serta cucuran keringat sirna dalam sekejap
dilahap tsunami yang bagaikan raksasa kelaparan ini.
Semoga kejadian ini membuat kita sadar, TIDAK ADA SATUPUN KARYA MANUSIA YANG TAK AKAN PUNAH KECUALI
HANYA AMAL SOLEH.
Mutiara Tauhid Renungan #35
PRIHATIN
Mutiara Tauhid Renungan #35
PRIHATIN
Published on
Kamis, Agustus 11, 2016
By
permadialibasyah.com
Manusia
adalah makhluk pengembara. Alam dunia ini hanyalah secuil saja dari perjalanan yang
harus dilewati. Orang yang mau “mikir” akan menyadari bahwa kenikmatan sejati bagi
seorang pengembara tempatnya bukan di perjalanan, melainkan di tujuan. Karena
itu hidup prihatin di perjalanan mestinya suatu keharusan.
Bila suatu
ketika muncul hasrat ingin melakukan maksiat yang semuanya nikmat itu, tinggalkan
saja, tahanlah air liur … bukankah kita sedang prihatin? Begitu juga bila kita
mau bergunjing, tahanlah …
Nanti
di alam tujuan kita akan menikmati kenikmatan tiada tara yang bedanya bak
langit dan bumi dengan kenikmatan yang dapat disajikan oleh dunia.
“KENIKMATAN YANG PALING PUNCAK DI DUNIA, TIADALAH SEUJUNG
KUKUNYA KENIKMATAN DI SURGA,” begitulah kata Nabi kita yang mulia.
Gambar : www.pixabay.com
Mutiara Tauhid Renungan #34
BINATANG KESAYANGAN
Mutiara Tauhid Renungan #34
BINATANG KESAYANGAN
Published on
Selasa, Agustus 09, 2016
By
permadialibasyah.com
Bolehkah
kita memelihara binatang?
Tentu
saja boleh.
Persoalannya mereka dikandanginnya dimana?
Kalo
dikandanginnya di halaman rumah, aman.
Tapi
kalo dikandanginnya di hati, gawat!
Memangnya bisa ...?
Bila
kita masih rakus layaknya babi
atau
masih riya’ layaknya burung merak,
atau
barangkali masih licik layaknya rubah,
maka
kita perlu “mikir” :
JANGAN-JANGAN KITA PUNYA PIARAAN BINATANG YANG SAKING
SAYANGNYA MEREKA ITU KITA KANDANGIN DI HATI !
Gambar : www.dreamstime.com
Mutiara Tauhid Renungan #33
MEMANFAATKAN PELUANG
Mutiara Tauhid Renungan #33
MEMANFAATKAN PELUANG
Banyak orang yang memaknai alam kubur
hanya sebatas alam penantian menunggu malaikat Israfil meniup terompet
sangsakala sebagai tanda kiamat.
Sebenarnya alam kubur lebih tepat dimaknai
sebagai “alam kemurahan” yang disediakan Allah untuk memperbanyak pahala yang
dibutuhkan kelak ketika kita ditimbang.
“ADA TIGA PERBUATAN YANG PAHALANYA AKAN TERUS MENGALIR
SETELAH KEMATIAN,” demikian disampaikan oleh Nabi kita yang mulia.
Nah, ada peluang nih …
Gambar : www.pixabay.com
Mutiara Tauhid Renungan #32
BERSYUKUR dan PENYESALAN
Mutiara Tauhid Renungan #32
BERSYUKUR dan PENYESALAN
Mengapa
ada bersyukur ? Mengapa pula ada penyesalan ?
BERSYUKUR DAN PENYESALAN TERJADI KARENA BEDA MEMPERLAKUKAN
PELUANG.
Bila semasa hidup taat pada Allah dan
Rasul-Nya, maka di alam berikutnya akan bersyukur tanpa henti karena diberi
kesempatan tinggal di dunia.
Sebaliknya bila semasa hidup “mabuk dunia,”
maka di alam berikutnya akan menyesal tanpa henti karena dulu pernah mampir di
dunia.
Gambar : www.pixabay.com
Mutiara Tauhid Renungan #31
KURANG MIKIR
Mutiara Tauhid Renungan #31
KURANG MIKIR
Published on
Rabu, Agustus 03, 2016
By
permadialibasyah.com
Hidup
di dunia bagi sang jiwa adalah semata-mata untuk diuji.
Rasakan
saja, bila tidak ada ujian-ujian akankah ada surga dan neraka?
Dalam
ketidaknyamanan kita selalu dapat merasakan ujian-Nya.
Bila
tidak, ini boleh jadi salah satu pertanda bahwa kita masih
kurang banyak “mikir” ...
Gambar : www.pixabay.com
Mutiara Tauhid Renungan #30
ADA HARGA ADA BARANG
Mutiara Tauhid Renungan #30
ADA HARGA ADA BARANG
Published on
Senin, Agustus 01, 2016
By
permadialibasyah.com
Manusia dari sananya diberi kemerdekaan oleh
Sang Pencipta untuk memilih jalan hidupnya sendiri. Bila kita mau “mikir,”
tentunya kita akan menyadari bahwa setiap pilihan pastilah ada harganya.
Bila memilih yang perlu perjuangan serius,
yaitu taat pada kehendak Allah, harganya surga. Sedangkan bila memilih yang
semudah membalikkan telapak tangan, yaitu taat pada kehendak ego, harganya
neraka.
MEMANG BEGITULAH
SUNATULLAHNYA, ADA HARGA ADA BARANG.
Gambar : www.pixabay.com
Langganan:
Postingan (Atom)
Video Of Day
Total Tayangan Halaman
Entri Populer
-
Kelompok yang mengatas namakan Islam terdiri dari 2 kategori, yaitu Islam orisinal dan Islam palsu. Membedakannya mudah saja. Kalo I...
-
Mengenal jati diri itu sangatlah penting. Semakin mengenal siapakah aku yang sebenarnya, semakin terang mengapa aku ada di dunia dan sema...
-
Dari 208 negara, Indonesia berada di urutan ke140! Inilah hasil survey pada tahun 2010 yang lalu tentang “Negara manakah yang pali...
-
Allah Yang Maha Suci tidak akan mengingkari janji-janjiNya. Salah satu janjiNya : DIA akan menempatkan di surga orang-orang yang taat ...
-
Sesaat lepas shalat maghrib, aku termenung seandainya saat kematianku datang sekarang, apa yang aku sesalkan dengan perbuatan at...
Diberdayakan oleh Blogger.