Salah seorang sahabat agung Rasulullah SAW,
yaitu Umar bin Khatab, pernah mengingatkan kita, “HITUNGLAH DIRIMU SEBELUM DIHITUNG, DAN
TIMBANGLAH DIRIMU SEBELUM DITIMBANG”
Bila belum, mau nunggu apa lagi …??
Aku adalah jiwa
Akulah yang akan ditimbang itu …
Gambar : dreamstime.com
Jujur membaca renungan ini aku merinding...menangis.....terbayang timbanganku berat ke kiri ,terima kasih udah diingatkan
BalasHapusmenurut saya, hal yg sama akan dirasakan oleh siapapun bila dibacanya oleh hati ...
HapusPak Permadi bolehkah saya tahu sebetulnya motivasi apa yang ingin bapak bangkitkan pada para pembaca renungan-renungannya ?
BalasHapusJawaban saya ini sekalian aja ya untuk yg bertanya serupa dan juga utk yg beranggapan saya memberikan motivasi spt yg dinyatakan di renungan2 sebelum ini.
HapusSaya sama sekali tidak ada maksud utk memberikan motivasi apa pun, saya hanya sekedar berbagi kebenaran yg selaras dg Alqur'an dan sunnah Rasul. Adapun kemudian ada orang yg menjadi termotivasi itu adalah soal lain alias alhamdulillah ...
JIWA...JIWA...JIWA sejatinya memang ini yang harus kita urusin . Kemarin temen ayah saya meninggalkan dunia . Ah...memang sudah tua . Gak lama temen saya lalu yunior saya . Ada kesamaannya , Fisiknya , duitnya ,mobilnya , istrinya ,anaknya gak ada yang mau ikut serta. Ingat ucapan partner temen kerja saya 'Des...kita ini lagi usia kerja ,usia cari duit......eh elu sibuk tafakuran ,Nantilah ada masanya kalo kita sudah PENSIUN .he...he...he saya hanya nyengir aja waktu itu . JIWA memang FAKTOR DALAM yang harus kita urusin , FISIK/RAGA, KERJAAN , DUIT ,MOBIL , ISTRI ,ANAK . ini FAKTOR LUAR yang gak akan mau ikut kalo aku mati. Jadi.........HARI GINI MASIH URUSIN FAKTOR LUAR ....APA KATA AKHERAT....kasian dech loe.#talktomyself. Hidup DBAS
BalasHapusemang banyak yg TERBALIK (spt di renungan #41), justru usia muda adalah usia yg sangat produktif utk spiritual
HapusMengapa bapak berpendapat usia muda adalah usia yg sangat produktif untuk spiritual ? bukannya pendapat bapak ini TERBALIK ? Karena aku sudah merencanakan masuk ke dunia spiritual nanti diumurku 55-an ke atas, setelah tugas mencari nafkah selesai.....
HapusMas Andika, sharing dari saya ya.
HapusSaat pertama saya menyekolahkan kalbu agar bisa mengimplementasikan Alqur'an, terjadi saat usia saya 38 tahun. Saat itu saya juga memperhatikan teman2 yang berusia tua, bingung, kok pada susah ngertinya. (Kalau sekarang ngerti banget, kenapa susah).
Belajar spiritual di usia muda, jauh lebih mudah menancap di kalbu, karna kalbu relatif lebih bersih.
Di usia produktif belajar spiritual tidak mematikan kegiatan dunia. Justru saya lebih fokus, dan lebih bersungguh-sungguh. Hebatnya bisa terus bekerja dengan tenang walau ada tekanan. Gak peduli dengan orang yang saling sikut dan saling cakar. Gak peduli jabatan yang gak naik2.
Kata orang, saya gak pernah marah sama anak buah, gak tersinggung dan gak dendam ditegur atasan sekalipun ditegur didalam forum.
Kala itu terlontar ucapan dalam hati : ajaran Islam luar biasa. Tanpa berpegang pada Alqur'an pasti saya hancur.
Ini penjelasan ringkas saya mengapa usia muda adalah usia yg sangat produktif untuk spiritual.
HapusDunia spiritual adalah dunia yg sangat berbeda dg dunia nyata. Di dlm dunia nyata yg ingin diraih adalah ilmu, sedangkan di dalam dunia spiritual yg ingin diraih adalah kesadaran. Mempelajari dunia nyata memerlukan otak yg cerdas, sementara mempelajari spiritual memerlukan hati yg bening. Hati semua manusia pada mulanya bening, sejalan dg bertambahnya dosa maka hati akan memudar. Nabi kita yg mulia mengatakan, "Setiap satu perbuatan dosa akan membuat satu bintik hitam di hati."
Bisa dibayangkan, semakin lanjut usia semakin besar kemungkinannya hati jadi hitam, maka tentunya akan semakin sulit menyerap kesadaran. Nah, setelah tahu ini apakah tetap mau menunda belajar spiritual setelah usia tua saja? Kata saya sih, terserah aja... (sambil mengurut dada)
Tapi pak ...keyantaannya yang jadi dukun itu koq banyaknya orang2 berusia tua ?
Hapushe..he..he.. spiritual itu ngga ada hubungannya dg dukun
Hapusyg ada hubungannya dg dukun itu adalah mistik atau klenik
jadi, dukun itu bukan ahli spiritual ya tapi ahli mistik
apa bang Zali mau jadi dukun? jangan ah...
BalasHapusAssalamualaikum... Bapak..renungan ini tambah membenam kan kesadaranku... benerrr bangett desmi...kurasakan bila kesadaran aku si JIWA..ini belum haqqul yaqin..selama ini aku hanya mengenal wajahku.. jasadku dengan cermin..baru kusadari kini dengan "tafakur" aku mengenal siapa sejatinya diriku..dgn modal kesadaran ini aku jd gak salah urus lagi..Sabda Rasullulah SAW : hidup adalah perjuangan...bukan berjuang nimbang berat badan utk makanan cacing kelak dialam kubur.. dgn "mikir" "mikir" mikir" aku baru "sadar " perjuanganku meraih keyakinan illahiyah mengisi JIWAku..agar timbangan jiwaku mampu mengantarkan aku kesurganya kelak.. Amiiiiin
...tears,speechless.. Just reminder to my self..haturr nuhunnnnnnnn
Bapak...sll memfasilitasi sy utk "mikir" ...Salam
"pikir" itu pelita kalbu
Hapussalam
udah TERBALIK tapi PD banget . Silahkan dipikirkan bagi yang mau MIKIR. Apa yg diutus sama Allah , Kalbuku.......Apa yang disuruh ibadah sama Allah, Kalbuku.....Apa yang diuji sama Allah ,Kalbuku ...Apa yang diminta pertanggungjawaban Allah, Kalbuku.....SIAPA YANG BISA JAWAB PERTANYAAN2 NANTI DI AKHERAT ...BUKAN JASADKU TAPI KALBUKU . masih berani urusin faktor luar . NEKAD ...melebihi terjun bebas dari monas tanpa parasut. Hidup DBAS
BalasHapusHidup Desmi ... eh hidup DBAS!!
HapusKesadaran ini yg sangat penting utk aku renungkan lebih sungguh2..utk bisa menghisap diri klu aku sadar aku itu adalah JIWA..jiwa ini yg akan mempertanggungjawabkan segala perbuatan yg aku lakukan dialam dunia ini...klu gitu aku tdk akan RELA JIWAKU utk membangkang pd perintah tuhanku..aku bisa bercermin diri setiap hari..pembangkangan atau ketaatankah yg aku lakukan??? bagi aku mmg terasa pentingnya menggenal siapa AKU.."AKU ITU JIWA"..smg dgn kesadaran ini aku akan butuh kesadaran2 yg banyak utk JIWAKU yg akan pulang bertemu dgn Allah pemilik Jiwa ini..Terima kasih Bapak. salam DBAS:)
BalasHapussemakin 'terang' ya
Hapusalhamdulillah ...
Aku adalah jiwa.....
BalasHapusAkulah yang akan ditimbang itu.....
Aku pasti akan mengalami kematian yang datangnya TAK TERDUGA! Setelah kematian kesempatan untuk aku menambah timbanganpun terhenti!! (kecuali 3 perkara).
Mau tunggu apalagi???.....
dari lapangan kita belajar, ternyata kematian itu datang tak pernah kompromi apakah kita sudah cukup bekal atau belum ..
HapusSoal jiwa memang rumit?? apa krn jiwa itu ga kelihatan ya. Tapi justru si jiwa yg ga klht ini yg akan menghadap ke Yang Maha Agung. Kalau kita mau "mikir" jiwa dan raga kalau dihitung banyak dikitnya yg paling sering terasa sakit itu jiwa. Dimarahi bos jiwa sakit...ga bisa bayar pinjaman jiwa sakit..dikhianati teman jiwa sakit..dilawan anak jiwa sakit...masak gosong jiwa sakit.dll..dll...jiwa..jiwa..yg teraniaya...Laahhh udah tahu gini contoh dalam hidup seabreg kok jiwa nya di cuekin..ayyooo dehh mulai isi isi isi jiwa dengan keyakinan alqurani....setiap detik menit jam hari dan waktu...biar si jiwa yg akan ditimbang TERISI PENUH dengan keyakinan alqurani. Krn si jiwa ini yg akan ditanya...sangat tidak rugi isi jiwa dan jiwa dari saat ini kalau saat ini jiwa bahagia pasti dialam berikut si jiwa akan bahagia juga. Cara ngisi jiwa yaaa hny dng tafakur.
BalasHapusyes! never stop tafakur
Hapus