Mengenai Saya
Mutiara Tauhid Renungan #75
KITAB AJAIB
Mutiara Tauhid Renungan #75
KITAB AJAIB
Rasa indah erat kaitannya dengan keadaan hati.
Begitu pun dengan rasa galau.
Bila hati mengembang maka rasa indah yang ke
luar, sebaliknya bila hati mengerut rasa galau yang akan muncul.
Mengembang dan mengerutnya hati tergantung dari
input yang diberikan padanya. Bila hati kita beri asupan rasa untung maka ia
akan mengembang, sebaliknya bila ia kita beri asupan rasa rugi maka akan
mengerut.
Alqur’an yang telah lama kita kenal itu bukanlah
kitab biasa, ia kitab ajaib yang apabila kita gunakan tak ada satupun kejadian akan
terasa merugikan.
Tak heran para sahabat utama Rasulullah SAW
yang selalu melihat kejadian menggunakan kacamata Alqur’an merasakan hidup
selalu indah.
Nah, rahasia besar telah terkuak …, masih
enggankah kita fanatik berpegang pada Alqur’an?
ALQUR’AN ADALAH PEDOMAN HIDUP YANG DIBUAT TUHAN
AGAR HIDUP KITA SELALU TERASA INDAH
Gambar : www.awalone.com
Mutiara Tauhid Renungan #74
PASTI BAIKNYA
Mutiara Tauhid Renungan #74
PASTI BAIKNYA
Sadarkah kita bila Allah memiliki 99 “jubah”?
Nama “jubah” itu bermacam-macam, Maha Pengasih, Maha
Penyayang, Maha Pemurah, Maha Bijaksana, Maha Adil, Maha Suci, dan lain-lain.
Uniknya, “jubah” itu selalu dipakai-Nya, tak pernah dilepas
walaupun hanya sedetik.
Pantaslah bila ada seorang ahli hikmah yang berucap, “KETETAPAN-NYA WALAU DIRASA TAK NYAMAN, TAPI
PASTI TIDAK ADA YANG BURUK“
Gambar : www.mohlimo.com
Mutiara Tauhid Renungan #73
TIRAI BAJA
Mutiara Tauhid Renungan #73
TIRAI BAJA
Published on
Rabu, Oktober 26, 2016
By
permadialibasyah.com
Manusia membutuhkan kebenaran agar jalannya
dapat lurus menuju negeri surga.
Dimanakah kita dapat menemukan kebenaran?
Kebenaran banyak ditemukan di bibir manusia.
Bisa dirasakan, bila kita punya keangkuhan diri,
yaitu memandang rendah seseorang, dapatkah kita mengambil kebenaran yang ada di
bibirnya?
Tak mungkinlah.
Itulah sebabnya ahli hikmah mengatakan keangkuhan
diri merupakan tirai baja penghalang masuknya kebenaran.
Nabi kita yang mulia jauh-jauh hari juga sudah mengingatkan,
“Mereka yang dalam hatinya ada keangkuhan diri walaupun hanya sebesar biji
sawi, tidak akan masuk surga”
“KEANGKUHAN DIRI” ASAL MUASALNYA ADALAH
PERILAKU IBLIS, YANG KEMUDIAN DICONTEK OLEH MANUSIA
Gambar : www.pixabay.com
Mutiara Tauhid Renungan #72
RUSAK
Mutiara Tauhid Renungan #72
RUSAK
Segala sesuatu tercipta pasti ada tujuannya.
Dan apa pun ciptaan itu bila diperlakukan tidak sesuai dengan
tujuan untuk apa ia dibuat, kerusakan hanyalah soal waktu saja.
Termasuk juga kalbu. Ia diciptakan Allah untuk ibadah.
Bila kalbu ini kita gunakan untuk mendendam, tak disangsikan
lagi pastilah bakalan rusak.
BILA KALBU RUSAK, MUNGKINKAH KITA BISA BERTEMU DENGAN DIA
SANG MAHA PENGASIH MAHA PENYAYANG?
Gambar : www.pixabay.com
Mutiara Tauhid Renungan #71
TUNGGULAH SEJENAK....
Mutiara Tauhid Renungan #71
TUNGGULAH SEJENAK....
Layakkah bila hidup di dunia mengikuti kemauan nafsu?
Bila dunia dipandang sebagai kesempatan hidup yang sekali-kalinya, tentulah layak
banget
Tetapi bila dunia dipandang
sebagai “alam ujian,” tentulah sangat
tidak layak bangeet
...!
Tuhan Sang Pencipta alam dunia mengatakan bahwa dunia
adalah alam ujian bagi manusia. Dari
sini mestinya kita
bisa merasakan bahwa hidup yang paling benar di alam ujian adalah prihatin
mengekang nafsu, bukannya malahan mengaminkan keinginan nafsu yang seabrek itu.
TUNGGULAH
SEJENAK, TOH TAK LAMA LAGI JUGA ALAM UJIAN INI USAI..., begitu kata seorang ahli
hikmah.
Mutiara Tauhid Renungan #70
PERLAWANAN
Mutiara Tauhid Renungan #70
PERLAWANAN
Published on
Kamis, Oktober 20, 2016
By
permadialibasyah.com
Engkau menyuruhku agar harta aku perlakukan
sebagai ujian
eh …, aku
malahan menjadikannya sebagai tujuan
Engkau menyuruhku agar aku menjadi makhluk yang
paling bertakwa
eh …, aku malahan berlomba menjadi yang paling kuasa, paling kaya
Engkau menyuruhku klarifikasi agar tidak timbul
fitnah
eh …, aku malahan lebih senang menghakimi, menghujat
Engkau menyuruhku agar aku jangan suka berprasangka
buruk
eh …., aku malahan menjadikannya sebagai hobi
Engkau menyuruhku agar aku ingat kasih sayangMu
di waktu duduk, berjalan, dan berbaring
eh …, aku malahan ingat ketetapan2Mu yang membuat hatiku sesak
Ampuuun Gustiii …..
“BARANGSIAPA MENTAATI ALLAH DAN RASUL~NYA, MEREKA ITU AKAN
BERSAMA2 DENGAN ORANG2 YANG DIANUGERAHI NIKMAT”
Gambar: www.pixabay.com
Mutiara Tauhid Renungan #69
JAHILIYAH
Mutiara Tauhid Renungan #69
JAHILIYAH
Begitu kita mendengar kata “jahiliyah,” langsung terbayang
zaman dahulu kala dimana ketika itu perilaku manusia sangatlah buruk.
Zaman jahiliyah seolah-olah hanya kejadian di masa lalu yang
tak akan terulang lagi. Benarkah?
Orang yang telah menyadari bahwa perilaku itu hanyalah
cerminan dari kesadaran yang tertanam di dalam kalbu akan paham, “BILA KESADARAN MEMUDAR ZAMAN JAHILIYAH AKAN HIDUP KEMBALI”
Ibarat pelita, kesadaran pun dapat padam
Pelita padam karena kehabisan minyak
KESADARAN
PADAM KARENA KEHABISAN WAKTU UNTUK BERTAFAKUR
Gambar: www.pixabay.com
Mutiara Tauhid Renungan #68
MELEBIHI MALIN KUNDANG
Mutiara Tauhid Renungan #68
MELEBIHI MALIN KUNDANG
Aku adalah sang jiwa.
Untuk bisa berada di dunia aku dititipkan-Nya pada pasangan ayah dan ibu. “Orang
tua” sejatiku bukanlah mereka, tetapi DIA yang menciptakanku.
Aku taati maunya ayah dan ibuku karena aku takut sekali menjadi anak
durhaka. Sementara, aku seringkali tidak mentaati maunya “orang tuaku.” Padahal
durhaka pada ayah dan ibu saja sudah terbayang apa akibatnya, apalagi bila durhaka pada “orang tua” ...
“SESUNGGUHNYA KEBANYAKAN DARI MANUSIA ITU ‘TERTIDUR’ DAN
BARU TERBANGUN KETIKA IA MATI,” apakah ini yang dimaksud oleh Nabiku
yang mulia empat belas abad yang silam?
Gambar : www.dreamstime.com
Mutiara Tauhid Renungan #67
MAKHLUK PENYEMPURNA
Mutiara Tauhid Renungan #67
MAKHLUK PENYEMPURNA
Rumah semegah dan seindah apapun belumlah
dikatakan sempurna bila belum ada isinya.
Apakah surga dan neraka sudah sempurna? Tentu
saja belum, mereka menunggu disempurnakan oleh manusia
Mereka yang semasa hidupnya taat pada Allah dan
Rasul-Nya, mereka itulah yang akan “menyempurnakan” surga;
sedangkan mereka yang membangkang pada Allah
dan Rasul-Nya, mereka itulah yang akan “menyempurnakan” neraka.
Andaikan usiaku berakhir hari ini, manakah yang
akan aku sempurnakan?
MENYESAL BELAKANGAN SUDAH KUNO, MENYESAL HARUSLAH
DI DEPAN!
Gambar: www.pixabay.com
Mutiara Tauhid Renungan #66
JAUH PANGGANG DARI API
Mutiara Tauhid Renungan #66
JAUH PANGGANG DARI API
Einstein yang konon adalah manusia paling cerdas sedunia
pernah tidak naik kelas. Koq bisa?
Tak usah heran …, setinggi apapun IQ seseorang bila diuji
dengan perkalian 17 x 17 pasti gagal bila ia tidak mempunyai kemampuan di
bidang kali-kalian.
Manusia yang konon adalah makhluk Allah yang paling sempurna,
tidaklah dijamin akan selalu lulus dari ujian-ujianNya. Koq demikian?
Tak usah heran …, yang namanya ujian itu lulus atau tidaknya
bukan ditentukan oleh sempurna atau tidaknya, melainkan oleh ada tidaknya
kemampuan. Tanpa memiliki kemampuan yang sesuai dengan soal ujiannya, ya selalu
jadi pecundang.
Coba bayangkan, kita
akan diuji kali-kalian tapi kita mati-matian belajar agar bisa sabar, ikhlas,
pasrah. Bisakah kita lulus?
Begitu juga kita akan diuji Allah, walaupun kita mati-matian belajar
sampai tingkat doktor di universitas paling bergengsi, bisakah kita lulus? Inilah yang dikatakan orang bijak tempo
doeloe, “JAUH PANGGANG DARI API”
Gambar: www.pixabay.com
Mutiara Tauhid Renungan #65
UJIAN ALLAH
Mutiara Tauhid Renungan #65
UJIAN ALLAH
Satu-satunya ujian yang soalnya tak pernah berubah dari sejak
zaman dahulu kala sampai dengan sekarang hanyalah ujian Allah.
TAPI
ANEHNYA WALAUPUN SOALNYA SUDAH DIBOCORKAN, KOQ LEBIH BANYAK YANG GAGALNYA YA …?
Tak usah heran …, selama kemampuannya tak ada, walaupun
soalnya dibocorkan, tetap saja sangat sulit untuk bisa lulus!
MENGATASI
UJIAN ALLAH BUTUH KEMAMPUAN KALBU, BUKANNYA KEMAMPUAN AKAL
Gambar: www.pixabay.com
Mutiara Tauhid Renungan #64
KETAATAN ADALAH SEGALANYA
Mutiara Tauhid Renungan #64
KETAATAN ADALAH SEGALANYA
Bumi diciptakan Allah untuk berputar pada
porosnya sambil mengelilingi matahari.
Apa yang terjadi bila bumi membangkang, sehari
saja ia mogok berputar pada porosnya? Ya,
pastilah keharmonisan alam raya akan terganggu.
Begitu juga, apa jadinya bila manusia yang
diciptakan-Nya untuk berperilaku selaras dengan kehendak-Nya tapi ia
berperilaku semaunya sendiri?
Pastilah tak jauh berbeda seperti yang dialami alam
raya, ia pasti akan kehilangan ketenteraman dan kelak akan kehilangan surga!
PADA HARI KETIKA MUKA MEREKA DIBOLAK-BALIKKAN DALAM NERAKA,
MEREKA BERKATA, “ALANGKAH BAIKNYA ANDAIKATA DAHULU KAMI TAAT KEPADA ALLAH DAN
TAAT PULA KEPADA RASUL”
Gambar: www.pixabay.com & KIRAN .Z
Mutiara Tauhid Renungan #63
JEMBATAN SHIRAATHAL MUSTAQIIM
Mutiara Tauhid Renungan #63
JEMBATAN SHIRAATHAL MUSTAQIIM
Seorang ulama besar Islam, Imam Al-Ghazali
wafat th. 1111, menuturkan bahwa semua manusia akan melintasi jembatan yang di bawahnya
terdapat neraka.
Kelak bakal ada yang melewatinya secepat kilat,
ada juga yang berlalu seperti angin atau sekencang larinya kuda, dan ada pula
yang secepat terbangnya burung.
Namun di samping itu, ada juga yang berjalan
biasa, atau yang merangkak hingga hangus menjadi arang.
Perbedaan cara menyeberangi jembatan ini
dikarenakan perbedaan sikap hidup selagi mampir di dunia, apakah ia selalu taat
ataukah ia sering membangkang pada aturan Tuhan dan Rasul-Nya.
Marilah kita “berlatih” lebih giat lagi agar
kelak kaki kita mampu berlari secepat kilat!
Gambar sumber dari :www.muslimjiwa.blogspot
Mutiara Tauhid Renungan #62
PELECEHAN
Mutiara Tauhid Renungan #62
PELECEHAN
Published on
Selasa, Oktober 04, 2016
By
permadialibasyah.com
Mungkinkah selama hidup di dunia kita tak
mengalami rasa galau alias bahagia selamanya …?
Bila bahagia selamanya tak mungkin, lalu apa gunanya
Alqur’an sebagai pedoman
Walaupun surga sepenuhnya berada dalam
genggaman-Nya, mungkinkah kita dapat berupaya untuk meraihnya …?
Bila meraih surga tak dapat kita upayakan, lalu
apa gunanya Alqur’an sebagai pedoman
BILA BAHAGIA SELAMANYA DIANGGAP TAK MUNGKIN
BILA SURGA DIANGGAP TAK DAPAT DIUPAYAKAN
APAKAH ITU TIDAK BERARTI PELECEHAN TERHADAP ALQUR’AN?
Gambar:www.pixabay.com
Mutiara Tauhid Renungan #61
INSAN KAMIL
Mutiara Tauhid Renungan #61
INSAN KAMIL
Published on
Minggu, Oktober 02, 2016
By
permadialibasyah.com
Menyadari adanya kekeliruan diri, merupakan
langkah awal menjadi insan kamil.
Perlu dirasakan kembali sabda Nabi kita yang
mulia empat belas abad yang silam : “Barangsiapa yang amal solehnya hari ini
sama dengan hari kemarin ia adalah orang yang merugi. Barangsiapa yang amal
solehnya hari ini lebih buruk dari hari kemarin, ia adalah orang yang celaka!”
BILA AKU SANGGUP TERTAWA TERPINGKAL-PINGKAL PADAHAL
TAMPILANKU LEBIH BURUK DARI KEMARIN, BOLEH JADI INI SALAH SATU PERTANDA AKU
TELAH KEHILANGAN HATI …
Gambar:www.pixabay.com
Langganan:
Postingan (Atom)
Video Of Day
Total Tayangan Halaman
Entri Populer
-
Kelompok yang mengatas namakan Islam terdiri dari 2 kategori, yaitu Islam orisinal dan Islam palsu. Membedakannya mudah saja. Kalo I...
-
Mengenal jati diri itu sangatlah penting. Semakin mengenal siapakah aku yang sebenarnya, semakin terang mengapa aku ada di dunia dan sema...
-
Dari 208 negara, Indonesia berada di urutan ke140! Inilah hasil survey pada tahun 2010 yang lalu tentang “Negara manakah yang pali...
-
Allah Yang Maha Suci tidak akan mengingkari janji-janjiNya. Salah satu janjiNya : DIA akan menempatkan di surga orang-orang yang taat ...
-
Sesaat lepas shalat maghrib, aku termenung seandainya saat kematianku datang sekarang, apa yang aku sesalkan dengan perbuatan at...
Diberdayakan oleh Blogger.