Manusia membutuhkan kebenaran agar jalannya
dapat lurus menuju negeri surga.
Dimanakah kita dapat menemukan kebenaran?
Kebenaran banyak ditemukan di bibir manusia.
Bisa dirasakan, bila kita punya keangkuhan diri,
yaitu memandang rendah seseorang, dapatkah kita mengambil kebenaran yang ada di
bibirnya?
Tak mungkinlah.
Itulah sebabnya ahli hikmah mengatakan keangkuhan
diri merupakan tirai baja penghalang masuknya kebenaran.
Nabi kita yang mulia jauh-jauh hari juga sudah mengingatkan,
“Mereka yang dalam hatinya ada keangkuhan diri walaupun hanya sebesar biji
sawi, tidak akan masuk surga”
“KEANGKUHAN DIRI” ASAL MUASALNYA ADALAH
PERILAKU IBLIS, YANG KEMUDIAN DICONTEK OLEH MANUSIA
Gambar : www.pixabay.com
Mmm pak.. karena keawamanku..begitu banyak kebenaran yang aku tolak dikarenakan aku seringkali memandang rendah seseorang..dulu aku tidak ngeh BAHAYANYA.. skr setelah akalku paham..aku mulai sering mentafakuri dan makin kerasaaa BAHAYANYA..kerasaaa juga kibr itu tirai baja..mmhh pak error bgt reni mah.. orang yang seringkali reni pandang rendah justru ibu reni..padahal yang namanya ibu pasti setiap waktu menyampaikan kebenaran2 terhadap anaknya..tertolak semua itu pak..sedih iya menyesal iya..tapi lebih kerasa lagi BAHAYA NYA..
BalasHapusakibat kibr tertolak kebenaran, tanpa kebenaran tidak akan ada keyakinan, tanpa keyakinan tidak akan muncul kemampuan kalbu, tanpa kemampuan kalbu manalah mungkin bisa taat, tanpa ketaatan tidak akan ada pahala, tanpa pahala tidak akan bisa masuk surga.MMHH..Ngeri banget akhir hidup reni kalau sampai ga ketemu majelis Tafakur..Alhamdulillah ngeh nya masih didunia..nuhuuunn pisaann bapak❤
tirai baja begitu kokoh berdiri menahan yg mencoba memasuki istana
Hapustapi tirai baja yg ini hanya bisa dibuat sendiri, ia tidak bisa diborongkan pembuatannya pada kontraktor manapun
dan yg punya tirai baja ini bukannya jadi selamat malahan sebaliknya jadi terhina ..
KAUM IBLIS
BalasHapusKetika aku merasa lebih hebat ,ketika aku merasa lebih mulia dan ketika aku merasa paling benar . Saat itu tirai baja akan terbentuk menghalangi masuknya kebenaran , otomatis keyakinan akan tertolak masuk kedalam kalbuku
Ketika aku merasa lebih hebat ,ketika aku merasa lebih mulia dan ketika aku merasa paling benar . Saat itu aku merasa hasil adalah didalam kendaliku, tidak ada Allah disana.
Ketika aku merasa lebih hebat ,ketika aku merasa lebih mulia dan ketika aku merasa paling benar . Saat itu aku adalah iblis berwujud manusia.
hidup DBAS
.. iblis berwujud manusia ... inilah kata lain dari manusia yg suka menyepelekan manusia lainnya
Hapusjangan gitu ah ....
Jangan mau jadi orang awam!
BalasHapusFakta terus yg disenterin.. Bagaimana bisa lihat Allah "disitu"??
Padahal Allah kasih fakta itu untuk aku lihat yg "terselip"di dalamnya ..
Baru terbuka tabir... kenapa aku selama ini rela mengikuti ego ku ??
Ternyata kibr ini yg membuat si jiwa terbelenggu, gak terlihat..tertutup raga yg dikuasai keinginan dan nafsu.. Merasa paling benar, padahal sebenarnya keliru !!
Al hasil tidak pernah bisa melihat Kebenaran , tidak akan pernah terbentuk Keyakinan Ilahiyah , gak akan pernah bisa Taat.
ya repot memang jadi orang awam ..
Hapusdia menyepelekan orang maka kalbunya otomatis akan menolak kebenaran yg meluncur dari bibir orang yg direndahkannya itu, tanpa kebenaran tidak akan ada keyakinan, tanpa keyakinan tidak akan muncul kemampuan kalbu, tanpa kemampuan kalbu manalah mungkin bisa taat, tanpa ketaatan tidak akan ada pahala, tanpa pahala tidak akan bisa masuk surga...
Kalau saya yakin dengan pendapat saya lalu saya katakan pendapat yang lain salah, apa ini masuknya keangkuhan diri pak ?
BalasHapus"keangkuhan diri" dalam renungan ini janganlah diartikan sebagai sombong, tetapi harus dimaknai sebagai sikap yg memandang rendah seseorang. Bisa saja seseorang itu kita pandang rendah karena dibandingkan dengan diri kita, atau bisa juga dia kita pandang rendah karena kita bandingkan dg orang lain.
HapusNah, kalo mempertahankan pendapat yg kita yakini benar tanpa terbersit di hati kita bhw orang lain yg berbeda pendapat dg kita itu adalah "lugu" (bahasa halus dari dungu), maka tentunya itu bukanlah termasuk "keangkuhan diri"
Iya ya....keangkuhan diri cuma dapet mudharotnya doang sama sekali ngga ada manfaatnya.
BalasHapuspas!
HapusDasar manusia gak "mikir", udah nyontek eh salah pula......
BalasHapusLagian iblis itu kan musuh, kok dicontek sih......
he..he..he.. bener juga ya mas Luki ini, yg salah jangan dicontek ya ...
HapusPak maaf sy kurang paham....ko gara-gara keangkuhan diri jadi gak masuk surga , kata bapak kan surga itu tergantung timbangan pahala dan dosa kita
BalasHapushe..he..he... maaf ya jadi bingung nih
Hapusrenungan di atas ibarat kata bersayap dibacanya jangan pake akal tapi pakelah kalbu, lihat deh jawaban2 saya di atas ya..
salam
Assalamualaikum..mbak Miranti yayu..pertanyaan teteh bagus,singkat,padat dan jelas tapi untuk ngejelasin pertanyaan teteh butuh waktu 2 jam pelajaran..setelah teteh ikut tafakur materi2 sebelumnya.. waahh.. panjaaanng teh.. untuk dapat penjelasan lebih lanjut mending ketemuan aja sama bapak ya pak?..he..he..kebayang klo harus dijelasin di www... bisa semalam suntuk bapak ngetik ga selesai2...maaf lho mbak, reni rasa bapak bukan ga mau jawab tapi ya itu butuh waktu sepanjang itu..🤗😘
BalasHapusiya sih begituuu ....
Hapushati2 dengan Tirai baja..namanya jg tirai..berarti PENGHALANG...apalagi tirainya baja...bisa banyangin betapa kokohnya...inikan permisalan " bgt bahayanya klu aku MENOLAK KEBENARAN..setiap kebenaran aku tolak..gara2 melihat siapa yg menyampaikan..padahal Nabi kita yg MULIA sdh menginggatkan " Jgn Lihat siapa yg menyampaiakan kebenaran itu tp apa yg disampaikannya...sekalipun itu org gila...klu itu kebenaran ambil..KNP??..krn kebenaran itu yg dibutuhkan oleh kalbuku spy aku bisa berprilaku selaras dgn kehendak Allah( TAAT)..baru bisa masuk surga..terima kasih Bapak..salam DBAS
BalasHapus... bgt bahayanya klu aku MENOLAK KEBENARAN ...
Hapussaya mau klarifikasi aja ya ..., "menolak kebenaran" dan "tertolak kebenaran" itu berbeda tipis
kalo "menolak kebenaran" bisa terjadi tanpa adanya keangkuhan diri, tapi bila "tertolak kebenaran" terjadi otomatis (tanpa disadari) karena konsekuensi logis dari adanya keangkuhan diri
ooo gitu ya pak.iya ya bisa aja dia menolak kebenaran..tp tdk ada keangkuhan diri...terima kasih SA3 pak..salam DBAS
BalasHapusBetapa ruginya merasa paling benar itu..
BalasHapusPadahal untuk menjadi lebih baik dibutuhkan usaha untuk terus menerus untuk berubah.
Menjadi sempurna berati harus terus berubah, menjadi lebih baik..
Saat merasa sudah 'benar' sudah 'baik' tertolaklah kebenaran2 yg datang, yg ternyata jauh lebih baik dari yg sudah dimiliki..
Harus rela berfikir, rela melepaskan.. untuk selalu meraih.. semoga besok lebih baik dari hari ini..
semoga semakin terasa ya kenapa Nabi kita yang mulia mengingatkan, “Mereka yang dalam hatinya ada keangkuhan diri walaupun hanya sebesar biji sawi, tidak akan masuk surga”
Hapus