Ada satu rahasia besar yang disampaikan oleh Nabi
Ibrahim as. pada kita, “SALAH
SATU SEBAB AKU MENJADI KEKASIH ALLAH ADALAH KARENA AKU TIDAK PERNAH MERISAUKAN
SESUATU YANG TELAH DITANGGUNG OLEH-NYA.”
Ternyata untuk menjadi kekasih Allah tidaklah
susah2 banget, asalkan saja tidak meragukan kemampuan-Nya.
Bisakah kita tidak meragukan kemampuan-Nya?
Janganlah terlalu cepat mengatakan bisa.
Mari kita introspeksi :
Ketika telah berikhtiar sungguh-sungguh, apakah
merisaukan hasil yang akan terjadi?
Ketika berobat, apakah merisaukan datangnya kesembuhan?
Setelah bekerja dengan baik, apakah merisaukan kecukupan
harta?
Setelah lama dalam kesendirian, apakah
merisaukan jodoh?
Bila jawabannya iya, rupanya kita belum
memenuhi kriteria sebagaimana yang dimaksud Nabi Ibrahim as.
Gambar : Almanar
SHALAT-SHALATAN
BalasHapusNabi Ibrahim AS sangat memahami benar ada pembagian tugas yang jelas antara dirinya dengan Allah . Dia tidak pernah merisaukan apa- apa yang sudah merupakan job desk Majikannya . Allah tidak mempunyai keterbatasan sedangkan manusia penuh dengan keterbatasan
Kerisauan akan terjadi begitu aku yang terbatas ini 'sok tau ' mulai masuk ke zone tugas Majikanku. Kenapa aku tidak fokus dan konsisten dalam mengerjakan tugas-tugas ku saja. Bukankah Majikanku Maha Pandai , DIA TIDAK MAMPU BERBUAT KEKELIRUAN !
Rupanya aku masih meragukan kemampuanNya.......... Kalau aku masih meragukan kepada suatu Zat yang tidak terbatas .........lalu aku mau bergantung kepada siapa?????
Lalu apa artinya sholat yang aku lakukan setiap hari di saat mengucapkan " IYYAKA NA'BUDU WA IYYAKA NASTA'IIN " ah....sudah banyak dosa yang aku lakukan ,janganlah dalam bermunajat ini diawali dengan dusta. hidup DBAS.
masih ragu? manalah mungkin jadi kekasih kalo masih ragu ...
HapusIya ya....kalo udah ditanggungNya ngapain risau ya...DIA kan Maha Bijaksana, Maha Pengasih, Maha Penyayang......
BalasHapusjadi malu nih....
malu itu salah satu ciri iman
Hapusada malu ada kemungkinan berubah,
tak ada malu tak ada perubahan
Kalo aku sih sementara ini belum berani jadi kekasih-Nya. Dia gak marah aja sama aku rasanya udah kebagusan...
BalasHapussemoga cepet berubah ya ...
HapusAstaghfirullah...,ketika aku melihat kedalam "cermin" diri,ternyata aku memang belum pantas menjadi kekasih Allah,aku masih suka gelo akan hasil karena tak suai harapan setelah ikhtiar,aku masih suka buruk sangka saat melihat sikap2 yang kutemui...,tapi dengan melihat kenyataan yang ada dicermin itu aku jadi semangat untuk berjuang memantaskan diri,karena itulah gunanya cermin...
BalasHapusAlhamdulillah hanya dengan beruang sungguh2 ditafakurnya aku bisa menjadi manusia yang memang pantas...
TAFAKUR EMANG PERLU untuk.aku yang ingin terus dicintai_Nya, yabg senantiasa dikapku selaras dengan kehendak_Nya..
Trimakasih pak atas Bahan Renungan Kalbunya, yang membuat jiwa ini mampu terus untuk bercermin & mengadakan perbaikan sedikit demi sedikit...
Semiga Allah membalasi bapak dengan kebaikan yang tiada henti... Aamiin
Salam DBAS
kalo udah menyadari TAFAKUR EMANG PERLU, ada peluang terjadinya perubahan besar
Hapussalam DBAS
Ingin Taat saja ternyata belum cukup yah.. Punya keinginan saja untuk gak merisaukan sesuatu yg sudah dijamin olehNya, itu gak cukup.. Tanpa upaya ..
BalasHapusUpayanya hanya dengan TAFAKUR.
Selama ini aku masih merisaukan hasil..kenapa ?
Karena gak mau merasa rasakan anugerahnya itu ..memang gak nyaman.. Tapi pasti baik untuk jiwa..
Kenapa baik ? Krn dengan ketidaknyamanan ini jiwa merasakan butuhnya keyakinan..keyakinan yg membuat aku jadi selaras..
Jadi terlihat..kalau aku masih merisaukan hasil , berarti aku masih belum jiwa, masih belum yakin akan pembagian tugas manusia & Tuhan..
Yaa Allah.. untung masih di alam perubahan menyadarinya, untung belum pindah alam..
Smoga jiwa ini bisa terus bercermin menemukan kesalahan2 diri sebelum aku pindah ke alam berikutnya..