Menuruti hawa nafsu mengantarkan pada kepuasan
semu yang selalu berujung pada penyesalan.
Menahan diri dari keinginan hawa nafsu
mengantarkan pada kepuasan sejati yang tak pernah mengenal penyesalan.
Hai jiwa yang tenang ...
Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas
lagi diridhai-Nya.
MENAHAN NAFSU ITU BERAT, TETAPI MENAHAN SIKSAAN
NERAKA JAUUHHH LEBIH BERAT LAGI …
Gambar:www.pixabay.com
NAPSU
BalasHapusApakah mungkin aku bisa sampai ke tujuan yaitu di dunia bahagia dan di akherat nanti masuk surga bila aku sering salah melangkah , perilaku sering tidak berada dikoridor-Nya dikarenakan kalbuku berselimut tebal oleh kotoran hawa napsuku ?
Kalbuku yang harusnya terang berderang akibat kotoran napsuku jadi gelap .
Karena gelap , Repotnya sudah tidak bisa lagi membedakan antara kepuasan semu dan kepuasan sejati . HANYA dengan KEYAKINAN ILAHHIYAH , napsu menjadi tenang dan aku pasti bisa mengalahkan setan yang selalu menghasut jiwa ini!
Kalo gelap bagi pencari DBAS sama saja dengan tamatlah riwayatnya , Saidina Umar bin Khatab bilang MENDINGAN JADI TAHI ONTA DARIPADA JADI MANUSIA,
#talktomyself.hidup DBAS
setuju banget, kalbu gelap bagi pencari DBAS sama saja dengan tamatlah riwayatnya!
Hapusmengikuti nafsu bukan saja hanya mendapatkan kepuasan semu, tapi membuat kalbu semakin gelap ... be careful ah!
Berarti pak.... Berada di koridor Allah, itu adl jalan agar kita sampai ke tujuan…
BalasHapusDan berusaha terus sekuat tenaga utk selalu berjalan di koridor, itulah KEPUASAN SEJATI
renungan ini hanya utk membuat kita sadar, mengikuti nafsu itu suatu kebodohan
Hapusmasa sih kita mau bodoh terusss ..., ngga ah!
Asalamualaikum bapak, emang bener banget ya..klo ikuti hawa nafsu penyesalannya tidak ada henti dan habis2 nya..aku rasakan banget itu..selalu teringat terus perbuatan yg diluar koridor NYA...gmn mau DBAS kalau aku sll mengikuti hawa nafsuku. Satu kali kejadian ajaa mengikuti hawa nafsu penyesalannya tidak ada hentinya...bagaimana kalau ber kali2 aku lakukan..nauzubillahiminzalik.. !!! Dengan tafakur aku sudah bisa mikir dan sadar bhw mengikuti hawa nafsu hanya kepuasan semu dan merugikan banget yg aku dapatkan...membuat jiwaku gelisah.. Alhamdulillah.. dengan menambah keyakinan2 ilahiyah yg islami serta never stop tafakur nafsu dapat ku tenangkan..
BalasHapusDengan keyakinan2 islami..segala kejadian tak nyaman akan nampak wajar dan bahkan menguntungkan. Kenapa aku ikuti hawa nafsu yg semu dan merugikan ??? Agar jiwaku tenang pada saat " kembali " nanti.. satu2 nya jalan mencapai Tujuan DBAS ku, hanya neverstop tafakur dan mengganti media kalbuku yg non islami kpd islami. Salam DBAS❤
"Hai jiwa yang tenang ...
HapusKembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya"
... bila masih mengikuti nafsu, bgmn mungkin kembali pada Sang Maha Suci ... yang bener aja dong ah!
Iya ya....subhanallah...aku tercerahkan !ternyata aku dihadapkan dengan pilihan : mau menahan nafsu, ataukah mau menahan siksaan neraka ....
BalasHapussadari aja ... MENAHAN NAFSU ITU BERAT, TETAPI MENAHAN SIKSAAN NERAKA JAUUHHH LEBIH BERAT LAGI …
HapusSebelum Tafakur hidupku masih dipenuhi hal2 yg negatif... Sllu ego yg dominan, lbh banyak akal yg dipake, ga merasa-rasa dgn qolbu... salah satu nafsu buruk yg ada pdku, Aku jadi seorang "decision maker" semua keputusan dlm keluarga sllu aku yg ambil. Ga peduli dgn anggota keluarga lain. Duh kl inget itu rasanya ngeri banget. Zalim.
BalasHapusKetika sdh bertafakur aku mulai bisa merasakan perubahan sdh ada kesadaran bahwa Allah melengkapi manusia dgn nafsu. nafsu baik dan nafsu buruk, dan nafsu buruk aku ternyata lbh dominan.
Aku harus berubah... Aku ga mau ketika aku lagi marah2 tiba2 aku mati..jadi apa aku nanti, Dimana tempat ku nanti, naudzubilahiminzalik
Aku harus berubah ... Perubahan menuju pada Jiwa yg lebih baik. Awal revolusi mental... Menenangkan nafsu buruk aku..
Berproses, fokus dan konsisten mengganti media qolbu ini dgn keyakinan-keyakinan ilahiyyah. Merubah "tau" menjadi "keyakinan"
Suliiit banget, karena banyak sekali hasutan, banyak setan dalam diri ini, seolah-olah dia berada didalam aliran darah ku...
Sekarang aku punya TUJUAN, dan pengen banget jadi Manusia Sejati.. serius...
Aku ikhtiar dgn Berproses mengisi qolbu dgn keyakinan-keyakinan ilahiyyah, karena qolbu ini sdh banyak terkontaminasi dan terpengaruh sama lingkungan yg non Qur'ani. Selalu merasa-rasa, sllu berupaya menahan diri, menggeser ego supaya ga dipengeruhi terus sama nafsu buruk. Aku ga mau qolbu ini jadi "kebun binatang"
Bertafakur adalah kebutuhan ku sekarang, ga ada kata terlambat utk berbenah qolbu, biar qolbu ini jd cerdas, aku berupaya supaya ga menjadi hamba Allah yg sllu "menyesal" kemudian.
Berproses mencerdaskan jiwa ini untuk menghadapi dan menjalani setiap ujian-ujianNYA. Karena ujianNYA diperuntukan bagi Jiwa yg akan kembali.
Berproses untuk memiliki kemampuan berolah rasa, kemampuan utk melakukan pengabdian... Kemampuan utk menjadi Taat dgn Aturan Main NYA...
Aku berproses, berproses dan berproses terus menuju DBAS, karena Allah cinta proses.
Bertafakur lah Hai Jiwa ku, tanamkan dalam jiwa bahwa hari ini adalah hidup terakhir bagi mu... Hari esok belum tentu ada untuk mu...
Dan ketika waktu ku tiba, aku ingin pulang dengan jiwa yg tenang...
"Hai Jiwa yg tenang, kembalilah kepada Tuhan mu dgn hati yg puas lagi diridhoiNYA ... Maka masuklah kedalam Jam'ah hamba-hamba KU, masuklah kedalam SURGA KU"
(Al-Fajr : 27-30)
MasyaAllah.......
Ooh iya Pak, pertanyaan Bpk ke saya di renungan# 98.. Saya sdh bertafakur -/+ 2,5 thn, rasanya hanya 3x absen (1 krn sakit, 2 kluar kota). Dirumah bertafakur 2-3 jam setiap hari, merenung/mikir slide per slide dari materi yg saya dpt. Dan ujian-ujianNYA adalah praktek bagi saya. Karena ketika saya mampu melewati ujian-ujianNYA, disitulah saya yakin kl saya sdh bisa menggunakan ajaranNYA. Terima kasih Pak Permadi... Bpk sdh meng-create " short cut to DBAS " bagi Ummat.
Salam DBAS Sahabat Jiwa
Never Stop Tafakur
Allah tak mungkin memberhentikan hidayahNya pada orang yg berupaya sungguh2 ...
HapusDIA Maha Pengasih lagi Maha Penyayang