Mengenai Saya
Mutiara Tauhid Renungan #121
PEMENANG ATAUKAH PECUNDANG ?
Mutiara Tauhid Renungan #121
PEMENANG ATAUKAH PECUNDANG ?
Manusia akan mendatangi akhirat tak perlulah
dibahas lagi.
Ada dua kategori manusia ketika sampai di
akhirat, yaitu para pemenang dan para pecundang.
Mereka yang sewaktu di dunia memilih untuk taat
pada “aturan main” yang dibuat Allah dan Rasul-Nya, mereka inilah yang akan
datang sebagai pemenang.
Sedangkan mereka yang lebih suka memilih taat
pada nafsunya, inilah dia sang pecundang.
Begitulah, selalu ada harga dari suatu pilihan.
SEBAIK-BAIK MANUSIA ADALAH YANG PALING TAKWA,
TAAT HANYA PADA KEHENDAK ALLAH DAN RASUL-NYA
Mutiara Tauhid Renungan #120
BINATANG DAN MANUSIA
Mutiara Tauhid Renungan #120
BINATANG DAN MANUSIA
Perbedaan yang paling menonjol antara manusia
dengan binatang adalah manusia harus mempertanggungjawabkan segala
perbuatannya, sementara binatang tidak.
Bagi binatang tak jadi masalah apakah mau
berbuat curang, atau mau selingkuh, ataupun mau “makan” temennya. Tapi bagi
manusia?
Manusia sebaiknya jangan mengikuti polah
binatang, karena segala perbuatan “kotor” dapat menguras habis pahala yang
susah2 dikumpulkan!
BILA TAK ADA ALAM PERTANGGUNG JAWABAN, NISCAYA
MANUSIA DAN BINATANG HANYA SEBATAS BERBEDA TAMPILAN SAJA
Gambar:www.dreamstime.com
Mutiara Tauhid Renungan #119
INGIN TAK DIHINA
Mutiara Tauhid Renungan #119
INGIN TAK DIHINA
Inginkah kita tak dihina orang?
Bila ingin, janganlah tinggal di dunia tapi
tinggalah di surga.
Di surga dijamin tidak akan ada orang yang
menghina, menghujat, atau menzalimi kita.
Koq tahu …?
Ya, karena mereka yang hobi menghina atau
menghujat itu sudah dilokalisir di neraka.
Namun yang jadi persoalan, untuk tinggal di
surga itu salah satu syaratnya ego harus dikesampingkan. Dalam kondisi nyaman ataupun
tidak nyaman, sikap kita harus selalu selaras dengan kehendak-Nya.
NAH, APAKAH MASIH MAU … ??
SELAMA MASIH BERNAFAS, TAK PEDULI ORANG BAIK
ATAUPUN ORANG
JAHAT, TAK MUNGKIN TAK DIHUJAT
Gambar:www.dreamstime.com
Mutiara Tauhid Renungan #118
MENINGGALKAN YANG MESTI DITINGGALKAN
Mutiara Tauhid Renungan #118
MENINGGALKAN YANG MESTI DITINGGALKAN
Manusia adalah makhluk yang berkemampuan
terbatas.
Dengan keterbatasan ini manusia berpikir,
menghasilkan sesuatu yang diklaimnya sebagai kebenaran.
Saatnya menyadari …, kebenaran yang dihasilkan oleh
sesuatu yang memiliki keterbatasan hanyalah dugaan semata. Bagaimanapun
kebenaran mutlak hanya dapat dikeluarkan oleh yang Maha Sempurna, yaitu Allah
SWT.
Karena itulah bila muncul pikiran yang berbeda
dengan Alqur’an, janganlah ragu sedikitpun untuk segera meninggalkannya.
KERUSAKAN MANUSIA TERJADI MANAKALA IA MENGGANTI
PERSEPSI QUR’ANI DENGAN PERSEPSI KARYA MANUSIA
Gambar:www.shutterstock.com
Mutiara Tauhid Renungan #117
KARUNIA TERSEMBUNYI
Mutiara Tauhid Renungan #117
KARUNIA TERSEMBUNYI
Mutiara Tauhid Renungan #116
ON - OFF
Mutiara Tauhid Renungan #116
ON - OFF
On-Off” dimaksudkan sebagai sesuatu yang tidak
dilakukan secara konsisten, yaitu sebagai lawan dari istiqomah.
Semua orang tahu, kekuatan istiqomah sudah
terbukti dahsyat. Bayangkan saja batu cadas yang tak mempan dilubangi oleh
linggis dapat dibuat berlubang oleh tetesan air yang terus menerus tanpa jeda.
Nampaknya dalam bertafakur kita juga harus
istiqomah.
Pengalaman mengajarkan kita, tafakur yang “on-off”
seringkali mendatangkan kebingungan baru ketimbang pencerahan baru.
ALLAH CINTA PROSES, MENGHARAPKAN SESUATU
TERJADI SECARA INSTAN SUDAH BUKAN ZAMANNYA LAGI
Gambar:www.pixabay.com
Mutiara Tauhid Renungan #115
SETIP PENGHAPUS DOSA
Mutiara Tauhid Renungan #115
SETIP PENGHAPUS DOSA
Dosa adalah perbuatan akibat melanggar aturan
Tuhan yang tentunya harus dihukum.
Hukuman ini dapat ditunaikan di dunia, namun
dapat juga ditunda di akhirat.
Mana yang akan kita pilih?
Bagi mereka yang telah “bangun” tentunya akan
memilih hukuman atas dosanya ditunaikan di dunia. Lalu bagaimana caranya?
Nabi kita yang mulia mengatakan bila seseorang
berjalan di dalam koridor-Nya, maka musibah yang menimpanya akan diperhitungkan
sebagai penghapus dosanya.
Karena itu bila musibah datang berkunjung tak
layak bila kita meronta, lihatlah ada SETIP PENGHAPUS DOSA di sana!
MUSIBAH ADALAH SALAH SATU BENTUK TANDA CINTA
ALLAH
Gambar : www.pixabay.com
MutiaraTauhid Renungan #114
TIME IS PAHALA
MutiaraTauhid Renungan #114
TIME IS PAHALA
Apakah perilaku kita akan bergerak ke kiri
ataukah ke kanan, tergantung dari asupan apa yang kita berikan padanya.
Bagaimana bila kalbu kita beri asupan TIME IS MONEY …,
perilaku apa yang bakalan ke luar?
Bagaimana pula bila kalbu kita beri asupan TIME IS PAHALA …,
apakah perilaku yang ke luar akan berbeda?
MEMBERI ASUPAN YANG SALAH PADA KALBU MEMBUAT
PERILAKU MENYIMPANG!
Gambar :www.pixabay.com
Mutiara Tauhid Renungan #113
KAGAK BECUS
Mutiara Tauhid Renungan #113
KAGAK BECUS
“Semua ajaran Islam gua udah paham!” begitu
sentak seorang yang sedang tertimpa musibah ketika temannya mengingatkannya
untuk bersabar.
Ops, nanti dulu…!
Islam mengajarkan bahwa ajaran itu bukan untuk
dipahami tapi untuk dilaksanakan sebagai “way of life”. Jadi bila perilaku
masih belum sesuai dengan ajaran Islam, sorry to say, belum paham ajaran Islam!
Ada seorang syekh yang berkata pada para
murid-muridnya, “Tujuan saya mengajarkan kalian ajaran Islam bukan untuk
dipahami, tapi untuk dilaksanakan. Jadi bila kalian belum bisa bersabar ketika
ditimpa musibah, kemungkinannya saya sebagai guru yang tidak becus ngajar
kalian atau kalian yang tidak becus belajarnya!”
AHLI MATEMATIKA YAITU MEREKA YANG MENGUASAI
ILMU MATEMATIKA, SEDANGKAN AHLI AGAMA BUKANLAH MEREKA YANG MENGUASAI ILMU AGAMA
Gambar:www.pixabay.com
Mutiara Tauhid Renungan #112
TONG KOSONG
Mutiara Tauhid Renungan #112
TONG KOSONG
Apa bedanya antara ilmu sekolahan dengan ilmu
agama?
Ilmu sekolahan dinilai oleh guru berdasarkan banyaknya
pengetahuan yang berhasil kita ketahui.
Sedangkan ilmu agama bukan dinilai oleh guru
atau manusia, melainkan oleh Allah. Dan dinilai bukan dari luasnya yang kita
tahu, tetapi berdasarkan keberhasilan kita dalam mempraktekkannya.
Menggelikan ya bila kita kibr lantaran merasa
menguasai ilmu agama atau merasa paling benar sendiri dengan mengatakan orang
lain yang tak sepaham sesat.
Padahal … ilmu agama yang tak dipraktekkan ibarat
tong kosong, tak ada nilainya.
KEHEBATAN MANUSIA BUKAN DIUKUR DARI BANYAKNYA
AJARAN ISLAM YANG DIA KETAHUI, MELAINKAN DARI BANYAKNYA AJARAN ISLAM YANG
DIPRAKTEKKANNYA
Gambar:www.pixabay.com
Mutiara Tauhid Renungan #111
KURANG TEBALKAH ?
Mutiara Tauhid Renungan #111
KURANG TEBALKAH ?
Mengapa akhlak mulia begitu sulitnya terbentuk,
apakah karena Alqur’an kurang tebal?
Sadari …, akhlak mulia itu muncul dikarenakan
meyakini janji-janji Tuhan.
Setebal apapun janji yang Allah berikan, tak akan
mendatangkan manfaat bila tak diyakini.
AKHLAK MULIA TAK ADA HUBUNGANNYA DENGAN GEN,
TAPI TERGANTUNG SEBERAPA BANYAK JANJI TUHAN YANG TERTANAM DI KALBU
Gambar: tribunnews..com
Mutiara Tauhid Renungan #110
WORTEL,TELUR, KOPI
Mutiara Tauhid Renungan #110
WORTEL,TELUR, KOPI
Ketika kesulitan “merebus” jiwa, apakah kita
akan menjadi seperti wortel yang hilang ketegarannya …
Ataukah seperti telur yang semula lembut
menjadi keras ...
Ataukah seperti bubuk kopi yang menjadi semakin
nikmat …?
Sadari … kita adalah umat Muhammad,
umat yang dibekali dengan ajaran kehidupan
terbaik.
Mestinya kita seperti bubuk kopi, semakin panas
direbusnya malah jadi semakin baik ….
Bukan itu saja, bahkan mampu memberi aroma
sedap bagi lingkungan!
ISLAM AJARAN MUHAMMAD RASULULLAH SAW ITU
IDENTIK DENGAN RAHMATAN LIL’ALAMIN
Gambar: www.pixabay.com
Mutiara Tauhid Renungan #109
RODA KEHIDUPAN
Mutiara Tauhid Renungan #109
RODA KEHIDUPAN
Rela diatur oleh-Nya akan membuat hidup selalu
indah
“Mengucapkan syahadat namun tak rela diatur-Nya
adalah salah satu bentuk kemunafikan,” begitu kata seorang ahli hikmah.
“SIAPA SAJA YANG TIDAK RELA TERHADAP
KETETAPAN~KU DAN TIDAK BERLAKU SABAR TERHADAP COBAAN~KU, DAN TIDAK BERSYUKUR
TERHADAP NIKMAT-NIKMAT~KU MAKA CARILAH OLEHMU TUHAN SELAIN AKU!” Hadits Qudsi
Gambar:www.pixabay.com
Mutiara Tauhid Renungan #108
PISPOT EMOSI
Mutiara Tauhid Renungan #108
PISPOT EMOSI
Seringkali kita mendengar berita seorang anak menjadi
bulan-bulanan orang tuanya.
Berapa banyak orang tua yang melampiaskan rasa hatinya yang sedang
kesal pada anaknya. Bagaikan dewa mabuk, ia hajar anaknya sampai ampun-ampunan,
bahkan ada yang sampai meninggal!
Wahai orang tua sadarlah …, mereka itu bukanlah anakmu tapi
titipan-Nya. JANGANLAH MEREKA ENGKAU JADIKAN PISPOT EMOSIMU!
Memperlakukan buruk titipan-Nya sama saja artinya dengan
menantang perang pada yang menitipkannya.
Udah nekad apa ….
ANAK
ITU LEMAH, TAPI BACKINGNYA SANGAT KUAT!
Gambar:www.pixabay.com
Mutiara Tauhid Renungan #107
BATU LONCATAN
Mutiara Tauhid Renungan #107
BATU LONCATAN
Dunia sejatinya hanyalah BATU LONCATAN untuk mencapai surga.
Tanpa adanya dunia, manusia pun tak akan pernah
bisa merasakan surga.
Sebagai suatu BATU LONCATAN tentunya ia harus dikenali dengan baik, karena
salah-salah kaki kita menapak akibatnya bisa gawat yaitu terpeleset nyebur ke
tetangganya surga.
Inilah dia dunia itu :
Dunia kandangnya tipuan, hari ini kita
dibuatnya tertawa terpingkal-pingkal besok lusa dibuatnya kita menangis
tersedu-sedu
Dunia arena pengujian bagi manusia, siapa yang nanti
setelah kiamat layak untuk bersenang-senang dan siapa pula yang pantas berpedih-pedih
Dunia nilainya bagaikan setetes air di lautan
Dunia haruslah diletakkan di tangan
………………………… mau nambahin? silakan ya
Gambar:www.pixabay.com
Langganan:
Postingan (Atom)
Video Of Day
Total Tayangan Halaman
Entri Populer
-
Kelompok yang mengatas namakan Islam terdiri dari 2 kategori, yaitu Islam orisinal dan Islam palsu. Membedakannya mudah saja. Kalo I...
-
Mengenal jati diri itu sangatlah penting. Semakin mengenal siapakah aku yang sebenarnya, semakin terang mengapa aku ada di dunia dan sema...
-
Dari 208 negara, Indonesia berada di urutan ke140! Inilah hasil survey pada tahun 2010 yang lalu tentang “Negara manakah yang pali...
-
Allah Yang Maha Suci tidak akan mengingkari janji-janjiNya. Salah satu janjiNya : DIA akan menempatkan di surga orang-orang yang taat ...
-
Sesaat lepas shalat maghrib, aku termenung seandainya saat kematianku datang sekarang, apa yang aku sesalkan dengan perbuatan at...
Diberdayakan oleh Blogger.