Mengenai Saya
Mutiara Tauhid Renungan #135
SARIMIN
Mutiara Tauhid Renungan #135
SARIMIN
Pernahkah berjumpa dengan Sarimin?
Sarimin adalah aktor utama dalam doger monyet
yang dulu sering dijumpai manggung di perempatan lalu lintas.
Sarimin pandai berperan. Dari mulai naik
sepeda, belanja ke pasar, sampai ke sholat.
Sholatnya sarimin pastilah sholat-sholatan.
Tapi tahukah kenapa shalatnya sarimin kita vonis sholat-sholatan?
Mungkin jawabannya karena sarimin tetap saja
melakukan perbuatan keji dan munkar.
Nah, bila kita telah sholat tapi masih juga
melakukan pekerjaan keji dan munkar, relakah kita bila disamakan dengan
sarimin?
“SESUNGGUHNYA SHALAT MENCEGAH DARI PERBUATAN KEJI DAN MUNKAR”
Gambar:www.pixabay.com
Mutiara Tauhid Renungan #134
JEBAKAN
Mutiara Tauhid Renungan #134
JEBAKAN
Seorang ahli hikmah berkata, “Jangan biarkan hatimu
dibuat hitam oleh orang yang tak engkau suka.”
Lho, koq bisa?
Rasa tak suka pada seseorang seringkali menimbulkan rasa panas di hati seperti sebel, benci,
marah ataupun dendam.
Padahal ..., sebel, benci, marah ataupun dendam itulah
yang membuat hati menjadi hitam
RASA TAK SUKA PADA SESEORANG BUKANLAH
ALASAN YANG DAPAT
DIGUNAKAN UNTUK TIDAK BERLAKU ADIL PADANYA
Gambar:www.pixabay.com
Mutiara Tauhid Renungan #133
TENTERAM
Mutiara Tauhid Renungan #133
TENTERAM
Antara tenteram
dan kenyang itu ada kemiripan, yaitu kedua-duanya terjadi begitu saja tanpa
direkayasa.
Bila kenyang terjadi lantaran makan banyak,
maka tenteram terjadi akibat dari berserah diri dan berbuat kebaikan.
Jadi …, untuk mencari
ketenteraman itu tidak perlulah kita repot-repot ‘tetirah’ mengasingkan diri ke
tempat sunyi.
“BARANGSIAPA YANG BERSERAH DIRI DAN BERBUAT
KEBAIKAN, MAKA IA TIDAK AKAN MERASAKAN KHAWATIR ATAUPUN SEDIH” Alqur’an
Gambar:www.pixabay.com
Mutiara Tauhid Renungan #132
SUBHANALLAH
Mutiara Tauhid Renungan #132
SUBHANALLAH
Allah tak pernah sekejap pun menanggalkan jubah rahman rahim-Nya.
Oleh karena itulah bisa
dimengerti kenapa ketetapanNya bagi manusia selalu saja baik.
Seorang ahli hikmah berkata, “Mempunyai prasangka buruk pada-Nya adalah
suatu kejahatan serius!”
Subhanallah ....
“JANGANLAH KAMU MATI MELAINKAN BAIK SANGKA TERHADAP ALLAH
‘AZZA WA JALLA” Muhammad Rasulullah SAW
Gambar:mohlimo
Mutiara Tauhid Renungan #131
KAYA TANPA HARTA
Mutiara Tauhid Renungan #131
KAYA TANPA HARTA
Mutiara Tauhid Renungan #130
BIJAK
Mutiara Tauhid Renungan #130
BIJAK
Tak patut bersedih hati kecuali karena sesuatu yang akan
mencelakakan kita esok ( di akhirat ),
dan tak
patut pula bersenang
hati kecuali karena sesuatu yang akan menyenangkan kita di alam keabadian nanti …
DUNIA HANYALAH PANGGUNG SENDA GURAU BELAKA, AKHIRAT LAH TEMPAT YANG SEBENARNYA
Gambar :www.pixabay.com
Mutiara Tauhid Renungan #129
DANAU ATAU CANGKIR
Mutiara Tauhid Renungan #129
DANAU ATAU CANGKIR
Ambilah sesendok garam, lalu tuangkan ke dalam danau.
Apakah rasa air danau itu berubah?
Sekarang, tuangkan sesendok garam pada secangkir air.
Apakah rasa air di dalam cangkir itu berubah?
Begitulah, “JIWA
YANG LAPANG BAGAIKAN DANAU, SEDANGKAN JIWA YANG SEMPIT BAGAIKAN CANGKIR.”
Maukah memiliki jiwa yang bagaikan danau?
Bisa koq …, perkaya saja kesadaran.
Gambar:pixabay,shutterstock
Mutiara Tauhid Renungan #128
BERSERAH DIRI
Mutiara Tauhid Renungan #128
BERSERAH DIRI
Bila badai menerjang
bagaimana caranya supaya dapat tetap berdiri kokoh?
Jawabannya sederhana, pegangan!
Berpeganglah pada suatu yang kokoh.
Berserah diri adalah pegangan yang terkokoh.
Orang yang berserah diri pada Allah dijamin tidak akan tumbang, sehebat apapun badai menggila ia tidak akan ikutan gila!
“BARANGSIAPA
YANG MENYERAHKAN DIRINYA KEPADA ALLAH SEDANGKAN DIA ORANG YANG BERBUAT
KEBAIKAN, MAKA SESUNGUHNYA IA TELAH BERPEGANG PADA BUHUL TALI YANG
KOKOH” ( LUKMAN 22 )
Gambar:www.pixabay.com
Mutiara Tauhid Renungan #127
TAK KENAL MERUGI
Mutiara Tauhid Renungan #127
TAK KENAL MERUGI
Ajaran agama Islam bila diikuti secara kafah tanpa
tercampur dengan ajaran lainnya membuat hidup ini selalu indah.
Betapa tidak. Dengan kacamata Islam, segala
yang menimpa diri kita hanya ada dua rasa, yaitu wajar atau menguntungkan.
Masa sih dengan menggunakan ajaran Islam tidak
ada kejadian menimpa yang akan terasa merugikan?
Memang, tanpa tafakur ajaran agama akan sulit
dinikmati.
KETIKA SEMUA TERASA WAJAR, APALAGI BILA
MENGUNTUNGKAN, HIDUP SELALU INDAH
Gambar:www.pixabay.com
Mutiara Tauhid Renungan #126
ISLAM
Mutiara Tauhid Renungan #126
ISLAM
Mengapa galau?
Apapun alasannya, intinya adalah karena terperangkap masuk ruangan kehidupan yang gelap.
Bagaimana supaya galau itu menghilang?
Gampang, hidupkan saja saklar lampu ruangan
itu.
Agama Islam
ibarat kumpulan saklar lampu yang membuat “terang”
persoalan2 kehidupan
Bila semua persoalan2 kehidupan
sudah “terang” tentu saja kebahagiaan dunia akhirat dapat dicapai.
Gambar:www.pixabay.com
Mutiara Tauhid Renungan #125
TAHU DIRI
Mutiara Tauhid Renungan #125
TAHU DIRI
Bila keinginanku terwujud menjadi kenyataan,
hal itu bukan karena kehebatanku tetapi kebetulan saja keinginan Allah sejalan dengan keinginanku.
Alhamdulillah ...
SAMPAI KAPANPUN MANUSIA HANYA BISA IKHTIAR, DAN
SAMPAI KAPANPUN HASIL ADALAH KARYA ALLAH SWT
Gambar:www.pixabay.com & animation day concept
Mutiara Tauhid Renungan #124
MASALAH JADI TAK MASALAH
Mutiara Tauhid Renungan #124
MASALAH JADI TAK MASALAH
Mengapa kita galau?
Pastilah karena ada masalah yang mengusik kalbu!
Begitulah karakteristik kalbu, bila dia merasa kedatangan
masalah maka tanpa dapat dicegah dia langsung mengkerut menjadi galau.
Namun bila dia merasa segala yang dialaminya
wajar (apalagi bila menguntungkan), dia tak pernah mengkerut alias rasa galau
tak pernah bisa singgah.
Jadi untuk terbebas dari rasa galau mudah saja,
yaitu jangan biarkan kalbu merasa adanya
perlakuan tak wajar menimpanya.
Memangnya bisa?
Ketika akal, kalbu, dan Alqur’an melebur dalam
tafakur, maka segala kejadian pahit yang dialami akan selalu terasa wajar ( bahkan
seringkali menguntungkan! )
DENGAN BERTAFAKUR, MASALAH AKAN MENJADI TAK
MASALAH
Gambar:www.pixabay.com
Mutiara Tauhid Renungan #123
HARUS DIBUKA
Mutiara Tauhid Renungan #123
HARUS DIBUKA
Mang Karso bertanya, “Dimana
nikmatnya agama itu, bukankah hanya menambah beban kegiatan hidup saja?”
Memang, tanpa tafakur ajaran agama
akan sulit dinikmati.
Koq…?
Saatnya menyadari…, nikmatnya
ajaran agama berada pada kesadarannya, ibarat durian
nikmatnya terletak bukan pada kulitnya tapi pada isinya.
Tafakur itu membuka “kulit” agama.
KETIKA
SEMUA TERASA WAJAR, APALAGI BILA MENGUNTUNGKAN, HIDUP AKAN SELALU NIKMAT
Gambar:www.shutterstock.com
Mutiara Tauhid Renungan #122
KESULITAN ABADI
Mutiara Tauhid Renungan #122
KESULITAN ABADI
Langganan:
Postingan (Atom)
Video Of Day
Total Tayangan Halaman
Entri Populer
-
Kelompok yang mengatas namakan Islam terdiri dari 2 kategori, yaitu Islam orisinal dan Islam palsu. Membedakannya mudah saja. Kalo I...
-
Mengenal jati diri itu sangatlah penting. Semakin mengenal siapakah aku yang sebenarnya, semakin terang mengapa aku ada di dunia dan sema...
-
Dari 208 negara, Indonesia berada di urutan ke140! Inilah hasil survey pada tahun 2010 yang lalu tentang “Negara manakah yang pali...
-
Allah Yang Maha Suci tidak akan mengingkari janji-janjiNya. Salah satu janjiNya : DIA akan menempatkan di surga orang-orang yang taat ...
-
Sesaat lepas shalat maghrib, aku termenung seandainya saat kematianku datang sekarang, apa yang aku sesalkan dengan perbuatan at...
Diberdayakan oleh Blogger.