Mengenai Saya
Mutiara Tauhid Renungan #151
TABAYUN
Mutiara Tauhid Renungan #151
TABAYUN
Ada pemilihan pemimpin.
Umat Islam pun terbelah dua, ada yang mengedepankan
kapabilitas ada pula yang mengedepankan harus Muslim.
“Bapak kafir! Bapak munafik! Pokoknya bapak itu naudzu billah
min dzalik! Mengaku Islam koq milih pemimpin yang non Muslim!”
“Bukankah bapak bergama Islam, tapi mengapa bapak memilih
pemimpin yang non Muslim? Bukankah Alqur’an tegas melarang janganlah memilih
pemimpin yang non Muslim? Mohon penjelasannya.”
Saatnya menyadari …, ungkapan rasa yang pertama masuknya
kategori menista sedangkan yang kedua adalah tabayun.
TABAYUN ADALAH AJARAN ISLAM, SEDANGKAN MENISTA AJARAN NON
ISLAM
Gambar:www.shutterstock.com
Mutiara Tauhid Renungan #150
ISLAM
Mutiara Tauhid Renungan #150
ISLAM
Islam adalah suatu agama buatan Tuhan tentunya kita sudah
tahu.
Tapi sudah tahukah bahwa Islam itu merupakan kumpulan dari
ajaran2 yang mengajarkan agar yang paling berharga bagi diri kita
tidak hilang?
Memangnya yang paling berharga bagi diri kita itu apa sih ..?
Wah kalau hari gini masih belum juga sadar apa sebenarnya
yang paling berharga bagi diri kita ya repot. Boro-boro akan berterima kasih Dia
memberi kita agama Islam, bisa2 kita malahan ‘marah’ sama DIA koq
banyak bangeet sih kewajiban yang harus kita lakukan!
BURUK SANGKA PADA ALLAH ADALAH SUATU KEJAHATAN
Gambar:www.iwanttobemuslim.com
Mutiara Tauhid Renungan #149
BERZIKIR
Mutiara Tauhid Renungan #149
BERZIKIR
Published on
Senin, Maret 27, 2017
By
permadialibasyah.com
“INGATLAH, HANYA DENGAN MENGINGAT ALLAH HATI
MENJADI TENTERAM” AR RA’D : 28
Tapi koq kenapa ya walaupun bibir sudah basah
menyebut-nyebut Allah hati masih galau juga?
Pastilah ada salah prosedur nih …
Saatnya menyadari …, yang “dibasahkan” dengan
mengingat Allah bukanlah bibir, melainkan hati!
MANUSIA “TERHUBUNG” DENGAN ALLAH BUKAN MELALUI BIBIRNYA,
MELAINKAN MELALUI HATINYA
Gambar:www.shutterstock
Mutiara Tauhid Renungan #148
TABIR GAIB
Mutiara Tauhid Renungan #148
TABIR GAIB
Published on
Sabtu, Maret 25, 2017
By
permadialibasyah.com
“SESUNGGUHNYA ORANG-ORANG BERIMAN ITU ADALAH MEREKA YANG APABILA
DISEBUT ALLAH GEMETARLAH HATI MEREKA …” AL ANFAAL : 2
Mengapa setelah menyebut Allah kalbu koq datar
saja ya tidak merasakan apa-apa?
Saatnya menyadari …., bila telah menyebut
nama-Nya berulang-ulang tapi “terhubung”
tak kesampaian juga, jangan-jangan karena kita lalai menipiskan “tabir” yang
menghalangi antara kita dengan DIA Sang Maha Pencipta.
Gambar:www.pixabay.com
Mutiara Tauhid Renungan #147
TERHUBUNG
Mutiara Tauhid Renungan #147
TERHUBUNG
Manusia “terhubung” dengan Sang Maha Pencipta
bukan melalui akalnya, melainkan melalui kalbunya.
Sadari …, saat mengingat~Nya tapi kalbu tidak
merasakan apa-apa alias datar saja, saat
itu sebenarnya yang kita gunakan adalah akal.
AWAL KEGAGALAN DARI “TERHUBUNG” DENGAN ALLAH
KARENA TERTIPU MENYANGKA MENGGUNAKAN KALBU PADAHAL YANG DIGUNAKANNYA ADALAH
AKAL
Gambar:www.pixabay.com
Mutiara Tauhid Renungan #146
MENDEKATKAN DIRI KEPADA-NYA
Mutiara Tauhid Renungan #146
MENDEKATKAN DIRI KEPADA-NYA
Published on
Selasa, Maret 21, 2017
By
permadialibasyah.com
Apakah berdosa bila kita tidak mendekatkan diri
pada Allah?
Mari kita tengok Alqur’an.
“HAI ORANG2 YANG
BERIMAN, BERTAKWALAH KEPADA ALLAH DAN CARILAH JALAN YANG MENDEKATKAN DIRI
KEPADA~NYA …” AL MAIDAH : 35
Nah, berdosakah bila disuruh~Nya kita mendekatkan
diri kepada~Nya tapi kita lebih memilih mendekatkan diri pada uang?
“INGATLAH ALLAH DI WAKTU BERDIRI, DI WAKTU
DUDUK, DAN DI WAKTU BERBARING…” AN NISAA’ : 103
Gambar:www.pixabay.com
Mutiara Tauhid Renungan #145
TABIR
Mutiara Tauhid Renungan #145
TABIR
Allah tak pernah menutup pintu-Nya.
Luar biasanya lagi kunci pintu itu DIA serahkan
pada setiap manusia!
“Nafsu buruk” adalah kunci penutup pintu-Nya,
“nafsu
yang tenang” adalah kunci pembukanya.
NIKMAT YANG PALING AGUNG ADALAH KE LUAR DARI
HAWA NAFSU, KARENA IA ADALAH TABIR YANG PALING BESAR ANTARA SESEORANG DENGAN
ALLAH ( ABU BAKAR ATH ATHAMASTANI w. 951 M )
Gambar:www.pixabay.com
Mutiara Tauhid Renungan #144
KEBERHASILAN
Mutiara Tauhid Renungan #144
KEBERHASILAN
Ada dua sudut pandang dalam melihat terjadinya suatu
keberhasilan.
Yang pertama, keberhasilan terjadi karena
kehebatan kita.
Yang kedua, keberhasilan terjadi bukan karena
kehebatan kita tapi semata-mata kebetulan saja keinginan kita sama dengan
keinginan Tuhan.
Bila berpegang pada yang pertama, maka tanpa
disadari akan dituntunnya kita pada takabur.
Sedangkan bila berpegang pada yang kedua, dituntunnya
kita pada bersyukur.
Saatnya menyadari …, berpegang pada “kesalahan”
berujung pada kerugian sedangkan berpegang pada “kebenaran” berujung pada
ketakwaan.
KEBENARAN HAKIKI ADALAH ALQUR’AN DAN SUNNAH
RASUL
Gambar:www.pixabay.com
Mutiara Tauhid Renungan #143
BERSERAH DIRI
Mutiara Tauhid Renungan #143
BERSERAH DIRI
Berserah diri adalah suatu keahlian
menghanyutkan jiwa secara total menuruti kehendak-Nya tanpa ada sedikitpun
perlawanan.
Apakah benar kata sebagian orang hanya para
Nabi saja yang mampu berserah diri?
Tentu saja tidak benar.
Berserah diri adalah ajaran Allah bagi seluruh
manusia, tentunya pasti bisa dilakukan oleh setiap orang. Tak mungkinlah Allah
mengajarkan suatu ajaran bila tidak bisa kita lakukan.
Bagaimana tahunya kalau kita sudah bisa
berserah diri?
Jawabannya tak terlalu sulit.
Bila kita mampu tersenyum dengan kualitas yang
sama baiknya pada kelebihan maupun kekurangan, nah itulah yang jadi salah satu cirinya.
ORANG YANG BERSERAH DIRI PASTI DIPELIHARA,
DIJAMIN REZEKINYA, DAN DILAPANGKAN JIWANYA OLEH ALLAH SANG MAHA SEGALANYA
Gambar:www.unsplash.com
Mutiara Tauhid Renungan #142
KIAI JARKONI
Mutiara Tauhid Renungan #142
KIAI JARKONI
Ilmu agama itu tidaklah sama seperti “ilmu
sekolahan”
“Ilmu sekolahan” yang dihargai seberapa banyak tahunya,
sedangkan di agama yang dihargai bukan seberapa banyak tahunya melainkan seberapa
banyak prakteknya.
Orang yang ahli mengajarkan agama tidaklah
jaminan ia juga ahli menjalani apa yang diajarkannya itu.
Teman saya asal Gombong Jatim bilang, di
Indonesia ini banyaknya Kiai Jarkoni. Yaitu kiai yang “bisa ngajari tapi ngga
bisa ngelakoni.” Dia ngajarin sabar, sementara sendirinya amat mudah
tersinggung. Dia ngajarin santun, sementara bibirnya gampang melantunkan
hujatan.
Apa iya ya …..
TUHAN TAK SUKA PADA ORANG YANG BERILMU TAPI
PERILAKUNYA SEOLAH-OLAH IA TAK BERILMU
Gambar:www.shutterstock.com
Mutiara Tauhid Renungan #141
MENYAMBUT TAMU AGUNG
Mutiara Tauhid Renungan #141
MENYAMBUT TAMU AGUNG
Pak Jokowi sebagai presiden tak pernah
diizinkan berjalan sendiri, kemana pun ia blusukan harus ditemani oleh paspampres.
Demikian juga dengan musibah, kemanapun ia berkunjung
tak diizinkan Allah berjalan sendiri. Ia harus selalu ditemani oleh hikmah.
Bila suatu ketika kita kedatangan musibah tapi
yang kita sambut bukan hikmahnya, ini tak beda seperti kita kedatangan pak
Jokowi tapi yang kita sambut dengan meriah adalah paspampresnya.
KETIKA ALLAH MENGIRIM KETIDAKNYAMANAN,
SEBENARNYA DIA BUKAN MAU MENYIKSA TAPI DIA MAU MEMBERI HIKMAH
Gambar:www.dreamstime.com
Mutiara Tauhid Renungan #140
SIANG DAN MALAM
Mutiara Tauhid Renungan #140
SIANG DAN MALAM
Mengapa harus ada siang, mengapa tidak malam
saja terus menerus?
Mengapa pula harus ada malam, mengapa tidak
siang saja terus menerus?
Apapun analisanya, akhirnya akan bermuara pada
kenyataan bahwa manusia memang butuh siang dan malam bergantian.
Begitu juga apapun analisanya, manusia memang
butuh nyaman dan tidak nyaman layaknya butuh siang dan malam.
Saatnya menyadari …, tak ada alasan untuk tak
bersyukur atas ketidaknyamanan.
BILA JIWA TAK DITEMPA DENGAN KETIDAK-NYAMANAN, MANALAH
MUNGKIN TERCIPTA JIWA YANG INDAH
Gambar:www.pixabay.com
Mutiara Tauhid Renungan #139
DIA YANG TAK PERNAH TIDUR
Mutiara Tauhid Renungan #139
DIA YANG TAK PERNAH TIDUR
Allah tak pernah tidur ataupun tertidur.
DIA selalu terjaga mengurus anak-anakNya yang
saat ini sedang berkelana di dunia.
Begitu hati-hatinya DIA menjaga anak-anakNya itu
sehingga DIA tak mau melepaskan jubah asmaul husna-Nya walaupun hanya sedetik.
Sayang ya, walaupun sudah begitu all out masih
saja ada anak-Nya yang bengal.
Semoga itu bukan aku, cukuplah Abu Lahab dan
Abu Jahal saja.
KETIKA ALLAH MENETAPKAN SUATU KEPUTUSAN, DIA
TAK PERNAH SEKALIPUN MENANGGALKAN JUBAH KASIH SAYANG-NYA
Gambar: All-free-download.com
Mutiara Tauhid Renungan #138
LAYAKNYA AIR DAN MINYAK
Mutiara Tauhid Renungan #138
LAYAKNYA AIR DAN MINYAK
Jiwa dan raga sejatinya dari sananya terpisah
layaknya air dan minyak dalam bejana.
Walaupun jiwa dan raga terpisah, tapi mereka
dapat saling mempengaruhi.
Raga yang sakit dapat mempengaruhi jiwa ikutan
jadi sakit, begitu juga sebaliknya.
Tugas kita lah, sebagai pemilik keduanya, untuk
mencegah jangan sampai sakit pada raga menjalar ke jiwa.
Bagaimana caranya?
Cukup berserah diri saja, menyerahkan soal
kesembuhan dari sakit yang diderita hanya kepada-Nya ….
KETIKA CINTA PADA KESEMBUHAN MENGALAHKAN CINTA
PADA YANG MENYEMBUHKAN, AWAL DARI SAKIT JIWA PUN DIMULAI!
Gambar:www.pixabay.com
Mutiara Tauhid Renungan #137
KEINGINAN LIAR
Mutiara Tauhid Renungan #137
KEINGINAN LIAR
Bila jiwa masih gelap, keinginan pastilah liar.
Berobat karena ingin sembuh, bekerja karena ingin kaya adalah segelintir contoh dari keinginan liar.
Betapa tidak liar,
sudah berada dalam genggamanNya koq diinginkan!
APAPUN YANG SUDAH BERADA DALAM GENGGAMAN
SANG MAHA KUASA, TAK PERLU LAGI DIINGINKAN
Gambar:www.pixabay.com
Mutiara Tauhid Renungan #136
PALING KAYA
Mutiara Tauhid Renungan #136
PALING KAYA
Orang yang paling kaya bukanlah yang paling banyak
hartanya, melainkan mereka yang paling sedikit keinginannya.
Yuk kita berlomba menjadi orang yang paling
kaya …,
sang juara akan mendapat kebahagiaan sementara
sang pecundang akan mendapat kegalauan.
CIKAL BAKAL KEGALAUAN ADALAH KEINGINAN
Gambar:www.pixabay.com
Langganan:
Postingan (Atom)
Video Of Day
Total Tayangan Halaman
Entri Populer
-
Kelompok yang mengatas namakan Islam terdiri dari 2 kategori, yaitu Islam orisinal dan Islam palsu. Membedakannya mudah saja. Kalo I...
-
Mengenal jati diri itu sangatlah penting. Semakin mengenal siapakah aku yang sebenarnya, semakin terang mengapa aku ada di dunia dan sema...
-
Dari 208 negara, Indonesia berada di urutan ke140! Inilah hasil survey pada tahun 2010 yang lalu tentang “Negara manakah yang pali...
-
Allah Yang Maha Suci tidak akan mengingkari janji-janjiNya. Salah satu janjiNya : DIA akan menempatkan di surga orang-orang yang taat ...
-
Sesaat lepas shalat maghrib, aku termenung seandainya saat kematianku datang sekarang, apa yang aku sesalkan dengan perbuatan at...
Diberdayakan oleh Blogger.