Mengenai Saya
Mutiara Tauhid Renungan #211
KEBAHAGIAAN
Mutiara Tauhid Renungan #211
KEBAHAGIAAN
Semua orang pastilah mendambakan kebahagiaan.
Mungkinkah kebahagiaan itu terwujud bila kita hidup bebas
bagaikan burung tanpa terikat dengan aturan-aturan Tuhan?
Saatnya menyadari …, tanpa terikat oleh aturan Tuhan yang akan
kita dapatkan hanyalah kesenangan semata, bukannya kebahagiaan.
PENCARI KESENANGAN TIDAK PERLU TAAT PADA ATURAN TUHAN
PENCARI KEBAHAGIAAN MUTLAK HARUS TAAT PADA ATURAN TUHAN
Gambar:www.pixabay.com
Mutiara Tauhid Renungan #210
PERINTANG YANG ASIK-ASIK
Mutiara Tauhid Renungan #210
PERINTANG YANG ASIK-ASIK
Kenapa ya orang yang mau beragama itu banyak sekali? Bukankah
agama merintangi perbuatan yang asik2 ( selingkuh, bergunjing, menghujat ) dan
menyuruh melakukan perbuatan2 yang sungguh tak mengasikkan seperti sabar, rendah
hati, pemaaf?
Ada apa gerangan di balik ini?
Saatnya menyadari …, ternyata tanpa terikat pada suatu aturan
Tuhan, manusia hanya bisa mendapatkan kesenangan saja bukannya kebahagiaan.
BAGI PEMBURU KESENANGAN AGAMA PASTILAH TERASANYA SEBAGAI
KEWAJIBAN SEKALIGUS JUGA SEBAGAI PENGGANGGU
Gambar:www.pixabay.com
Mutiara Tauhid Renungan #209
SIAPA AKU SEJATINYA
Mutiara Tauhid Renungan #209
SIAPA AKU SEJATINYA
Ketika Allah mengirimkan gelombang2 masalah, sikap yang benar
itu apakah berterima kasih ataukah ‘ngedumel’ ya …
Nampaknya kedua-duanya benar.
Bagi pemburu kesenangan pantasnya ya memang ngedumel, masa
sih kesenangannya hilang ngga ngedumel
Bagi pemburu kebahagiaan pantasnya berterima kasih, masa sih
ngedumel, bukankah masalah2 yang menimpa itu menempa jiwa menjadi lapang?
KEBERADAAN HIKMAH SELALU DISELIPKAN-NYA DI
DALAM KETIDAKNYAMANAN
Gambar:www.pixabay.com
Mutiara Tauhid Renungan #208
CHEMISTRY SEMPURNA
Mutiara Tauhid Renungan #208
CHEMISTRY SEMPURNA
Alqur’an diciptakan Tuhan sebagai pedoman untuk meraih
kesenangan ataukah untuk meraih kebahagiaan?
Tentulah jawaban kita kompak, yaitu untuk meraih
kebahagiaan!
Bila Alqur’an dimaksudkan oleh pembuatnya sebagai
pedoman hidup untuk meraih kebahagiaan, tentunya kita dapat merasakan “chemistry”
yang paling sempurna terjadi bila Alqur’an digunakan oleh para pemburu
kebahagiaan.
Nah saatnya menyadari …, aku ini sejatinya pemburu
kesenangan ataukah pemburu kebahagiaan?
WALAUPUN MENJADI PEMBURU KESENANGAN TIDAK BERDOSA PASTILAH
AKAN KESULITAN MENJADIKAN ALQUR’AN SEBAGAI PEDOMAN HIDUP, YAITU BAGAIKAN SULITNYA
AIR BERCAMPUR DENGAN MINYAK
Gambar:www.pixabay.com
Mutiara Tauhid Renungan #207
TAAT BUTUH KESUNGGUHAN
Mutiara Tauhid Renungan #207
TAAT BUTUH KESUNGGUHAN
Kita harus taat pada Allah dan Rasul-Nya itu sudah pasti
benar. Tapi apa untungnya?
Tanpa menyadari mengapa harus taat, rasanya tidak mungkin tercipta
kesungguhan. Cukup hanya sebutir kerikil saja sudah mampu memberhentikan langkah.
Saatnya menyadari …, bila kita taat pada Allah dan Rasul-Nya tak
ada yang dapat mencegah kita menikmati kebahagiaan selama mampir di dunia ini dan
juga tak ada yang dapat menghalangi kita menikmati surga di ujung perjalanan nanti.
ALLAH TELAH MENJAMIN BARANGSIAPA YANG TAAT PADA
DIA DAN RASUL-NYA MAKA DI DUNIA PASTI BAHAGIA DAN DI AKHIRAT PASTI DI SURGA
Gambar:www.pixabay.com
Mutiara Tauhid Renungan #206
KERETA KENCANA
Mutiara Tauhid Renungan #206
KERETA KENCANA
Ilmu itu sejatinya hanyalah kendaraan yang dibutuhkan untuk
mewujudkan keinginan kita.
Ya begitulah, ilmu memang tercipta lantaran adanya keinginan.
Bila keinginan kita hanya sederhana saja, kita pun hanya
butuh kendaraan yang sederhana pula.
Tapi bagaimana bila keinginan kita canggih, seperti ingin
Dunia Bahagia Akhirat Surga?
Tentunya yang dibutuhkan bukan kendaraan biasa tapi sebuah
“kereta kencana.”
Kereta Kencana itu namanya bukan Alphard ataupun Rolls Royce,
melainkan ISLAM.
Gambar:www.pixabay.com
Mutiara Tauhid Renungan #205
MELUMPUHKAN NAFSU BURUK
Mutiara Tauhid Renungan #205
MELUMPUHKAN NAFSU BURUK
Bagaimanakah caranya agar nafsu buruk menjadi lumpuh?
Mari kita belajar dari alam.
Ikan hiu yang galak ternyata menjadi lemah bila
media tempat hidupnya yang semula air laut diganti dengan air tawar.
Saatnya menyadari …, untuk membuat nafsu buruk
tak berdaya ubahlah keyakinan lama dengan keyakinan yang Qur’ani.
Coba saja rasakan, bila keyakinan yang semula
“marah manusiawi” dirubah menjadi “marah
akan membuka pintu neraka” niscaya nafsu amarah akan sulit menyeruak ke luar.
SELAMA KEYAKINAN YANG TERTANAM DI DALAM KALBU TIDAK ISLAMI,
MUNCUL-NYA NAFSU BURUK HANYALAH SOAL WAKTU SAJA
Gambar:www.pixabay.com
Mutiara Tauhid Renungan #204
MENGAJAK BUKAN MEMAKSA
Mutiara Tauhid Renungan #204
MENGAJAK BUKAN MEMAKSA
Manakah yang benar :
1.
Marilah
kita mengajak orang ke jalan Tuhan
2.
Marilah
kita memaksa orang ke jalan Tuhan
Pastilah kita semua memilih yang nomor 1 ya …
Tapi kenapa koq dalam pelaksanaannya sering
kali yang nomor 2 ya …
Saatnya menyadari …, bila “tanduk ke luar” saat
berdialog mengenai agama, itulah pertanda kita telah terperangkap ke nomor 2.
Ya, mengajak itu mestinya identik dengan merayu
bukannya identik dengan memaksa!
MEMAKSA TAK MUNGKIN RAHMATAN LIL ‘ALAMIN
Gambar:www.pixabay.com
Mutiara Tauhid Renungan #203
RENDAH HATI
Mutiara Tauhid Renungan #203
RENDAH HATI
Published on
Jumat, Juli 14, 2017
By
permadialibasyah.com
Bila kita bergelut dalam ranah ilmu agama, maka
rendah hati tidak bisa ditawar. Mengapa demikian?
Dalam ranah agama Islam, kebenaran itu seringnyai
tidak satu, tapi banyak. Tidak ada satu pun manusia di kolong jagad ini, kecuali
Rasulullah SAW, yang bisa memahami semuanya.
Saatnya menyadari …, merasa paling benar
sendiri, sebagai kebalikan dari sikap rendah hati, adalah sikap yang “tak tahu
diri.”
ORANG YANG MASUK KE KOLAM RENANG TAPI TAK MAU
BASAH ADALAH ORANG YANG “TAK TAHU DIRI”
Gambar:www.pixabay.com
Mutiara Tauhid Renungan #202
KEBABELASAN
Mutiara Tauhid Renungan #202
KEBABELASAN
Islam identik dengan rahmatan lil ‘alamin.
Maknanya, tak ada satu pun ajarannya yang akan menimbulkan
keresahan.
Tak terkecuali pula dengan ajaran “amar ma’ruf
nahi munkar.”
Tapi mengapa praktek dari ajaran yang satu ini
sering kali berefek keresahan bagi masyarakat?
Saatnya menyadari …, pelaksanaan “amar ma’ruf nahi munkar” tanpa membawa nuansa bagaimana Rasulullah melakukannya, seringkali tergelincir menjadi pemuasan nafsu belaka!
BILA PELAKSANAAN PERINTAH RASUL UNTUK MEREDAM
KEMUNGKARAN MALAHAN MELAHIRKAN KEMUNGKARAN BARU, PASTILAH CARANYA TIDAK ISLAMI
Gambar:www.shutterstock.com
Mutiara Tauhid Renungan #201
APING OR FOLLOWING
Mutiara Tauhid Renungan #201
APING OR FOLLOWING
Muhammad Rasulullah SAW tak disangsikan lagi
adalah satu-satunya suri teladan kita.
Lalu apanya yang diteladani, apakah tampilannya
ataukah kepribadiannya? “Dalamnya” ataukah “luarnya”?
Tidaklah sulit-sulit amat untuk menjawab ini.
Kita sudah tahu bahwa salah satu misi dari Rasulullah
SAW adalah memperbaiki akhlak manusia, sehingga akan terwujudlah dunia yang damai.
Seandainya saja seluruh tampilan lahiriah Rasulullah
SAW diteladani oleh seluruh umat manusia apakah dunia damai? Tak mungkinlah.
Bagaimana bila seluruh “dalamnya” Rasulullah
yang diteladani, apakah dunia akan damai?
Ya iyalah.
Nah, masihkah menganggap yang harus diteladani
dari Rasulullah SAW itu tampilan lahiriahnya?
ORANG YANG PALING RUGI ADALAH ORANG YANG MERASA BENAR PADAHAL KELIRU
…
Gambar:www.pixabay.com
Mutiara Tauhid Renungan #200
MULAI DARI MANA
Mutiara Tauhid Renungan #200
MULAI DARI MANA
Dari manakah kita harus mulai bila ingin bisa meneladani
perilaku Muhammad Rasulullah SAW?
Kata kuncinya, perilaku adalah hanya cerminan dari keyakinan
yang tertanam di kalbu. Bila semua keyakinan kita sama dengan keyakinan Rasulullah
maka tanpa kita maupun perilaku kita otomatis akan sama dengan beliau.
Saatnya menyadari …, kita hanya bisa mengcopy perilaku Rasulullah
SAW bila kita mengcopy keyakinan2 beliau.
PENYEBAB TIDAK BISANYA MENELADANI RASULULLAH SAW BUKANLAH
LANTARAN BELIAU SEORANG NABI, TAPI KARENA BANYAKNYA KEYAKINAN KITA YANG TIDAK
SAMA DENGAN KEYAKINAN BELIAU
Gambar:www.pixabay.com
Mutiara Tauhid Renungan #199
MEMILIH SURI TELADAN
Mutiara Tauhid Renungan #199
MEMILIH SURI TELADAN
Siapakah yang layak kita jadikan sebagai suri teladan : orang
tua, tokoh masyarakat, ulama, ataukah orang bijak?
Pilihan siapa yang akan dijadikan suri teladan sangat tergantung
dari apa tujuan hidup kita.
Bila tujuan hidup kita ingin menjadi orang yang berperilaku
selaras dengan kehendak Tuhan, mereka semua yang disebutkan di atas tidak ada
yang bisa dijadikan sebagai suri teladan.
Lalu siapakah yang pantas dijadikan suri teladan bila ingin
berperilaku hidup yang selaras dengan kehendak-Nya?
Mudah saja, ia haruslah orang yang direkomendasikan oleh DIA
sendiri.
Saatnya menyadari …, satu-satunya manusia yang
direkomendasikan Allah sebagai suri teladan bagaimana berperilaku yang selaras
dengan kehendak-Nya hanyalah Muhammad Rasulullah SAW.
Ya, hanya beliau seoranglah yang paling tahu secara persis apa-apa
saja yang dikehendaki-Nya. Adapun yang lain bisanya hanyalah sekedar menduga
saja.
ORANG YANG TAK MUNGKIN SALAH MEMAHAMI KEHENDAK2
ALLAH HANYALAH MUHAMMAD RASULULLAH SAW
Gambar: //lh3.googleusercontent.com
Mutiara Tauhid Renungan #198
SURI TELADAN
Mutiara Tauhid Renungan #198
SURI TELADAN
Perlukah kita mempunyai seorang suri teladan?
Ops …, jangan terburu-buru mengatakan pastilah perlu.
Bila yang kita inginkan adalah menjadi orang yang banyak
bermanfaat bagi orang lain, tentunya tak perlu. Bukankah tanpa seorang suri
teladan pun kita dapat berbuat banyak kebaikan?
Begitu juga bila yang kita inginkan adalah menjadi orang yang
dekat dengan Tuhan, tentunya tak perlu suri teladan. Bukankah banyak guru yang
dapat mengajarkan kita untuk dapat dekat dengan Tuhan?
Tapi bila yang kita inginkan menjadi orang yang berperilaku
selaras dengan kehendak Sang Maha Kuasa, nah ini mau tidak mau mutlak harus
punya suri teladan. Apa pasal?
Penjelasannya sederhana saja, yaitu karena kita tidak bisa tahu
secara persis apa-apa saja yang dikehendaki olehTuhan!
ORANG YANG TAK MUNGKIN SALAH MEMAHAMI KEHENDAK2
ALLAH HANYALAH MUHAMMAD RASULULLAH SAW
Gambar:www.unsplash.com
Mutiara Tauhid Renungan #197
YANG SEBENARNYA
Mutiara Tauhid Renungan #197
YANG SEBENARNYA
Islam adalah rahmatan lil ‘alamin,
Islam adalah damai,
Islam adalah anti pemaksaan.
Kenyataan di atas tertangkap jelas oleh seorang bijak asal
India, Mahatma Gandhi. Inilah kata
beliau :
“Islam berkembang bukan karena pedang, melainkan karena
akhlak Muhammad.”
KEKERASAN TIDAKLAH MELAHIRKAN PENCERAHAN, TETAPI IA BAKAL MELAHIRKAN
KEKERASAN BARU
Gambar:www.dreamstime.com
Langganan:
Postingan (Atom)
Video Of Day
Total Tayangan Halaman
Entri Populer
-
Kelompok yang mengatas namakan Islam terdiri dari 2 kategori, yaitu Islam orisinal dan Islam palsu. Membedakannya mudah saja. Kalo I...
-
Mengenal jati diri itu sangatlah penting. Semakin mengenal siapakah aku yang sebenarnya, semakin terang mengapa aku ada di dunia dan sema...
-
Dari 208 negara, Indonesia berada di urutan ke140! Inilah hasil survey pada tahun 2010 yang lalu tentang “Negara manakah yang pali...
-
Allah Yang Maha Suci tidak akan mengingkari janji-janjiNya. Salah satu janjiNya : DIA akan menempatkan di surga orang-orang yang taat ...
-
Sesaat lepas shalat maghrib, aku termenung seandainya saat kematianku datang sekarang, apa yang aku sesalkan dengan perbuatan at...
Diberdayakan oleh Blogger.