Mengenai Saya
Mutiara Tauhid Renungan #367
KURANG TEBALKAH?
Mutiara Tauhid Renungan #367
KURANG TEBALKAH?
Mengapa akhlak mulia begitu sulitnya
terbentuk, apakah karena Alqur’an kurang tebal?
Sadari …, akhlak mulia itu muncul dikarenakan
meyakini janji-janji Tuhan.
Setebal apapun janji yang Allah
berikan, tak akan mendatangkan manfaat bila tak diyakini.
AKHLAK MULIA TAK ADA HUBUNGANNYA DENGAN
GEN, TAPI TERGANTUNG SEBERAPA BANYAK JANJI TUHAN YANG TERTANAM DI KALBU
Gambar:http://www.zingwood.com/wp-content/uploads/2018/06/Aplikasi-Alquran-Android-Terbaik-Zaman-Now.png
Mutiara Tauhid Renungan #366
WORTEL, TELUR, KOPI
Mutiara Tauhid Renungan #366
WORTEL, TELUR, KOPI
Ketika kesulitan “merebus” jiwa, apakah
kita akan menjadi seperti wortel yang hilang ketegarannya …
Ataukah seperti telur yang semula
lembut menjadi keras ...
Ataukah seperti bubuk kopi yang menjadi
semakin nikmat …?
Sadari … kita adalah umat Muhammad,
umat yang dibekali dengan ajaran
kehidupan terbaik.
Mestinya kita seperti bubuk kopi,
semakin panas direbusnya malah jadi semakin baik ….
Bukan itu saja, bahkan mampu memberi
aroma sedap bagi lingkungan!
ISLAM AJARAN MUHAMMAD RASULULLAH SAW ITU
IDENTIK DENGAN RAHMATAN LIL’ALAMIN
Gambar:https://deslisumatran.files.wordpress.com/2010/03/wortel-telur-kopi-panci.jpg
Mutiara Tauhid Renungan #365
RODA KEHIDUPAN
Mutiara Tauhid Renungan #365
RODA KEHIDUPAN
Roda kehidupan tidaklah selalu berputar
sesuai dengan keinginan
Rela diatur oleh-Nya akan membuat hidup
selalu indah
“Mengucapkan syahadat namun tak rela
diatur-Nya adalah salah satu bentuk kemunafikan,” begitu kata seorang ahli hikmah.
“SIAPA SAJA YANG TIDAK RELA TERHADAP
KETETAPAN~KU DAN TIDAK BERLAKU SABAR TERHADAP COBAAN~KU, DAN TIDAK BERSYUKUR
TERHADAP NIKMAT-NIKMAT~KU MAKA CARILAH OLEHMU TUHAN SELAIN AKU!” Hadits
Qudsi
Gambar:https://4.bp.blogspot.com
Mutiara Tauhid Renungan #364
PISPOT EMOSI
Mutiara Tauhid Renungan #364
PISPOT EMOSI
Seringkali kita mendengar berita seorang anak menjadi bulan-bulanan orang tuanya.
Berapa banyak orang tua yang
melampiaskan rasa hatinya yang sedang kesal pada anaknya. Bagaikan dewa mabuk,
ia hajar anaknya sampai ampun-ampunan, bahkan ada yang sampai meninggal!
Wahai orang tua sadarlah …, mereka itu
bukanlah anakmu tapi titipan-Nya. JANGANLAH MEREKA ENGKAU JADIKAN PISPOT EMOSIMU!
Memperlakukan buruk titipan-Nya sama
saja artinya dengan menantang perang pada yang menitipkannya.
Udah nekad apa ….
ANAK ITU LEMAH, TAPI BACKINGNYA SANGAT KUAT!
Gambar:https://img.okezone.com
Mutiara Tauhid Renungan #363
BATU LONCATAN
Mutiara Tauhid Renungan #363
BATU LONCATAN
Dunia sejatinya hanyalah BATU LONCATAN untuk
mencapai surga.
Tanpa adanya dunia, manusia pun tak akan pernah bisa merasakan
surga.
Sebagai suatu BATU
LONCATAN tentunya ia harus dikenali dengan baik, karena
salah-salah kaki kita menapak akibatnya bisa gawat yaitu terpeleset nyebur ke
tetangganya surga.
Dunia kandangnya tipuan, hari ini kita dibuatnya tertawa
terpingkal-pingkal besok lusa dibuatnya kita menangis tersedu-sedu
Dunia arena pengujian bagi manusia, siapa yang nanti setelah
kiamat layak untuk bersenang-senang dan siapa pula yang pantas berpedih-pedih
Dunia nilainya bagaikan setetes air di lautan
Dunia haruslah diletakkan di tangan
………………………… mau nambahin? silakan ya
Gambar:http://asset-a.grid.id
Mutiara Tauhid Renungan #362
MUTIARA YANG HILANG
Mutiara Tauhid Renungan #362
MUTIARA YANG HILANG
Tidak ada manusia yang ingin dihujat, semua manusia inginnya
dipuji. Tapi benarkah keinginan seperti itu?
Islam melarang memamerkan amal soleh yang telah kita lakukan
apabila terkandung niat ingin mendapatkan pujian. Sebagai hukumannya pun jelas,
yaitu pahala yang sudah dicatat oleh malaikat Roqib dihapus.
Wah, kalau pahala dianulir lalu bagaimana bisa masuk ke
surga?
Mungkin itulah sebabnya, saking berbahayanya Nabi kita yang
mulia mengingatkan, “RIYA’ ITU
SYIRIK KECIL”
“TAKUTLAH KALIAN PADA PUJIAN, SESUNGGUHNYA PUJIAN ITU SUATU
PENYEMBELIHAN” ( Muhammad Rasulullah
SAW )
Gambar:https://cdn-asset.hipwee.com/wp-content/uploads/2016/09/hipwee-1111-750x422.jpg
Mutiara Tauhid Renungan #361
BISA ULAR
Mutiara Tauhid Renungan #361
BISA ULAR
Siapakah manusia yang tidak butuh harta?
Tidak ada!
Benarkah manfaat harta sebegitu besarnya sehingga demi yang satu ini kadang-kadang
orang tega saling bunuh-bunuhan?
Sebenarnya harta itu bagaikan bisa ular, dapat bermanfaat tapi sekaligus
dapat juga mematikan.
“KEBINASAAN UMATKU ADA DI DALAM DUA HAL, YAITU
MENINGGALKAN ILMU DAN MENGUMPULKAN HARTA,” demikian pernah disampaikan oleh Nabi kita yang mulia 14 abad silam.
Gambar:https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net
Mutiara Tauhid Renungan #360
HASRAT INGIN DIMULIAKAN
Mutiara Tauhid Renungan #360
HASRAT INGIN DIMULIAKAN
Semua manusia punya hasrat ingin dimuliakan, dan juga ingin
diagungkan. Wajarkah?
Sebagai makhluk yang memang mau diuji tentu saja wajar, tapi
bagaimana sebagai makhluk yang lemah?
Inilah jawaban Tuhan :
“KEMULIAAN ITU ADALAH GAUN~KU, DAN KEAGUNGAN ITU ADALAH
JUBAH~KU; BARANGSIAPA YANG MEMAKAI GAUN DAN JUBAH~KU ITU, AKAN KULEMPARKAN IA
KE DALAM API NERAKA!”
Nampaknya kita harus rela mengucapkan selamat tinggal pada
kemuliaan dan selamat tinggal pada keagungan.
Sebagai gantinya kita kedepankan sikap tawadhu, qanaah, dan
waro’
Gambar:https://static.inilah.com/data/berita/foto/2436850.jpg
Mutiara Tauhid Renungan #359
MENGGESER LETAK KEPUASAN
Mutiara Tauhid Renungan #359
MENGGESER LETAK KEPUASAN
Rasa puas muncul setelah kita melakukan suatu action.
Misalnya saja, kita merasa puas setelah melakukan perbuatan
bergunjing.
Ataupun kita merasa puas setelah melakukan perbuatan
melampiaskan nafsu.
Mengapa tidak kita geser saja letak kepuasan ini?
Kita tidak lagi puas setelah bergunjing, tapi kita puas
setelah menang membungkam mulut yang mau bergunjing….
Begitu juga kita puas bukannya setelah melampiaskan emosi,
tetapi setelah berhasil meminggirkan emosi.
Mestinya bisa kan ya …
JAGOAN ITU BUKAN YANG JAGO MARAH, MONYET JUGA BISA
Gambar:http://mediacerita.com
Mutiara Tauhid Renungan #358
KETIKA KEBUTUHAN MENJADI KEWAJIBAN
Mutiara Tauhid Renungan #358
KETIKA KEBUTUHAN MENJADI KEWAJIBAN
Pernahkah makan dirasakan sebagai kewajiban ketimbang
kebutuhan?
Pasti pernah. Ketika sedang sakit, makan pun berubah rasa
jadi kewajiban.
Jiwa manusia butuh ibadah agar memperoleh dunia bahagia
akhirat surga.
Ketika ibadah dirasakan sebagai kewajiban ketimbang kebutuhan,
berhati-hatilah. Pertanda ada yang “sakit” dengan jiwa ini!
MENYADARI ADANYA KEKELIRUAN ITU PENTING!
Gambar:https://3.bp.blogspot.com
Mutiara Tauhid Renungan #357
KENIKMATAN ABSOLUT
Mutiara Tauhid Renungan #357
KENIKMATAN ABSOLUT
Apakah yang paling terasa nikmat di dunia?
Apapun itu, tidak ada seujung kukunya rasa kenikmatan di
surga!
Begitu dahsyatnya kenikmatan surga,
sangat layak untuk diperjuangkan mati-matian sampai menutup
mata
Bagaimanakah caranya untuk mendapatkan surga itu?
Ternyata pendapat para bijak berbeda-beda,
surga itu untuk mereka yang selalu berbuat kebaikan,
surga itu untuk mereka yang paling banyak manfaatnya bagi
manusia lain
surga itu untuk mereka yang dekat dengan-Nya,
surga itu untuk mereka yang paling pasrah menjalani ketetapan-Nya,
surga itu untuk mereka yang ………. dan lain-lain masih banyak
lagi.
Benarkah bila kita ingin tahu bagaimana caranya mendapatkan
surga bertanya pada manusia bijak?
Ah …, mereka itu belum pernah ke sana.
Mengapa tak bertanya pada yang punya surga …?
“SURGA DIBERIKAN KEPADA MEREKA YANG TAAT PADA
ALLAH DAN MUHAMMAD RASULULLAH SAW” (
Alqur’an )
Gambar:https://i1.wp.com
Mutiara Tauhid Renungan #356
KENIKMATAN SEJATI
Mutiara Tauhid Renungan #356
KENIKMATAN SEJATI
Kenikmatan itu jenisnya tidak satu melainkan dua.
Ada kenikmatan yang “di luar” dan ada kenikmatan yang ”di dalam”
Kalbu yang dibiarkan tidak terawat dan tidak pula terasah, ia
hanya dapat menikmati kenikmatan yang di “luar” saja,
yaitu sebatas kenikmatan makan dan minum.
Lho…koq mirip dengan sapi ya…??
SALAH SATU INDIKATOR KALBU YANG SEDANG SEKARAT ADALAH IA
HANYA BISA MERASAKAN KENIKMATAN SEBATAS PADA KENIKMATAN MAKAN DAN MINUM SAJA
Gambar:https://cdn.pixabay.com
Mutiara Tauhid Renungan #355
KEPUASAN SEJATI
Mutiara Tauhid Renungan #355
KEPUASAN SEJATI
Menuruti hawa nafsu mengantarkan pada kepuasan semu yang
selalu berujung pada penyesalan.
Menahan diri dari keinginan hawa nafsu mengantarkan pada
kepuasan sejati yang tak pernah mengenal penyesalan.
Hai jiwa yang tenang ...
Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi
diridhai-Nya.
MENAHAN NAFSU ITU BERAT, TETAPI MENAHAN SIKSAAN NERAKA
JAUUHHH LEBIH BERAT LAGI …
Gambar:https://i2.wp.com/www.aktual.com
Mutiara Tauhid Renungan #354
SEMBILU
Mutiara Tauhid Renungan #354
SEMBILU
Kalbu yang sering digunakan untuk bertafakur tak ubahnya bagaikan sembilu.
Ia tajam untuk menangkap hikmah.
Kalbu yang lalai digunakan untuk bertafakur tak ubahnya bagaikan telur
busuk.
Ia tajam untuk memfitnah, menghujat, ataupun
menabur berita busuk.
BERTAFAKUR SEJENAK LEBIH BAIK DARIPADA IBADAH SATU TAHUN
Gambar:https://indonesia.findwiki.co
Mutiara Tauhid Renungan #353
TAK PERNAH KELIRU
Mutiara Tauhid Renungan #353
TAK PERNAH KELIRU
Published on
Sabtu, Oktober 13, 2018
By
permadialibasyah.com
Mungkinkah dalam menentukan hasil atas ikhtiar manusia Allah
melakukan kekeliruan?
Saatnya menyadari …, Sang Maha Kuasa walaupun mempunyai
kemampuan yang tak terbatas namun DIA
TAK MAMPU BERBUAT KEKELIRUAN!
APA YANG DIBERIKAN-NYA PADA KITA SELALU SESUAI DENGAN YANG
KITA BUTUHKAN, BUKANNYA SESUAI DENGAN APA YANG EGO INGINKAN.
Gambar:https://static.inilah.com/data/berita/foto/2467591.jpg
Mutiara Tauhid Renungan#352
KEINGINAN
Mutiara Tauhid Renungan#352
KEINGINAN
Di alam dunia ini ada dua keinginan, yaitu keinginan ego dan
keinginan Allah. Sepanjang kita berada
di dalam koridor-Nya, yang terjadi selalu keinginan DIA.
Patutkah meronta bila yang kita mau tak terwujud jadi
kenyataan?
Mengapa harus meronta, bukankah DIA tidak kejam?
Bukankah DIA tak mampu sedetik pun memberhentikan kasih
sayang-Nya pada kita?
Bukankah DIA sangat ingin kita ke surga melebihi keinginan
diri kita sendiri?
Sesungguhnyalah, meronta atas ketetapan-Nya bukanlah perilaku
manusia yang berhati dan berakal.
“MAKA NIKMAT TUHAN KAMU MANAKAH YANG KAMU DUSTAKAN?”
Gambar:https://3c1703fe8d.site.internapcdn.net/newman/gfx/news/hires/2014/7-psychologist.jpg
Mutiara Tauhid Renungan #351
KALBU YANG CEMAS
Mutiara Tauhid Renungan #351
KALBU YANG CEMAS
Fakta sudah mengajarkan kita, sesuatu yang tidak digunakan sesuai dengan
tujuan penciptaannya pastilah akhirnya akan rusak.
Bila kalbu rusak, apakah penyebabnya?
Tak diragukan, pastilah dia digunakan bukan untuk keperluan ibadah.
Salah satu bentuk kerusakan hati adalah rasa cemas.
Rasa cemas muncul karena sebelumnya hati digunakan untuk
menerawang hasil, padahal … perkara
hasil sepenuhnya adalah urusan Tuhan.
Dengan begitu menerawang hasil jelaslah bukan termasuk perkara ibadah.
Pantas saja kata ahli hikmah, “KECEMASAN TIDAK PERNAH LAHIR DARI IBADAH, MELAINKAN LANTARAN DARI
MEMIKIRKAN HASIL.”
Gambar:https://s3-ap-southeast-1.amazonaws.com
Mutiara Tauhid Renungan #350
KETIKA KUASANYA DIABAIKAN
Mutiara Tauhid Renungan #350
KETIKA KUASANYA DIABAIKAN
Bila kita sakit maka kita pun bergegas ke dokter.
Mengapa?
Apakah supaya sembuh …,
ataukah semata-mata melakukan ibadah yang bernama ikhtiar?
Bila kita sadar kesembuhan sepenuhnya ada di tangan Allah bukannya di tangan
dokter, niscaya akan terasa kesembuhan itu hanyalah merupakan dampak saja
sedangkan tujuan utamanya adalah ibadah.
“KETIKA DAMPAK DIJADIKAN TUJUAN, KETIKA ITU KUASA ALLAH
DIABAIKAN,” begitu kata ahli hikmah.
Gambar:https://static.inilah.com/data/berita/foto/2267762.jpg
Mutiara Tauhid Renungan Kalbu #349
KETIKA KALBU DITUNGGANGI EGO
Mutiara Tauhid Renungan Kalbu #349
KETIKA KALBU DITUNGGANGI EGO
Saat bekerja karena dorongan ingin kaya, bukan karena dorongan ibadah ...
Saat memberi karena dorongan kasihan, bukan karena
dorongan kesadaran menunaikan perintah-Nya ….
Saat ke dokter karena dorongan ingin sembuh, bukannya semata-mata lantaran ibadah ...
Hati-hati ..., karena pada saat itu kalbu sedang ditunggangi ego!
INNA SHOLATI, WANUSUKI, WAMAHYAYA, WAMAMATI, LILLAHI
RABBIL ‘ALAMIN ...
Gambar :https://image.freepik.com/icones-gratis/cavalo-com-jockey-silhueta-negra_318-49270.jpg
Mutiara Tauhid Renungan #348
KALBU YANG MATI
Mutiara Tauhid Renungan #348
KALBU YANG MATI
Peredam segala perilaku tercela adalah ingat akan kematian diri.
Bagaimana bila setelah ingat kematian perbuatan tercela masih tetap lanjut?
Solusinya hanya satu, yaitu berdoa.
Bermohonlah kepada-Nya agar DIA mengganti dengan kalbu
yang baru, karena kalbu yang saat ini digunakan kemungkinan besar sudah mati!
Gambar:http://3.bp.blogspot.com
Mutiara Tauhid Renungan #347
REM
Mutiara Tauhid Renungan #347
REM
Mutiara Tauhid Renungan #346
DI SANA DIANJURKAN DI SINI TABU
Mutiara Tauhid Renungan #346
DI SANA DIANJURKAN DI SINI TABU
Nabi kita yang mulia, Muhammad Rasulullah SAW, memberikan
petunjuk kepada kita, “Manusia yang paling cerdik ialah yang terbanyak
mengingat kematian, serta yang terbanyak persiapannya untuk menghadapi kematian
itu. Mereka itulah yang benar-benar cerdik, dan mereka akan pergi ke alam baka
dengan membawa kemuliaan dunia serta kemuliaan akhirat”
Kenapa ya kalau di tanah air kita jangankan mengingat-ngingat
kematian, ngomong soal kematian saja oleh sebagian orang Islam justru dianggap
tabu …
“BARANGSIAPA TELAH MERASAKAN INGAT KEMATIAN, MAKA ALLAH AKAN
MENJADIKAN IA SENANG MENCARI PAHALA DAN BENCI TERHADAP DOSA” ( Abu Hamzah Al-Khurasani )
Gambar: http://anaktelkom.com/wp-content/uploads/2016/05/Bingung.jpg
Mutiara Tauhid Renungan #345
MENYADARI SIKAP HIDUP
Mutiara Tauhid Renungan #345
MENYADARI SIKAP HIDUP
Jalan kehidupan tidaklah selalu lurus, tapi berbelok-belok.
Pernahkah kita kebingungan belokan mana yang harus kita ambil
ketika menjumpai persimpangan tiga ataupun persimpangan empat?
Begitulah, tanpa menyadari “BAGAIMANA SEHARUSNYA SIKAP HIDUP” pasti kita sering dibingungkan ketika menjumpai
“persimpangan kehidupan.”
SIKAP HIDUP YANG BENAR ADALAH YANG SELARAS DENGAN
KEHENDAK~NYA
Gambar :http://3h.ca/wp-content/uploads/2013/12/Overcoming-Challenges_The-Real-Iron-Man1.jpg
Mutiara Tauhid Renungan #344
GALAU
Mutiara Tauhid Renungan #344
GALAU
Bila suatu ketika hati diserang
rasa galau apa sebab?
Tak usahlah berpayah-payah menduga, hal ini pastilah
lantaran berserah dirinya sedang mengendur.
Gambar :https://www.hidayatullah.com/files/bfi_thumb/Sedih1-317wfwetde57df1c8y05xc.jpg
Langganan:
Postingan (Atom)
Video Of Day
Total Tayangan Halaman
Entri Populer
-
Kelompok yang mengatas namakan Islam terdiri dari 2 kategori, yaitu Islam orisinal dan Islam palsu. Membedakannya mudah saja. Kalo I...
-
Mengenal jati diri itu sangatlah penting. Semakin mengenal siapakah aku yang sebenarnya, semakin terang mengapa aku ada di dunia dan sema...
-
Dari 208 negara, Indonesia berada di urutan ke140! Inilah hasil survey pada tahun 2010 yang lalu tentang “Negara manakah yang pali...
-
Allah Yang Maha Suci tidak akan mengingkari janji-janjiNya. Salah satu janjiNya : DIA akan menempatkan di surga orang-orang yang taat ...
-
Sesaat lepas shalat maghrib, aku termenung seandainya saat kematianku datang sekarang, apa yang aku sesalkan dengan perbuatan at...
Diberdayakan oleh Blogger.