Mengenai Saya
Mutiara Tauhid Renungan #304
SATU SAJA
Mutiara Tauhid Renungan #304
SATU SAJA
Semua manusia menginginkan kembali ke tempat
asalnya semula yaitu surga. Untuk ini ia
harus mendaki jalan berliku ribuan bahkan bisa jutaan tahun lamanya.
Dan apakah akhirnya ia akan sampai di tujuan atau tidak, ditentukan oleh satu hal saja yaitu
kesediaannya taat mengikuti kehendak2 Sang Pencipta.
Semoga kita tak berhenti bertafakur, karena
sungguh tak terbayangkan apa jadinya bila setelah menjalani perjalanan yang
begitu panjang ribuan atau jutaan tahun, boro-boro nyampe di tujuan ...
Ah, mendekatinya pun sama sekali tidak.
Gambar: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiTuuhEacaXTrxSBV2s_-nwiJNDc7LwdlenKK5-pUO40Hl6XhU46DItNgsUCYOxa0QBW1R2RLiii9HXEEvciIB_RlbCkrNEaQxhunfgcJ3L4nyPHftgindyTm03j0vtONY2odkxwui6V0cw/s1600/telunjuk+2.jpg
Mutiara Tauhid Renungan #303
PILKADA
Mutiara Tauhid Renungan #303
PILKADA
Salah satu asesoris dunia adalah jabatan. Tak heran bila yang
dapat membuat menjadi “orang penting” ini diperebutkan.
Tapi, benarkah seharusnya kita berlomba-lomba menjadi orang
penting?
Yang jelas mah kata kang Ebet, “MEMANG BAIK MENJADI ORANG PENTING, TAPI YANG
JAUH LEBIH PENTING LAGI ADALAH MENJADI ORANG BAIK”
Gambar:http://rmol.co/images/berita/normal/2017/11/927005_02581429112017_kampanye_ilustrasi.jpg
Mutiara Tauhid Renungan #302
AWAL DARI KEHIDUPAN
Mutiara Tauhid Renungan #302
AWAL DARI KEHIDUPAN
ALAM KUBUR BUKANLAH ALAM
KEMATIAN.
Alam kubur adalah awal dari “benar2 hidup.” Bila dulu taat pada Allah dan Rasul-Nya, niscaya awal kehidupan yang sebenarnya
ini akan diisi dengan bersyukur
tanpa henti karena diberi kesempatan tinggal di dunia.
Sebaliknya, bila dulu “mabuk dunia” maka akan menyesal tanpa henti mengapa pernah mampir ke dunia.
Sekaranglah saatnya untuk memilih ...
Gambar: http://www.salamdakwah.com
Mutiara Tauhid Renungan #301
PENGANTIN
Mutiara Tauhid Renungan #301
PENGANTIN
Mutiara Tauhid Renungan #300
GAWAT
Mutiara Tauhid Renungan #300
GAWAT
Di awal kedatangan ke dunia, pada saat lahir, warna jiwa kita
putih bersih.
Perjalanan waktu merubah warna jiwa ini.
Bila hari demi hari perilaku kita selaras dengan kehendak-Nya, warna jiwa tidak hanya putih bersih tapi juga mengkilat. Namun bila sebaliknya, warna jiwa bisa berubah jadi abu-abu bahkan hitam!
Wah, bila kita pulang dengan warna yang tidak beda dengan
saat kita datang aja udah salah, bagaimana kalo hitam ya … APA NGGA GAWAT?
Gambar : http://cdn.teenink.com/artwork/Jan11/originals/f127953_1296363921.jpg
Mutiara Tauhid Renungan #299
BERAT JIWA
Mutiara Tauhid Renungan #299
BERAT JIWA
Salah seorang sahabat agung Rasulullah SAW,
yaitu Umar bin Khatab, pernah mengingatkan kita, “HITUNGLAH DIRIMU SEBELUM DIHITUNG, DAN TIMBANGLAH DIRIMU
SEBELUM DITIMBANG”
Berat badan kita boleh jadi sekarang ini sudah ideal,
tapi apakah “berat jiwa” juga sudah ideal?
Bila belum, mau nunggu apa lagi …??
AKU ADALAH JIWA
AKULAH YANG AKAN DITIMBANG ITU …
Gambar :http://www.syaarar.com
Mutiara Tauhid Renungan #298
PALING PASTI
Mutiara Tauhid Renungan #298
PALING PASTI
Semua manusia pada akhirnya menjadi tua, dan mati.
Menabung untuk kehidupan hari tua dan menabung untuk
kehidupan setelah kematian tentunya menjadi suatu keharusan.
Mana yang harus diprioritaskan?
Yang pasti, menabung untuk hari tua BELUM PASTI aku yang bakalan menikmatinya,
sedangkan menabung untuk alam kubur PASTI aku yang akan menikmatinya.
Gambar :https://i2.wp.com/gayahidupbaru.com
Mutiara Tauhid Renungan #297
TERBALIK
Mutiara Tauhid Renungan #297
TERBALIK
Normalkah bila memburu rezeki dijadikan nomor
satu, sementara memburu amal soleh dijadikan nomor dua?
Normalkah untuk sesuatu yang sudah dijamin pasti akan aku
dapatkan ia aku kejar mati-matian, sementara yang tak dijamin akan aku dapatkan
ia aku kejar sekenanya?
Allah sudah menjamin rezekiku, bagaimana dengan surga : sudah
dijamin-Nya kah aku kelak akan tinggal di sana?
Gambar :www.pixabay.com
Mutiara Tauhid Renungan #296
TAMPIL MENAWAN
Mutiara Tauhid Renungan #296
TAMPIL MENAWAN
Manusia memiliki jiwa dan raga.
Di antara keduanya manakah yang seharusnya dibuat menawan :
jiwa ataukah raga?
Bila aku katakan jiwa, apakah
jawaban yang kuberikan itu sudah sesuai dengan kenyataannya?
Bila belum, bagaimana jadinya bila dalam keadaan jiwa yang
kumel mendadak aku dipanggil-Nya ... ?
Akan beranikah aku menatap-Nya?
Akankah DIA mengajak aku ke surga-Nya?
Lalu kemanakah aku akan pergi, bukankah dunia tempat asalku sudah hancur?
Oh Tuhan, jangankan untuk tinggal di neraka,
MENYEBUT NAMA ITU SAJA SUDAH MEMBUAT AKU TERKAPAR PERIH …
Gambar:www.pixabay.com
Langganan:
Postingan (Atom)
Video Of Day
Total Tayangan Halaman
Entri Populer
-
Kelompok yang mengatas namakan Islam terdiri dari 2 kategori, yaitu Islam orisinal dan Islam palsu. Membedakannya mudah saja. Kalo I...
-
Mengenal jati diri itu sangatlah penting. Semakin mengenal siapakah aku yang sebenarnya, semakin terang mengapa aku ada di dunia dan sema...
-
Dari 208 negara, Indonesia berada di urutan ke140! Inilah hasil survey pada tahun 2010 yang lalu tentang “Negara manakah yang pali...
-
Allah Yang Maha Suci tidak akan mengingkari janji-janjiNya. Salah satu janjiNya : DIA akan menempatkan di surga orang-orang yang taat ...
-
Sesaat lepas shalat maghrib, aku termenung seandainya saat kematianku datang sekarang, apa yang aku sesalkan dengan perbuatan at...
Diberdayakan oleh Blogger.