Kita butuh keyakinan, karena kemampuan kalbu seperti sabar,
pasrah, ikhlas, bersyukur dan lainnya itu terbentuk melalui interaksi antar
keyakinan2.
Mengambil keyakinan tidak boleh keliru, ibarat orang bikin
kue pakailah telur ayam jangan telur cicak.
Selama orang masih mengambil keyakinan salah, seperti
misalnya sabar ada batasnya atau marah itu manusiawi, tak mungkinlah akan dapat
terbentuk kemampuan sabar.
KEYAKINAN
ITU HARUS MURNI, YAITU SELARAS DENGAN ALQURAN DAN SUNNAH RASUL. Di luar itu adalah KW !
Gambar :www.kompasiana.com