Selama manusia belum mampu merasakan di balik kesenangan
terselip ujian-Nya, boro2 ia bisa lurus, perilakunya malahan cenderung melaju
ke arah nekad.
Salah satu dari sekian kenekadan itu misalnya saja ia mengakui
bahwa harta itu adalah ujian. Tapi mengapa dia nekad meletakkannya di hati?
Bukankah bila harta ditaruh di hati ia akan dapat menggantikan posisi Allah?
“HARTA HARUS
DILETAKKAN DI TANGAN,” begitu kata seorang ahli hikmah.
Gambar :https://amaryllis.pna.web.id/wp-content/uploads/2018/03/cinta-harta-722x445.jpg