Mengapa kita galau?
Pastilah karena ada masalah yang
mengusik kalbu!
Begitulah karakteristik kalbu, bila dia
merasa kedatangan masalah maka tanpa dapat dicegah dia langsung mengkerut
menjadi galau.
Namun bila dia merasa segala yang
dialaminya wajar (apalagi bila menguntungkan), dia tak pernah mengkerut alias rasa
galau tak pernah bisa singgah.
Jadi untuk terbebas dari rasa galau mudah
saja,
yaitu jangan biarkan kalbu merasa adanya
perlakuan tak wajar menimpanya.
Memangnya bisa?
Ketika akal, kalbu, dan Alqur’an
melebur dalam tafakur, maka segala kejadian pahit yang dialami akan selalu terasa
wajar ( bahkan seringkali menguntungkan! )
DENGAN BERTAFAKUR, MASALAH AKAN MENJADI
TAK MASALAH
Gambar:https://maulidamulyarahmawati.files.wordpress.com/2011/03/merenung.jpg