Mengapa kita galau?
Pastilah karena ada masalah yang
mengusik kalbu!
Begitulah karakteristik kalbu, bila dia
merasa kedatangan masalah maka tanpa dapat dicegah dia langsung mengkerut
menjadi galau.
Namun bila dia merasa segala yang
dialaminya wajar (apalagi bila menguntungkan), dia tak pernah mengkerut alias rasa
galau tak pernah bisa singgah.
Jadi untuk terbebas dari rasa galau mudah
saja,
yaitu jangan biarkan kalbu merasa adanya
perlakuan tak wajar menimpanya.
Memangnya bisa?
Ketika akal, kalbu, dan Alqur’an
melebur dalam tafakur, maka segala kejadian pahit yang dialami akan selalu terasa
wajar ( bahkan seringkali menguntungkan! )
DENGAN BERTAFAKUR, MASALAH AKAN MENJADI
TAK MASALAH
Gambar:https://maulidamulyarahmawati.files.wordpress.com/2011/03/merenung.jpg
betul sekali, masalah nggak masalah selama memandangnya dengan Rasa kalbu yang kinclong, memandang dengan akal pastilah minta untung rugi, memandang dengan Aku Jiwa seharusnya masalah itu enggak ada, semua karena Rasa Cinta Alloh supaya jiwa ini selamat dalam melangkah dengan RasaNYA, menghayati sifat sifat Alloh memang luar biasa hebat karena sifat RASA Alloh konsisten dan Terpecaya, itulah indahnya sifat Alloh kalau mempunyai kesadaran yang sangat hebat, tentunya diikuti dengan ketaatan yang disertai akhlak yang mulia, jadi dalam olah rasa kalbu itu sebenarnya simple kalau mau mikir, kalau udah mau mikir dengan benar akhirnya BAHAGIA itu sederhana, enggak perlu rumit rumit kok, rumit galau karena enggak menggunakan ajaran Rasa dari Alloh ( agama islam, pedoman Rasa), pakai Rasa Alloh baru tepat, pake rasa yang lain babak belur ....
BalasHapus