Mengapa harus ada siang, mengapa tidak
malam saja terus menerus?
Mengapa pula harus ada malam, mengapa
tidak siang saja terus menerus?
Apapun analisanya, akhirnya akan
bermuara pada kenyataan bahwa manusia memang butuh siang dan malam bergantian.
Begitu juga apapun analisanya, manusia
memang butuh nyaman dan tidak nyaman layaknya butuh siang dan malam.
Saatnya menyadari …, tak ada alasan
untuk tak bersyukur atas ketidaknyamanan.
BILA JIWA TAK DITEMPA DENGAN
KETIDAK-NYAMANAN, MANALAH MUNGKIN TERCIPTA JIWA YANG INDAH
Gambar:https://www.wowmenariknya.com/wp-content/uploads/2018/01/siang-dan-malam.jpg
Kita sering kali tak sadar saat melakukan penyimpangan dari keinginan Allah. Oleh karena itu, ketidaknyamanan yg Allah beri, menjadi sebuah kasih sayang dari Allah utk menghapus dosa2 yg sdh kita lakukan. Keminiman kesadaran ,membuat kita merasa kesalahan yg kita lakukan bukanlah kesalahan, pak.Makanya sy merasa, jika Allah memberi ketidaknyamanan,itulah bentuk kasih sayang Allah yg ingin menghapuskan dosa2 yg tak kita sadari.Dengan bertafakur, kita menjadi introspeksi adakah kesalahan yg kita lakukan..sehingga ketidaknyamanan hadir dlm hidup kita .Bisa jadi kita sdh merasa on the track, padahal kenyataannya belum. Hati yg msh byk bintik hitam, akan sulit merasakan kesalahan di awal ia melakukan atau mungkin sdh terasa, tp egonya msh lbh berkuasa. Namun dgn bertafakur,ia akan bisa menemukan kesalahan dirinya ketika ketidaknyamanan menyapa.Di kesempatan yg sama,selain Allah ingin memberi hikmah, Allah juga menghapus dosa2nya.
BalasHapusMohon tanggapannya ya, pak..apakah renungannya sdh benar atau msh keliru. Salam DBAS🙏